PTRO Agresif Akuisisi! Analis Ungkap Dampak Petrosea ke Depan

Ifonti.com JAKARTA. PT Petrosea Tbk (PTRO) terus menunjukkan ambisinya dalam mengembangkan bisnis. Langkah ekspansif ini diambil sebagai upaya memperluas jangkauan bisnis perusahaan, melampaui sekadar industri batu bara.

Menjelang akhir pekan lalu, PTRO mengumumkan penandatanganan non-binding term sheet dengan para pemegang saham Scan-Bilt Pte. Ltd. (SBPL) yang berbasis di Singapura. Kesepakatan awal ini membuka jalan bagi PTRO untuk mengambil alih mayoritas saham SBPL, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang plant civil engineering construction dan pekerjaan pemeliharaan (maintenance work) untuk industri pengolahan kimia serta minyak dan gas (migas) di darat (on shore).

SBPL sendiri memiliki reputasi yang solid dalam mendukung berbagai proyek konstruksi strategis di kawasan Asia Pasifik. Kehadirannya telah lama dirasakan dalam pengembangan infrastruktur vital di wilayah tersebut.

Sebelumnya, pada pertengahan Agustus 2025, PTRO melalui anak usahanya, PT Petrosea Engineering Procurement Construction, telah menginvestasikan Rp 399,90 miliar untuk mengakuisisi dua perusahaan dari Grup Hafar, yaitu PT Hafar Daya Konstruksi dan PT Hafar Daya Samudera. Akuisisi ini semakin mempertegas komitmen PTRO untuk diversifikasi bisnis.

Saat itu, manajemen PTRO menyatakan bahwa akuisisi kedua perusahaan Grup Hafar ini akan memperkuat posisi dan pangsa pasar PTRO di sektor migas, serta menciptakan sinergi operasional di bidang rekayasa dan konstruksi. Langkah ini dipandang sebagai strategi cerdas untuk memperkokoh fondasi bisnis perusahaan.

Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi, menilai bahwa langkah PTRO yang aktif mengakuisisi perusahaan lain dalam beberapa bulan terakhir sangat erat kaitannya dengan rencana emiten milik Prajogo Pangestu tersebut untuk memperkuat portofolio bisnis di luar bisnis intinya sebagai kontraktor pertambangan. Diversifikasi ini menjadi kunci untuk pertumbuhan berkelanjutan.

Dengan memasuki sektor engineering construction melalui akuisisi Scan Bilt dan offshore services melalui akuisisi Grup Hafar, PTRO berusaha memposisikan diri sebagai perusahaan jasa migas terintegrasi, bukan hanya sekadar kontraktor tambang. Transformasi ini menunjukkan visi jangka panjang perusahaan.

“Strategi PTRO adalah diversifikasi revenue stream dan mengurangi ketergantungan pada batu bara, sekaligus menangkap peluang di sektor migas dan industri kimia yang berpotensi tumbuh,” ujar Wafi, Rabu (24/9). Langkah ini dinilai tepat mengingat potensi besar yang ditawarkan oleh sektor-sektor tersebut.

Setelah proses akuisisi selesai, tantangan berikutnya bagi PTRO adalah memastikan sinergi operasional dan mengintegrasikan bisnis baru tersebut dengan bisnis yang sudah ada. Dalam jangka panjang, hasil akuisisi Scan Bilt dan Grup Hafar diharapkan dapat menjadi mesin pertumbuhan baru bagi PTRO. Namun, hal ini bergantung pada kemampuan emiten untuk disiplin dalam menjaga arus kas dan mengendalikan utang. Manajemen keuangan yang baik akan menjadi kunci keberhasilan strategi ini.

Di sisi lain, Wafi juga menyoroti lonjakan harga saham PTRO yang cukup signifikan, yaitu 61,88% dalam sebulan terakhir, hingga mencapai level Rp 6.475 per saham pada Rabu (24/9). Akibatnya, saham PTRO masuk radar Unusual Market Activity (UMA) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Pergerakan saham yang tidak biasa ini menarik perhatian para pelaku pasar.

Menurutnya, kenaikan harga saham PTRO yang tajam tidak hanya dipicu oleh aksi korporasi berupa akuisisi perusahaan lain yang terjadi baru-baru ini. “Rally harga ini juga dipicu oleh sentimen spekulatif dan likuiditas tipis,” imbuhnya. Faktor-faktor eksternal juga turut memengaruhi performa saham PTRO.

Mengingat harga sahamnya yang melonjak dan masuk radar UMA, Wafi menyarankan investor untuk bersikap wait and see terhadap saham PTRO. Kehati-hatian diperlukan dalam mengambil keputusan investasi terkait saham ini.

Grup Astra Tambah Lagi Kepemilikan di HEAL, Simak Keunggulan Dibanding Emiten RS Lain

Ringkasan

PT Petrosea Tbk (PTRO) secara agresif mengakuisisi beberapa perusahaan untuk diversifikasi bisnis, mengurangi ketergantungan pada sektor batubara, dan memasuki sektor engineering construction serta offshore services. Akuisisi ini meliputi Scan-Bilt Pte. Ltd. dan dua perusahaan dari Grup Hafar, bertujuan membangun portofolio bisnis di sektor migas dan industri kimia, serta menjadi perusahaan jasa migas terintegrasi.

Analis KISI menilai langkah PTRO tepat mengingat potensi sektor migas dan kimia, namun menyarankan investor bersikap wait and see karena kenaikan harga saham yang signifikan (61,88% dalam sebulan) dipengaruhi aksi korporasi dan sentimen spekulatif, sehingga masuk radar Unusual Market Activity (UMA) oleh BEI. Keberhasilan strategi ini bergantung pada pengelolaan arus kas dan utang PTRO.