Ifonti.com JAKARTA – PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) menghadapi tantangan serius pada kuartal III-2025, membukukan penurunan kinerja keuangan yang signifikan. Pelemahan ini utamanya disebabkan oleh merosotnya penjualan ekspor, segmen yang selama ini menjadi penopang utama pendapatan perseroan sepanjang periode Januari hingga September 2025.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis pada Kamis, 23 Oktober 2025, total penjualan MARK tercatat menyusut 14,81% secara tahunan (YoY). Angka ini turun dari sebelumnya Rp 698,11 miliar pada periode yang sama tahun lalu, menjadi Rp 594,67 miliar hingga akhir kuartal ketiga tahun ini.
Anjloknya kinerja penjualan ini tak lain karena melemahnya kontribusi dari pasar internasional. Penjualan ekspor MARK tercatat mengalami penurunan tajam sebesar 23,22%, mencapai Rp 447,53 miliar. Di sisi lain, penjualan lokal justru menunjukkan performa yang cukup menggembirakan dengan pertumbuhan 27,7%, mencapai Rp 147,14 miliar, meskipun belum mampu menutupi defisit dari pasar ekspor.
Seiring dengan menurunnya pendapatan, beban pokok penjualan MARK juga berhasil ditekan. Perseroan mencatatkan penurunan sebesar 13,95%, dari Rp 340,78 miliar menjadi Rp 293,23 miliar. Langkah efisiensi ini merupakan respons terhadap tekanan penjualan yang terjadi.
Meskipun demikian, penurunan penjualan yang lebih besar dibandingkan penurunan beban pokok penjualan menyebabkan laba bruto perusahaan ikut terpangkas. Laba bruto menyusut 15,64% menjadi Rp 301,44 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Di tengah tantangan ini, manajemen MARK Dynamics Indonesia berhasil menunjukkan kemampuannya dalam mengelola operasional dengan memangkas sejumlah beban usaha. Beban umum dan administrasi turun drastis 31,31% menjadi Rp 41,05 miliar. Selain itu, beban penjualan dan pemasaran juga menyusut signifikan, dari Rp 12,46 miliar menjadi Rp 7,16 miliar, mencerminkan upaya perusahaan dalam mengoptimalkan pengeluaran.
Hingga akhir September lalu, meski diwarnai tantangan, MARK berhasil membukukan laba neto yang diatribusikan kepada pemilik perusahaan atau laba bersih sebesar Rp 204,12 miliar. Angka ini memang lebih rendah 7,69% jika dibandingkan dengan Rp 221,13 miliar yang tercatat pada periode yang sama tahun sebelumnya, namun tetap menunjukkan profitabilitas di tengah kondisi pasar yang tidak menentu.