Pilah-pilih Saham Properti Kala PPN DTP Diperpanjang, SMRA hingga BSDE Layak Koleksi

Ifonti.com , JAKARTA — Pergerakan saham sektor properti di pasar modal saat ini terpantau belum sepenuhnya menangkap gelombang optimisme dari rencana perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP). Padahal, kebijakan krusial ini merupakan sinyal fiskal yang kuat dari pemerintah untuk mendukung pemulihan dan pertumbuhan industri hunian.

Pemerintah, melalui Kementerian Keuangan, telah menegaskan komitmennya untuk memperpanjang periode insentif PPN DTP di sektor perumahan hingga tahun 2027. Aturan pelaksana yang lebih rinci terkait rencana strategis ini nantinya akan tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK).

Analis Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan, menggarisbawahi bahwa perpanjangan insentif ini berpotensi signifikan memperkuat kinerja prapenjualan atau marketing sales serta penjualan unit residensial dari berbagai emiten properti. Kondisi ini juga dinilai mampu memacu peningkatan pendapatan dan arus kas, terutama bagi para pengembang yang memiliki kapabilitas mumpuni dalam mengeksekusi proyek-proyeknya dengan baik.

“Perpanjangan insentif PPN DTP ini adalah manifestasi sinyal fiskal yang kuat bahwa pemerintah konsisten ingin terus menopang sektor properti melalui keringanan beban pajak pembelian hunian,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (21/10/2025).

Kendati demikian, Ekky menyoroti bahwa sentimen positif yang begitu prospektif ini belum sepenuhnya tercermin atau priced in dalam pergerakan harga saham sektor properti di Bursa Efek Indonesia (BEI). Harga saham emiten properti masih cenderung tertekan lantaran sejumlah faktor fundamental di lapangan belum sepenuhnya terealisasi. Selain itu, banyak proyek residensial yang belum mencapai tahap serah terima unit, sehingga dampak penuh dari insentif tersebut baru akan terlihat dalam beberapa kuartal ke depan.

“Pemanfaatan maksimal dari insentif ini baru akan terwujud dalam beberapa kuartal mendatang dan berpotensi besar menjadi katalis tambahan yang signifikan untuk penjualan,” tambahnya.

Di sisi lain, tantangan utama yang masih membayangi adalah kondisi pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan tren suku bunga yang berfluktuasi. Namun, apabila terjadi penurunan suku bunga acuan atau peningkatan likuiditas di pasar keuangan, efektivitas insentif PPN DTP berpotensi menguat secara substansial, memberikan dorongan ekstra bagi permintaan properti.

Secara keseluruhan, Ekky menilai bahwa pasar belum sepenuhnya mengapresiasi potensi jangka menengah dan panjang yang melekat pada sektor properti. Ia pun melihat masih ada peluang kenaikan (upside potential) yang menarik bagi sejumlah saham unggulan yang layak dicermati investor.

“Pasar belum sepenuhnya menghargai potensi jangka menengah dan panjang sektor properti, sehingga masih ada ruang kenaikan yang menjanjikan,” pungkasnya.

Beberapa saham yang dinilai menarik untuk dicermati adalah PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) dan PT Ciputra Development Tbk. (CTRA). Keduanya memiliki skala bisnis besar dan fokus pada segmen menengah yang sensitif terhadap insentif PPN DTP. Sementara itu, PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) juga patut diperhitungkan mengingat portofolio proyek dari entitas Sinar Mas Land ini cukup luas, serta eksposur kuat pada segmen menengah-atas yang berpotensi pulih lebih cepat dibanding segmen lainnya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.