Masuk MSCI, Saham BREN dan BRMS Justru Terkoreksi pada Sesi I Kamis (6/11)

JAKARTA, KONTAN.CO.ID. Dunia investasi di Indonesia kembali diwarnai dinamika signifikan seiring pengumuman resmi hasil tinjauan berkala (index review) oleh Morgan Stanley Capital International (MSCI) untuk periode November 2025. Pengumuman yang disampaikan pada Kamis (6/11/2025) ini akan membawa sejumlah perubahan penting dalam indeks global MSCI, dengan implementasi efektif setelah penutupan perdagangan pada 24 November 2025, dan mulai berlaku penuh pada 25 November 2025.

Sorotan utama dari rebalancing MSCI kali ini adalah masuknya dua emiten Indonesia yang menjanjikan ke dalam MSCI Global Standard Index. Keduanya adalah PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), yang berhasil menembus indeks prestisius ini. Masuknya BRMS dan BREN menandai pergeseran signifikan, menggantikan posisi dua raksasa sebelumnya, yakni PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Khusus untuk BRMS, keberhasilan ini terasa lebih istimewa karena emiten tersebut berhasil ‘naik kelas’ dari MSCI Indonesia Small Cap Index.

Namun, euforia atas pencapaian ini tampaknya tidak sejalan dengan pergerakan harga saham di pasar. Pasca-pengumuman, kedua saham yang baru masuk indeks tersebut justru menunjukkan reaksi yang kurang menguntungkan. Hingga penutupan perdagangan sesi I pada Kamis (6/11), saham BREN tercatat terkoreksi 1,54% menjadi Rp 9.600 per saham, sementara BRMS mengalami penurunan yang lebih dalam, anjlok 4,41% ke posisi Rp 975 per saham. Fenomena ini seringkali menjadi dinamika menarik yang terjadi dalam pasar saham.

Di sisi lain dari koin rebalancing ini, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) harus menerima kenyataan untuk ‘turun level’ ke MSCI Indonesia Small Cap Index. KLBF tidak sendiri, karena enam emiten lainnya juga bergabung dalam daftar ini. Mereka adalah PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG). Selain itu, beberapa nama besar dari Grup MNC juga turut masuk ke indeks kapitalisasi kecil ini, meliputi PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN), PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI), serta PT Timah Tbk (TINS).

Sementara itu, pergerakan dalam MSCI Indonesia Small Cap Index juga mencatat keluarnya dua emiten. PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) dan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) harus rela tergusur dari indeks ini, menandai berakhirnya periode mereka dalam daftar tersebut.

Dinamika pasar modal yang dipicu oleh tinjauan berkala MSCI ini tentu akan terus berlanjut. MSCI dijadwalkan akan kembali melakukan evaluasi berikutnya pada 10 Februari 2026, dengan hasil yang diharapkan akan berlaku efektif mulai 2 Maret 2026. Para investor diharapkan untuk terus memantau pergerakan ini guna mengambil keputusan investasi yang tepat.