Naik 700% sejak IPO, saham CDIA Prajogo Pangestu masih punya potensi penguatan

Ifonti.com , JAKARTA – Harga saham PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) telah melonjak lebih dari 700% sejak melantai di Bursa Efek Indonesia pada 9 Juli 2025. Sejalan dengan itu, BCA Sekuritas turut memberikan pandangan positif terhadap prospek pertumbuhan emiten milik Prajogo Pangestu ini.

Dalam risetnya yang dipublikasikan 23 Desember 2025, Research Analyst BCA Sekuritas Muhammad Fariz memproyeksikan pertumbuhan yang signifikan terhadap CDIA pada tahun-tahun mendatang. Pendapatan CDIA bahkan diprediksi tembus hingga US$523 juta pada 2029.

Menurutnya, CDIA tengah berupaya melakukan diversifikasi pendapatan untuk memperkuat arus kas dalam beberapa tahun ke depan. Pasalnya, saat ini hampir sebagian besar pendapatan CDIA masih ditopang oleh sektor energi.

: Rapor Kinclong Saham IPO 2025, dari RATU, CDIA, hingga EMAS

Melansir laporan keuangan per kuartal III/2025, pendapatan CDIA paling besar berasal dari penjualan daya listrik dan jasa kelistrikan lainnya yang menyentuh US$68,23 juta, naik 13,85% YoY. Bisnis listrik CDIA menyumbang 65,09% terhadap total pendapatan perseroan.

Posisi kedua kontributor terbesar untuk pendapatan CDIA ialah jasa sewa kapal yang menyumbang US$24,67 juta, naik tinggi dari hanya US$1,84 juta pada 9 bulan pertama 2024. Selain kedua segmen itu, CDIA juga meraup pendapatan dari penjualan bahan bakar, dan sewa tangki dan dermaga. Kedua segmen ini masing-masing menyumbang US$7,72 juta dan US$4,19 juta.

: : CDIA Ekspansi Kapasitas Tangki Bitumen, Pendapatan Berpotensi Makin Tebal

“Dalam 3–5 tahun ke depan, CDIA menargetkan komposisi pendapatan yang lebih seimbang, dengan 47% energi, 40% pelabuhan & penyimpanan, dan 13% logistik,” kata Fariz dalam risetnya, dikutip Jumat (26/12/2025).

Diversifikasi pendapatan ini juga bakal dipercepat melalui monetisasi aset dalam ekosistem Grup Chandra Asri, sekaligus melakukan ekspansi pelanggan ke pihak ketiga nantinya. Menurutnya, strategi ini akan memberikan portofolio yang seimbang bagi CDIA antara aset pertumbuhan dan aset defensif.

: : Genjot Ekspansi Sektor Pelabuhan, CDIA Bangun Tangki Bitumen 12.000 m³

Sejalan dengan rencana menyeimbangkan komposisi pendapatan, analis memprediksi pendapatan CDIA bakal bertumbuh setiap tahunnya. Pada 2026, CDIA diprediksi mengantongi pendapatan senilai US$401 juta, berlanjut menjadi US$510 juta pada 2027, dan US$519 juta pada 2028.

Begitu juga dengan proyeksi laba bersih perseroan yang diramal mampu mencapai US$79 juta pada 2026, US$109 juta pada 2027, US$123 juta pada 2028, dan US$129 juta pada 2029.

Katalis Penopang Saham CDIA

Pasalnya, BCA Sekuritas menilai CDIA memiliki sejumlah katalis yang mampu meningkatkan kinerja perseroan secara signifikan. Dari sisi lokasi operasional, CDIA dinilai dapat melayani lebih dari 1.800 pelanggan. Terlebih, operasional CDIA di kawasan industri Cilegon telah dilengkapi infrastruktur energi, air, pelabuhan & penyimpanan, hingga logistik yang memadai.

Belum lagi, keterkaitan perseroan dengan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) dan PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) sebagai holding dinilai mampu memberikan daya tarik terhadap perseroan.

“Aliansi strategis dengan pelaku nasional maupun global, seperti Salim Group dan Krakatau Steel, memperkokoh fondasi bagi pertumbuhan jangka panjang CDI,” katanya.

Di lantai BEI, saham CDIA kini telah dibanderol seharga Rp1.650 per saham. Namun, berdasarkan pendekatan discounted cash flow, BCA Sekuritas menilai harga wajar saham CDIA adalah Rp2.340 per saham. Artinya, peluang penguatan CDIA ke harga wajarnya sebesar 41,81%.

“Sementara itu, dengan metode dividend discount model, yang mengasumsikan dividend payout sekitar 40%, nilai wajar CDIA tercatat Rp2.215 per lembar,” katanya.

_______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.