Pemegang bitcoin terbesar ubah strategi: Apa artinya bagi pasar?

Ifonti.com  Strategy, perusahaan pemegang Bitcoin korporasi terbesar di dunia, memperlambat agresivitas akumulasi BTC sepanjang 2025.

Analis CryptoQuant menilai langkah ini sebagai sinyal bahwa perusahaan tengah bersiap menghadapi fase bear market yang lebih panjang.

Dalam laporan Rabu (3/12/2025), CryptoQuant menyebut pembelian Bitcoin bulanan Strategy merosot drastis, dari 134.000 BTC pada puncak 2024 menjadi hanya 9.100 BTC pada November 2025, dan baru 135 BTC pada awal Desember.

Mayora Indah (MYOR) Tawarkan Obligasi Rp 827,54 Miliar, Cek Penggunaan Dananya

“Dengan buffer 24 bulan, pesan utamanya jelas: mereka sedang bersiap menghadapi bear market,” tulis laporan tersebut dikutip dari Cointelegraph Kamis (4/12/2025).

Meski demikian, Strategy masih melakukan pembelian besar pada 17 November, yaitu 8.178 BTC senilai sekitar US$835,5 juta, sehingga total kepemilikannya naik menjadi 649.870 BTC, bernilai sekitar US$58,7 miliar saat ini.

Tekanan pasar kripto dan strategi defensif

Penurunan harga kripto dan pelemahan minat investor terhadap perusahaan treasury berbasis kripto membuat Strategy berada di bawah sorotan.

CEO Strategy, Phong Le, bahkan membuka kemungkinan menjual sebagian BTC untuk menutup biaya utang, namun hanya jika harga saham Strategy jatuh di bawah nilai aset bersih (NAV) atau perusahaan kehilangan akses pendanaan.

Pefindo Beri Peringkat idAAA(cg) Obligasi POLI Rp500 Miliar

Strategy juga membangun posisi defensif dengan cadangan kas US$1,4 miliar untuk membayar dividen dan biaya utang.

Dana ini memberikan runway 12 bulan dan akan ditingkatkan hingga mencukupi buffer 24 bulan sesuai rencana perusahaan.

Upaya masuk indeks terhambat

Ambisi Strategy untuk masuk indeks saham utama juga menghadapi hambatan baru.

MSCI mengusulkan aturan yang akan melarang perusahaan dengan lebih dari 50% aset neraca berbentuk kripto untuk masuk daftar eligibilitas indeks mulai Januari.

Harga Emas Antam Hari Ini, Kamis (4/12) Turun Rp 6.000 jadi Rp 2.406.000 per gram

Jika diberlakukan, perusahaan seperti Strategy akan kehilangan potensi aliran dana pasif dari investor indeks.

Michael Saylor, salah satu pendiri Strategy, mengatakan perusahaan kini berdialog dengan MSCI terkait kebijakan tersebut.