OJK Bersiap Naikkan Free Float Saham Jadi 10 Persen

Jakarta, IDN Times – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah bersiap untuk mengambil langkah strategis dalam rangka memperdalam pasar modal Indonesia, yaitu dengan meningkatkan batas free float atau jumlah saham yang dapat diperdagangkan oleh publik. Saat ini, batas free float saham di Indonesia ditetapkan sebesar 7,5 persen. OJK menargetkan kenaikan secara bertahap, dimulai dengan target awal mencapai 10 persen dalam waktu dekat.

Kepala Eksekutif Pasar Modal, Derivatif Keuangan, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menjelaskan bahwa inisiatif peningkatan free float saham ini merupakan bagian krusial dari upaya berkelanjutan untuk pendalaman pasar modal. Oleh karena itu, OJK bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) secara intensif terus melakukan kajian mendalam terkait rencana kenaikan batas free float saham tersebut.

“Ini sudah menjadi kajian kami yang sangat serius dan mudah-mudahan bisa diterapkan dalam waktu dekat ya,” ungkap Inarno kepada awak media, dikutip Minggu (14/11/2025).

1. Batas free float saham di Indonesia masih di bawah ASEAN

Inarno lebih lanjut menjelaskan bahwa batas free float saham di pasar modal Indonesia yang saat ini berada di angka 7,5 persen, masih jauh di bawah rata-rata regional Asia Tenggara (ASEAN). Kondisi ini mendorong urgensi untuk melakukan peningkatan secara signifikan, dengan OJK menargetkan untuk bisa mencapai batas free float saham hingga 25 persen dalam jangka panjang.

“Mungkin target kami memang 25 persen. Tapi, gak mungkin langsung ke 25 persen karena konsekuensinya itu cukup banyak. Jadi kami secara bertahap itu akan naikkan mungkin dalam waktu dekat itu ke 10 persen ya,” papar Inarno. Ia menambahkan, pihaknya akan mengupayakan agar setidaknya perusahaan yang melakukan IPO ke depannya harus memenuhi minimal 10 persen free float, kemudian meningkat ke 15 persen, dan pada akhirnya mengarah kepada target 25 persen.

Daftar Saham Tercuan Pekan Ini: UANG Melesat Nyaris 178 Persen2. BEI siap naikkan batas free float saham

Senada dengan OJK, Direktur Utama BEI, Iman Rachman, mengemukakan bahwa pihaknya juga memang berencana untuk menaikkan batas free float saham. Iman memberikan bocoran bahwa penambahan persentase tidak akan dilakukan secara drastis, melainkan bertahap. Iman juga menekankan perubahan mendasar dalam perhitungan, di mana dasar untuk IPO yang semula berdasarkan ekuitas, kini akan diubah berdasarkan kapitalisasi pasar atau market cap.

Menurut Iman, kapitalisasi pasar dinilai lebih akurat dalam mencerminkan kondisi riil suatu perusahaan saat ini, dibandingkan hanya mengacu pada ekuitas.

3. BEI bakal minta perusahaan yang IPO untuk penuhi persyaratan free float 10 persen

Selain itu, Iman juga menegaskan komitmen BEI untuk meminta perusahaan yang akan melakukan Penawaran Umum Perdana (IPO) agar memenuhi persyaratan free float sebesar 10 persen. Kondisi saat ini menunjukkan bahwa masih ada sekitar 30 perusahaan yang belum memenuhi batas free float sebesar 7,5 persen yang berlaku.

Iman turut menggarisbawahi pentingnya mendorong perusahaan-perusahaan blue chip yang telah lama melantai di bursa untuk juga meningkatkan free float-nya. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan likuiditas pasar, tetapi juga krusial untuk menarik investasi asing ke pasar modal Indonesia. “PR kami adalah bagaimana perusahaan yang darling dulu, misalnya bank-bank seperti CIMB yang free float-nya masih rendah, lebih tinggi, karena kalau terlalu rendah, asing tidak bisa masuk juga,” pungkasnya.

IHSG Kepleset Tutup Pekan, 5 Saham Ini Malah Serok Cuan