
Ifonti.com JAKARTA. PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) membukukan kinerja solid pada kuartal III-2025.
Meski secara kumulatif sepanjang tahun berjalan masih tertahan akibat pendapatan yang melemah, kinerja kuartalan ISAT menunjukkan pemulihan yang signifikan.
Prospek ke depan juga dinilai positif, ditopang tren kenaikan pendapatan rata-rata per pengguna (average revenue per user/ARPU), efisiensi biaya, serta potensi monetisasi aset fiber optik.
IHSG Konsolidasi Usai Cetak Rekor, Cermati Rekomendasi Saham untuk Jumat (28/11)
Pendapatan dan Laba Membaik
Pada kuartal III-2025, ISAT mencatat pendapatan Rp 14,1 triliun, tumbuh 3,9% secara kuartalan (QoQ) dan naik 1,6% secara tahunan (YoY).
Pertumbuhan tersebut disokong peningkatan kinerja segmen seluler dan data.
Laba bersih kuartal III-2025 ikut melonjak 22,5% QoQ menjadi Rp 1,25 triliun.
Managing Director Research dan Digital Production Samuel Sekuritas Indonesia Harry Su mengatakan, perbaikan kinerja ISAT terutama didorong kenaikan ARPU menjadi Rp 40.000 serta konsumsi data pelanggan yang naik menjadi 15 GB per bulan.
Saham Rekomendasi BRIDS untuk Jumat (28/11): Cermati BRPT, IMPC, CBDK
Pertumbuhan Data dan Pasar yang Lebih Rasional
Menurut Analis Fundamental BRI Danareksa Sekuritas, Abida Massi Armand, pendapatan data ISAT tumbuh 4,5% QoQ pada kuartal III-2025, seiring traffic yang solid dan kondisi pasar yang semakin rasional pasca konsolidasi industri serta prospek konsumsi domestik yang membaik.
ISAT juga berhasil menahan tekanan yield yang relatif stabil dan mempertahankan disiplin harga yang turut mendorong pemulihan bisnis seluler.
Cek Saham Net Buy Terbesar Asing Saat IHSG Terkoreksi, Kamis (27/11), Ada CUAN & ASII
ISAT Chart by TradingView
Monetisasi Fiber Optik Jadi Katalis
Kabar rencana penjualan aset fiber optik ISAT kembali mencuri perhatian pelaku pasar.
Perusahaan disebut-sebut tengah mempertimbangkan menjual sebagian saham minoritas di bisnis fiber optik dengan nilai lebih dari US$ 1 miliar.
Abida menilai aksi korporasi tersebut dapat meningkatkan fleksibilitas neraca, menekan kebutuhan belanja modal (capex), serta memungkinkan perseroan fokus meningkatkan kualitas layanan dan pertumbuhan bisnis mobile serta AI.
“Monetisasi ini dapat memperbaiki struktur aset dan mendukung profitabilitas melalui model bisnis yang lebih efisien,” kata Abida kepada Kontan, Kamis (27/11/2025).
Sejalan dengan itu, Harry juga menuturkan bahwa penjualan aset fiber optik dapat menyehatkan struktur permodalan dan memberi ruang bagi ISAT untuk menggenjot bisnis serveco sekaligus meningkatkan return on invested capital (ROIC).
Rights Issue PANI Hingga CSIS Terjegal Restu OJK, Begini Dampaknya
Prospek ISAT 2025–2026
Harry memproyeksikan kinerja ISAT akan semakin membaik pada akhir 2025 dan berlanjut hingga 2026.
Bisnis non-seluler seperti layanan terkait AI, GPU-as-a-Service (GPUaaS), dan segmen B2B diperkirakan menjadi motor pertumbuhan baru. Meski demikian, risiko perang harga masih perlu dicermati.
Abida menambahkan, pada 2026 ISAT diproyeksikan mencatat kinerja lebih kuat karena kontribusi penuh dari pendapatan AI yang berkontrak multi-tahun (GPUaaS).
Meski prospektif, ada sejumlah sentimen yang perlu diperhatikan seperti rasionalitas kompetisi di pasar seluler, pola traffic musiman, konsumsi domestik, dan tren peningkatan permintaan layanan digital dan data.
Simak Potensi Kenaikan Kinerja Konstituen BUMN20 Menjelang Tahun 2026
Rekomendasi Saham
Dengan mempertimbangkan katalis pertumbuhan dan potensi monetisasi aset, Abida merekomendasikan beli saham ISAT dengan target harga Rp 2.600 per saham.
Sementara itu, Harry dari Samuel Sekuritas juga merekomendasikan beli dengan target harga Rp 2.700 per saham.