Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan kekuatan signifikan dengan kembali menguat ke level 7.800-an dalam dua hari terakhir. Pemulihan ini terjadi setelah pasar sempat mengalami tekanan mendalam pada Senin (1/9), menyusul gelombang demonstrasi yang berujung pada kericuhan dan perusakan di berbagai wilayah pada pekan sebelumnya.
Menurut Ekonom dan Praktisi Pasar Modal, Hans Kwee, pemulihan IHSG ini didorong oleh dua pilar utama. Pertama, sentimen positif yang berasal dari membaiknya kondisi ekonomi global. Kedua, kepercayaan investor yang tetap kokoh terhadap fundamental dan kinerja emiten-emiten di pasar saham Indonesia, yang tercermin dari kecepatan IHSG kembali bangkit.
Hans Kwee juga menggarisbawahi peran krusial para regulator, khususnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bersama Bursa Efek Indonesia (BEI), OJK telah sigap mengambil langkah-langkah antisipatif untuk menjaga stabilitas pasar modal, termasuk penyesuaian aturan trading halt dan penyediaan mekanisme buyback tanpa melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). “Ini merupakan upaya konkret untuk menjaga ketenangan pasar,” ujar Hans, seraya mengapresiasi respons cepat dan tepat tersebut dalam menjaga stabilitas.
IHSG Naik 1,08% pada Rabu (3/9), Bagaimana Prediksi dan Rekomendasi Saham Hari Ini?
Keyakinan terhadap ekonomi Indonesia diperkuat oleh fundamental yang solid. Menurut Hans, pengawasan dan pengaturan oleh OJK yang sangat baik, ditambah koordinasi erat dengan Kementerian Perekonomian, berhasil menenangkan pelaku pasar. Lebih lanjut, peran pemerintah dan aparat keamanan juga signifikan dalam meredakan ketegangan. Pasca pidato Presiden dan langkah tanggap TNI dalam mengendalikan aksi massa, pasar modal pun berangsur membaik. Secara makro, ekonomi Indonesia dinilai masih dalam kondisi prima, didukung oleh indikator Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur yang kembali melampaui angka 50, mengindikasikan sinyal positif perbaikan ekonomi.
Penguatan Masih Rapuh, Lonjakan IHSG Hanya Disokong Emiten Market Cap Jumbo
Di kancah global, sentimen pasar turut dipengaruhi oleh dinamika di Amerika Serikat, seperti intervensi Presiden AS Donald Trump terhadap The Fed dan keputusan pengadilan terkait tarif impor. Menariknya, meskipun Indonesia sempat menjadi pusat perhatian akibat gejolak politik, khususnya dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lain seperti Thailand, Hans Kwee meyakini bahwa investor asing tetap melihat potensi besar pada pasar saham Indonesia. “Banyak investor percaya bahwa saham-saham emerging market memiliki peluang pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan negara maju. Dampak demo diperkirakan hanya bersifat sementara,” tegasnya, menyoroti daya tarik jangka panjang ekonomi Indonesia.
Melihat ke depan, Hans Kwee memproyeksikan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada dalam rentang 7.800 hingga 8.100. Ia berpendapat bahwa potensi penurunan saat ini sudah sangat terbatas, didukung oleh valuasi saham Indonesia yang masih relatif murah dan sinyal positif pemulihan kondisi ekonomi. Untuk menjaga momentum ini, Hans berharap agar setiap penyampaian aspirasi masyarakat dapat selalu dilakukan secara kondusif dan damai, demi keberlanjutan stabilitas perekonomian nasional.