KLBF Turun Kasta! Peluang Beli Saham Kalbe Farma? Cek Analis

Ifonti.com JAKARTA. Kinerja PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dinilai tetap tangguh di tengah berbagai sentimen negatif yang membayangi pasar.

Kabar terbaru menyebutkan, KLBF mengalami perubahan dalam susunan indeks MSCI Indonesia edisi November 2025.

Sebelumnya, KLBF merupakan bagian dari indeks MSCI Indonesia Global Standard. Namun, dalam penyesuaian (rebalancing) periode November 2025, posisinya bergeser ke MSCI Indonesia Small Cap.

Data dari RTI menunjukkan bahwa saham KLBF telah mengalami penurunan sebesar 6,84% dalam sebulan terakhir. Sejak awal tahun, saham perusahaan farmasi ini terkoreksi 9,93% secara year to date (YTD).

Prospek IPO Abadi Lestari (RLCO), Begini Kata Analis

Menariknya, penurunan saham Kalbe ini berbanding terbalik dengan kinerja keuangannya. Hingga September 2025, KLBF berhasil mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,63 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 10,63% secara tahunan (YoY) dibandingkan dengan laba setahun sebelumnya yang sebesar Rp 2,37 triliun.

Tidak hanya laba, penjualan KLBF juga mengalami pertumbuhan sebesar 7,21% YoY, dari Rp 24,23 triliun menjadi Rp 25,98 triliun pada kuartal III 2025.

Head External & Stakeholders Relation PT Kalbe Farma Tbk, Hari Nugroho, menyatakan bahwa meskipun terjadi perubahan ke MSCI Indonesia Small-Cap Index, Kalbe tetap fokus pada penguatan fundamental perusahaan.

Pertumbuhan pendapatan dan laba bersih perusahaan, lanjutnya, sejalan dengan target yang telah ditetapkan untuk tahun 2025. Perseroan berkomitmen untuk memberikan Total Shareholder Return yang optimal, didukung oleh kinerja fundamental yang solid dan kebijakan dividen yang menarik.

“Arus kas operasional yang sehat memungkinkan peningkatan rasio kebijakan dividen menjadi 50%-60% terhadap laba bersih, selain itu kami tetap melakukan investasi untuk pertumbuhan di masa depan,” ungkapnya kepada Kontan, Kamis (27/11/2025).

Indika Energy (INDY) Aktif Perkuat Bisnis Kendaraan Listrik

Abida Massi Armand, Analis Fundamental BRI Danareksa Sekuritas, menjelaskan bahwa pertumbuhan pendapatan KLBF pada kuartal III 2025 didorong oleh pemulihan yang luas, terutama dari segmen resep (prescription) yang tumbuh 11% YoY, segmen kesehatan konsumen (consumer health) naik 9,4% YoY, dan segmen distribusi & pengemasan yang meningkat 10,3% YoY.

Menurutnya, segmen-segmen ini akan menjadi kontributor utama pemulihan kinerja Kalbe hingga akhir tahun 2025.

“Sementara margin tertekan dari BPJS dan biaya pemasaran masih dalam kendali manajemen,” tambahnya kepada Kontan, Kamis (27/11/2025).

Analis Phintraco Sekuritas, Muhamad Heru Mustofa, menyoroti bahwa pendapatan Kalbe hingga September 2025 telah mencapai 74% dari target yang ditetapkan oleh Phintraco Sekuritas untuk tahun ini.

“Ke depan, kinerja pendapatan KLBF yang solid berpotensi berlanjut seiring dengan faktor konsumsi musiman di akhir tahun,” jelasnya dalam riset Phintraco Sekuritas.

Prospek dan Rekomendasi

Hari Nugroho menambahkan bahwa Kalbe saat ini sedang dalam proses budgeting untuk menetapkan target dan belanja modal (capital expenditure/capex) untuk tahun 2026.

Target-target tersebut akan diumumkan kepada publik setelah proses budgeting selesai. Secara historis, capex dianggarkan maksimal sebesar Rp 1 triliun.

“Kalbe tetap akan berinvestasi untuk pertumbuhan jangka panjang dan ketahanan kesehatan nasional melalui inovasi dan kolaborasi,” tegasnya.

Abida Massi Armand berpendapat bahwa kinerja KLBF di tahun 2026 masih menjanjikan, didukung oleh segmen pharma (prescription) yang defensif dan segmen consumer health.

Kedua segmen ini akan tetap menjadi andalan kinerja perusahaan karena permintaan yang cenderung stabil serta didorong oleh populasi yang menua (aging population). Selain itu, kontribusi dari segmen distribusi juga tetap signifikan.

Proyeksi IHSG Akhir 2025, Mungkinkah Tembus Level 9.000?

“Ini juga sejalan dengan pandangan sektoral bahwa segmen pharma akan mencatat pertumbuhan pendapatan 4–7% YoY didorong kebijakan likuiditas dan tren kesehatan berkelanjutan,” paparnya.

Sentimen positif untuk kinerja KLBF juga berasal dari potensi perbaikan margin perusahaan seiring dengan stabilisasi mix segments dan efisiensi.

Sementara itu, risiko negatif yang perlu diwaspadai adalah volatilitas nilai tukar rupiah dan potensi kenaikan operational expenditure (opex) yang dapat membatasi ekspansi profit.

Menurut Abida, saham KBLF saat ini diperdagangkan dengan price to earning ratio (PER) proyeksi tahun 2025/2026 di level 16,8x/15,8x. Level ini masih jauh di bawah rata-rata historis, sehingga valuasi saham KLBF dinilai relatif menarik.

Namun, turunnya KLBF ke MSCI Small Cap menjadi katalis negatif jangka pendek bagi harga saham. “Perpindahan KLBF ke MSCI Small Cap dapat memicu arus keluar dana asing, sehingga menahan kinerja saham meskipun fundamental tetap defensif,” jelasnya.

Abida merekomendasikan untuk membeli saham KLBF dengan target harga Rp 1.710 per saham.

Senada dengan itu, Heru Mustofa juga merekomendasikan beli untuk saham KLBF dengan target harga Rp 1.640 per saham.

Ringkasan

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mengalami perubahan dalam indeks MSCI Indonesia, bergeser dari Global Standard ke Small Cap. Meski demikian, kinerja keuangan KLBF tetap positif dengan laba bersih dan penjualan yang meningkat hingga kuartal III 2025. Perusahaan tetap fokus pada penguatan fundamental dan menargetkan pertumbuhan pendapatan serta laba bersih sesuai target tahun 2025.

Analis menilai kinerja KLBF masih menjanjikan di tahun 2026, didukung oleh segmen farmasi dan consumer health yang stabil. Rekomendasi beli saham KLBF diberikan oleh beberapa analis dengan target harga yang berbeda, meskipun perpindahan ke MSCI Small Cap berpotensi memicu arus keluar dana asing dalam jangka pendek.