Jakarta, IDN Times – Raksasa otomotif listrik, Tesla, baru saja mencetak sejarah korporasi dunia. CEO-nya, Elon Musk, berhasil mengantongi persetujuan pemegang saham untuk paket kompensasi yang diyakini sebagai yang terbesar sepanjang masa. Keputusan monumental ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang berlangsung di markas besar Tesla di Austin, Texas, pada Kamis (6/11/2025).
Paket gaji fantastis senilai hampir 1 triliun dolar Amerika Serikat, atau setara dengan Rp16,6 kuadriliun, memperoleh dukungan mayoritas dengan lebih dari 75 persen suara. Ini bukan sekadar angka, melainkan penanda era baru bagi masa depan Tesla dalam teknologi otomotif mutakhir, serta ambisi Musk yang lebih luas di bidang pengembangan robotika berbasis kecerdasan buatan.
Suasana di RUPST Tesla di Austin begitu hidup dan penuh antusiasme, terutama saat pengumuman hasil voting. Sebanyak lebih dari tiga perempat pemegang saham yang hadir memberikan restu mereka pada proposal paket kompensasi Elon Musk, yang telah diajukan oleh dewan direksi sejak September 2025. “Saya ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pemegang saham yang telah memberikan suaranya. Saya benar-benar menghargainya,” ujar Musk di atas panggung, sebagaimana dilansir CNBC, sesaat setelah hasil voting dibacakan.
Menariknya, persetujuan ini didapatkan meskipun sejumlah konsultan independen ternama, seperti Glass Lewis dan ISS, sebelumnya merekomendasikan pemegang saham untuk menolak proposal tersebut. Namun, suara mayoritas tetap menunjukkan dukungan penuh terhadap visi dan kepemimpinan Musk. Transparansi proses pengambilan keputusan juga terlihat jelas karena pengumuman formal disampaikan langsung dalam rapat umum yang turut disiarkan ke publik.
Selain paket kompensasi CEO, rapat strategis ini juga membahas usulan penting lainnya, yakni agar Tesla dapat berinvestasi di xAI, perusahaan kecerdasan buatan milik Musk yang didirikan pada Maret 2023. Brandon Ehrhart, penasihat hukum Tesla, dengan tegas menyatakan bahwa mayoritas suara juga mendukung berbagai proposal strategis lain yang diajukan, menegaskan kepercayaan pemegang saham pada arah pengembangan perusahaan.
Struktur paket kompensasi Elon Musk yang disetujui memang unik dan menantang. Musk tidak akan menerima gaji pokok atau bonus tahunan. Sebaliknya, ia akan mendapatkan 12 tahapan pemberian saham yang sangat besar, yang baru akan cair jika Tesla berhasil memenuhi serangkaian target keuangan dan operasional ambisius secara bertahap dalam kurun waktu hingga sepuluh tahun ke depan.
Target-target tersebut mencakup peningkatan valuasi pasar Tesla secara drastis, mulai dari nilai saat ini 1,54 triliun dolar AS (sekitar Rp25,7 kuadriliun), bertahap hingga mencapai 2 triliun dolar AS (Rp33,3 kuadriliun), dan terus meningkat hingga puncaknya 8,5 triliun dolar AS (Rp141,9 kuadriliun) dalam satu dekade. Di sisi operasional, Musk dituntut untuk mendorong Tesla mencapai penjualan 20 juta kendaraan listrik per tahun, meluncurkan 1 juta robotaxi, serta memproduksi 1 juta robot humanoid sebagai bagian dari visi masa depan perusahaan yang revolusioner.
Segera setelah hasil voting diumumkan secara resmi di Austin, Elon Musk melangkah ke atas panggung dengan ekspresi kegembiraan yang jelas, disambut hangat oleh tepuk tangan hadirin. Momen ini semakin meriah dengan kemunculan robot humanoid Optimus buatan Tesla di panggung, menggambarkan fokus perusahaan pada inovasi. “Apa yang akan kita lakukan bukan sekadar babak baru, tapi sebuah buku baru dalam sejarah Tesla,” seru Musk dalam pidato singkatnya di hadapan para hadirin, seperti dilansir India Today.
Puncak kegembiraan terjadi saat Musk secara spontan menari bersama robot-robot Optimus. Aksi unik dan penuh simbolisme ini disambut antusias oleh para peserta rapat dan menjadi representasi kuat dukungan perusahaan terhadap pengembangan teknologi masa depan yang ambisius, khususnya di bidang robotika dan kecerdasan buatan yang menjadi inti dari visi jangka panjang Elon Musk untuk Tesla.