Ifonti.com JAKARTA – Gelombang penguatan pada saham PT Mitra International Resources Tbk (MIRA) terus bergulir tanpa henti. Pada penutupan perdagangan Rabu (27/8), MIRA kembali mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 8,77%, membawa harga sahamnya bertengger di level Rp 68 per saham. Kinerja impresif ini menandakan momentum positif yang solid bagi emiten di bidang jasa transportasi darat tersebut.
Dalam rentang waktu satu minggu terakhir, harga saham MIRA telah melonjak drastis hingga 40,91%. Bahkan, jika ditarik dalam periode yang lebih panjang, performa saham MIRA jauh lebih mencengangkan dengan kenaikan mencapai 588,89%. Lonjakan fantastis ini tentu menarik perhatian banyak investor yang mencari peluang di pasar modal.
Pengamat Pasar Modal dan Founder Republik Investor, Hendra Wardana, menyoroti pergerakan agresif saham MIRA. Menurutnya, lonjakan harga ini didorong oleh berkembangnya sentimen positif di pasar terkait potensi aksi korporasi MIRA. Spekulasi mengenai kemungkinan akuisisi oleh pihak strategis menjadi magnet utama yang memicu minat investor.
Meskipun manajemen MIRA belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait rumor akuisisi, Hendra mengamati bahwa dinamika pasar secara jelas menunjukkan peningkatan minat investor terhadap prospek jangka panjang perseroan. Ini mencerminkan kepercayaan pasar akan adanya katalis positif yang kuat di masa depan.
Hendra menambahkan, dengan gejolak pasar yang sedang berlangsung, saham MIRA menawarkan peluang spekulatif yang menarik, terutama bagi investor dengan profil risiko agresif. Namun, bagi investor yang berorientasi jangka panjang, arah kebijakan korporasi pasca-rumor akuisisi dan kejelasan strategi perusahaan akan menjadi faktor krusial dalam menilai keberlanjutan tren positif MIRA. Kehati-hatian dalam mengambil keputusan investasi tetap diperlukan.
Dalam rekam jejak kepemilikan saham, nama Mohamad Jusuf Hamka pernah menorehkan jejak signifikan. Per 20 Juni 2025, Jusuf Hamka tercatat memiliki 764,12 saham MIRA, setara dengan 19,29% dari total saham. Namun, saat ini nama pengusaha tersebut sudah tidak lagi terlihat dalam daftar pemegang saham di atas 5%.
Berdasarkan data RTI per 31 Juli 2025, struktur kepemilikan saham MIRA menunjukkan beberapa nama besar. Irene Thesman saat ini menjadi salah satu pemegang saham utama dengan kepemilikan 662,54 juta saham, atau setara dengan 16,72%. Diikuti oleh PT Intikencana Pranajati yang mengempit 462,10 juta saham atau 11,67%, serta Mitra Murni Expressindo dengan kepemilikan sekitar 229,49 juta saham yang setara 5,796%. Sisa kepemilikan saham MIRA tersebar di tangan publik.
Ringkasan
Saham PT Mitra International Resources Tbk (MIRA) terus mengalami kenaikan signifikan, terakhir mencatat kenaikan 8,77% menjadi Rp 68 per saham. Dalam seminggu terakhir, harga saham MIRA melonjak 40,91% dan bahkan 588,89% dalam periode yang lebih panjang. Lonjakan ini dipicu oleh sentimen positif terkait potensi aksi korporasi, khususnya spekulasi mengenai akuisisi oleh pihak strategis.
Analis Pasar Modal menyoroti bahwa minat investor meningkat karena kepercayaan akan adanya katalis positif di masa depan, meskipun manajemen MIRA belum mengonfirmasi rumor akuisisi. Investor dengan profil risiko agresif melihat peluang spekulatif menarik, sementara investor jangka panjang perlu mempertimbangkan arah kebijakan korporasi pasca-rumor akuisisi. Struktur kepemilikan saham MIRA saat ini didominasi oleh Irene Thesman, PT Intikencana Pranajati, dan Mitra Murni Expressindo.