Ifonti.com JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tampil perkasa, melonjak 173,32 poin atau setara 2,19% untuk mengakhiri perdagangan Senin (20/10/2025) di level 8.088,97. Namun, euforia penguatan signifikan ini diperkirakan akan menghadapi batasan pada perdagangan Selasa (21/10/2025).
Menurut Herditya Wicaksana, Head of Research Retail MNC Sekuritas, reli IHSG tersebut selaras dengan tren penguatan bursa global dan Asia, serta didukung oleh apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Lebih lanjut, Herditya menjelaskan, “Penguatan IHSG kami perkirakan merupakan rebound akibat tekanan jual yang dialami pada beberapa waktu lalu, dan juga didorong oleh penguatan dari sektor finansial dan energi.”
Secara terpisah, pandangan optimis juga datang dari Hendra Wardana, pengamat pasar modal sekaligus founder Republik Investor. Ia menerangkan bahwa kenaikan indeks ini menjadi sinyal kuat, menandai bahwa IHSG berpotensi besar memasuki fase reli baru setelah sempat mengalami koreksi dalam beberapa pekan terakhir.
Penguatan IHSG pada hari itu didominasi oleh sektor perbankan yang melesat 3,38%. Saham-saham big caps yang menjadi motor penggerak utama pasar meliputi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang naik 5,14%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menguat 6,32%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) melesat 6,17%, serta PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang tumbuh 5%.
Katalis utama di balik performa cemerlang sektor perbankan merupakan kombinasi dari faktor makroekonomi dan fundamental korporasi. Dari sisi makro, ekspektasi penurunan suku bunga global pada tahun depan memicu optimisme investor terhadap prospek pertumbuhan kredit dan potensi perbaikan margin perbankan domestik.
Sementara itu, dari ranah korporasi, kabar positif datang dari BBCA yang mengumumkan rencana buyback saham. Aksi korporasi ini akan dilakukan senilai maksimal Rp 5 triliun dengan harga maksimum Rp 9.200 per saham, bertujuan untuk menjaga stabilitas harga saham di tengah dinamika pasar.
Dukungan lain untuk BBCA datang dari kinerja keuangan yang solid. Berdasarkan laporan keuangan per September 2025, laba bersih konsolidasian BBCA tercatat sebesar Rp 43,39 triliun, meningkat 5,65% year-on-year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 41,07 triliun. Peningkatan ini menegaskan ketahanan fundamental BBCA di tengah kondisi pasar yang fluktuatif.
Tidak mengherankan, saham BBCA menjadi incaran utama investor asing dengan akumulasi pembelian mencapai Rp894 miliar pada perdagangan hari itu. Sebaliknya, saham-saham perbankan besar lainnya seperti BMRI, BBNI, dan BBRI justru mencatatkan net sell, masing-masing senilai Rp 239 miliar, Rp 66 miliar, dan Rp 30 miliar.
Rekomendasi saham
Menatap perdagangan Selasa (21/10/2025), Herditya memperkirakan penguatan IHSG cenderung terbatas. Ia memproyeksikan pergerakan IHSG akan diwarnai euforia dari rebound dan antisipasi rilis laporan keuangan emiten-emiten perbankan, dengan level support di 8.064 dan resistance di 8.131.
Di sisi lain, analisis teknikal Hendra menunjukkan prospek yang lebih bullish. Ia melihat IHSG berpeluang melanjutkan penguatan untuk menguji area resistance di 8.148, bahkan berpotensi menembus level psikologis 8.200. Jika momentum positif ini terus berlanjut, tidak menutup kemungkinan IHSG akan mencapai level all-time high (ATH) baru di kisaran 8.300.
Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham, Selasa (21/10), Jelang Pengumuman BI Rate
Secara spesifik, Hendra memprediksi saham BBCA berpotensi menuju target harga Rp 8.100, dengan potensi lanjutan ke Rp 8.600. BMRI berpeluang menguji target harga terdekat di Rp 4.450 dan target harga lanjutan di Rp 4.750. Sementara itu, BBNI diperkirakan akan menuju Rp 4.150 hingga Rp 4.290, dan BBRI berpotensi mengarah ke Rp 3.980.
Momentum penguatan yang kuat pada sektor perbankan ini juga diperkirakan akan menular dan memberikan sentimen positif pada sektor-sektor lain yang sensitif terhadap penurunan suku bunga, seperti properti, otomotif, dan konsumer siklikal.
Herditya sendiri turut membagikan rekomendasi saham yang layak dicermati oleh investor. Beberapa pilihannya meliputi CDIA dengan target harga Rp 1.915-Rp 2.020, MIDI dengan target harga Rp 454-Rp 460, serta BBCA pada level target Rp 8.100-Rp 8.300.