Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Senin (25/8/2025)

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri pekan lalu dengan pelemahan signifikan, mencatat penurunan 0,40% dan ditutup di level 7.858 pada Jumat (22/8/2025). Kondisi ini memicu kekhawatiran di kalangan investor, sebab sejumlah analis memprediksi bahwa IHSG berpotensi melanjutkan tren koreksi di perdagangan awal pekan ini, Senin (25/8/2025).

Dalam rentang satu pekan terakhir, performa IHSG memang menunjukkan tren negatif dengan terkoreksi sebesar 0,50%. Di tengah pelemahan indeks acuan, sektor industri justru tampil perkasa dengan mencatatkan penguatan tertinggi sebesar 4,30%. Namun, tidak semua sektor bernasib serupa; sektor infrastruktur menjadi yang paling tertekan, mengalami pelemahan tajam hingga 3,90% sepanjang pekan.

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menyoroti beberapa faktor fundamental yang turut membayangi pergerakan pasar saham. Keputusan Bank Indonesia (BI) yang memangkas suku bunga acuan ke level 5% dinilai memiliki dampak besar. Selain itu, nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam sepekan terakhir juga menambah sentimen negatif. Herditya turut mencermati pidato Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell, di simposium Jackson Hole yang, meskipun tidak memberikan komitmen pasti, membuka peluang penurunan suku bunga ke depan.

Melengkapi analisis tersebut, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, menambahkan bahwa data uang beredar M2 Bank Indonesia pada Juli 2025 turut menjadi katalis penting. Tercatat, uang beredar M2 menunjukkan pertumbuhan impresif sebesar 6,5% secara tahunan (year on year/YoY), mencapai angka Rp 9.569,7 triliun. “Kenaikan jumlah uang beredar ini antara lain disinyalir akibat meningkatnya aktivitas ekonomi dan kenaikan inflasi,” jelas Alrich, memberikan gambaran mengenai dinamika perekonomian yang mendasari pergerakan ini.

Dari perspektif teknikal, Alrich mengidentifikasi beberapa sinyal pelemahan. Ia menyebutkan adanya penyempitan slope garis MACD dan garis sinyal, yang berpotensi memicu terjadinya deathcross. Indikator Stochastic RSI juga masih menunjukkan tren pelemahan, diperparah dengan meningkatnya volume jual. Kombinasi faktor teknikal ini mengindikasikan tekanan jual yang cukup kuat di pasar modal.

Meskipun demikian, Alrich optimistis IHSG masih mampu bertahan di atas level support krusial 7.850. Namun, ia mengingatkan jika level ini gagal dipertahankan, IHSG ditaksir akan menguji level 7.800 pada perdagangan Senin (25/8/2025). Senada, Herditya memprediksi IHSG akan rawan terkoreksi, dengan rentang support di 7.848 dan resistance di 7.952. Herditya menekankan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan koreksi pada emiten-emiten berkapitalisasi pasar jumbo akan menjadi beban signifikan bagi IHSG. Meskipun demikian, ia melihat masih ada peluang inflow ke IHSG, meski dengan volume yang lebih kecil.

Dalam kondisi pasar yang fluktuatif ini, para analis memberikan rekomendasi saham pilihan untuk dicermati investor. Herditya menyarankan untuk memperhatikan saham PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) dengan rentang support Rp 3.020 dan resistance Rp 3.110, PT Trimegah Bangun Persada (NCKL) di rentang Rp 1.025 dan Rp 1.085, serta PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) dengan support Rp 1.755 dan resistance Rp 1.785.

Sementara itu, Alrich merekomendasikan daftar saham potensial lain untuk perdagangan pekan depan, meliputi NCKL, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Pilihan ini diharapkan dapat memberikan panduan bagi investor yang mencari peluang di tengah ketidakpastian pasar.