Melonjak 41%, Charoen Pokhpand (CPIN) Raup Laba Rp 3,36 Triliun per September 2025

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) sukses menunjukkan kinerja keuangan yang cemerlang sepanjang periode Januari hingga September 2025. Perusahaan pakan ternak dan olahan ayam terkemuka ini berhasil mencatatkan peningkatan profitabilitas yang signifikan, didorong oleh efisiensi operasional yang solid.

Berdasarkan laporan keuangan yang berakhir pada 30 September 2025, CPIN membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 3,36 triliun. Angka ini merupakan lonjakan tajam sebesar 41% secara tahunan (Year-on-Year/YoY) dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024, di mana laba bersih hanya mencapai Rp 2,38 triliun. Pencapaian ini menunjukkan resiliensi dan kemampuan perusahaan dalam mengelola kinerja keuangan di tengah dinamika pasar.

Peningkatan laba bersih CPIN ini sejalan dengan pertumbuhan pada sisi top line, meskipun kenaikan penjualan bersih tercatat tipis. Total penjualan bersih CPIN naik 1,78% YoY menjadi Rp 50,60 triliun, sedikit lebih tinggi dari Rp 49,72 triliun yang dibukukan pada akhir September 2024. Kontribusi terbesar penjualan berasal dari segmen ayam pedaging sebesar Rp 24,92 triliun, diikuti oleh pakan Rp 14,43 triliun, ayam olahan Rp 8,03 triliun, anak ayam usia sehari (DOC) Rp 2,23 triliun, dan segmen lain-lain Rp 976 miliar.

Waskita Karya (WSKT) Catat Nilai Kontrak Baru Rp 5,6 Triliun per Oktober 2025

Kendati pertumbuhan penjualan hanya moderat, meroketnya profitabilitas CPIN terutama ditopang oleh strategi perusahaan dalam menekan beban. Efisiensi biaya menjadi kunci utama kesuksesan ini, di mana beban pokok penjualan berhasil ditekan 0,48% YoY menjadi Rp 42,53 triliun. Angka ini lebih rendah dibandingkan beban pokok penjualan sebesar Rp 42,74 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Efisiensi tersebut berdampak langsung pada pengerekkan laba bruto CPIN, yang melonjak 15,7% YoY. Dari Rp 6,97 triliun di sembilan bulan pertama 2024, laba bruto kini mencapai Rp 8,07 triliun pada sembilan bulan pertama 2025. Tidak hanya itu, laba usaha CPIN juga menunjukkan performa yang sangat kuat, meningkat 35,8% menjadi Rp 4,96 triliun, jauh di atas Rp 3,65 triliun pada periode sebelumnya.

Selain upaya efisiensi operasional, pertumbuhan laba CPIN juga didukung oleh penyusutan beban keuangan. Tercatat, beban keuangan perusahaan turun signifikan 21,8% menjadi Rp 430,17 miliar, dari sebelumnya Rp 550,37 miliar. Faktor lain yang turut berkontribusi adalah perubahan positif dari laba selisih kurs yang kini mencatatkan hasil positif sebesar Rp 47,62 miliar, setelah pada periode sebelumnya mengalami kerugian Rp 72 miliar. Penghasilan keuangan juga melonjak drastis dari Rp 24,42 miliar menjadi Rp 87,4 miliar.

  CPIN Chart by TradingView  

Berkat kombinasi optimalisasi beban dan peningkatan pendapatan lainnya, laba sebelum pajak penghasilan CPIN melesat tinggi 52,7% YoY menjadi Rp 4,66 triliun. Seiring dengan kenaikan laba bersih, laba per saham dasar CPIN yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga ikut terkerek, mencapai Rp 205 per saham dari sebelumnya Rp 146 per saham.

Pada sisi neraca, CPIN melaporkan total aset sebesar Rp 43,71 triliun per September 2025, menunjukkan peningkatan dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 42,79 triliun. Adapun total liabilitas perusahaan tercatat Rp 11,81 triliun, sementara ekuitas CPIN mencapai Rp 31,9 triliun. Posisi kas perusahaan juga semakin kuat, dengan total saldo kas dan setara kas akhir periode tercatat Rp 4,18 triliun per kuartal III-2025, naik dari Rp 3,3 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kinerja keuangan yang solid ini menegaskan posisi CPIN sebagai pemain kunci dalam industri pengolahan makanan dan pakan ternak di Indonesia.