PTRO: Prospek Cerah Petrosea! Analis Ungkap Strategi Investasi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Prospek kinerja fundamental emiten milik taipan Prajogo Pangestu, PT Petrosea Tbk (PTRO), dinilai sangat menjanjikan untuk jangka menengah hingga panjang.

Penilaian optimis ini datang dari Muhammad Wafi, Head of Research KISI Sekuritas, yang melihat arah bisnis PTRO semakin solid. Terutama setelah serangkaian akuisisi strategis terhadap Hafar Grup (HBS) dan Scan Blit. Langkah akuisisi ini berhasil memperluas cakupan usaha PTRO, merambah sektor konstruksi industri, minyak dan gas (migas), serta civil engineering.

Wafi menambahkan, strategi ini menandai transformasi signifikan bagi PTRO. Dari yang sebelumnya dikenal sebagai kontraktor tambang konvensional, kini PTRO berevolusi menjadi perusahaan multi-engineering dan integrated energy services. Selain itu, sinergi yang erat dengan ekosistem Grup Prajogo Pangestu turut memperkuat pipeline proyek-proyek masa depan, mengingat luasnya cakupan bisnis grup tersebut mulai dari energi, logistik, smelter, hingga energi terbarukan.

Melihat outlook ke depan, Wafi memprediksi bahwa periode 2025–2026 akan menjadi fase percepatan ekspansi dan normalisasi margin bagi PTRO, setelah melalui fase investasi besar yang terjadi pada tahun 2023–2024. Bagi para investor, kecepatan realisasi sinergi dan monetisasi dari akuisisi-akuisisi tersebut menjadi poin krusial yang perlu dicermati.

Apabila integrasi Hafar dan Scan Bilt berjalan mulus, potensi peningkatan margin diprediksi akan cukup signifikan. Namun, investor juga diingatkan untuk menyadari adanya potensi tekanan pada arus kas (cash flow) dalam jangka pendek, mengingat ekspansi agresif yang membutuhkan modal kerja besar.

Dari sisi valuasi, harga saham PTRO memang telah menunjukkan kenaikan yang cukup tinggi. Namun, jika mempertimbangkan proyeksi pertumbuhan pendapatan dan EBITDA perusahaan, valuasi PTRO dinilai masih belum overvalued. Target harga Rp 11.600 dianggap masih realistis, dengan potensi kenaikan lebih lanjut apabila proyek smelter dan downstream yang terkait dengan Grup Barito dapat rampung tepat waktu.

Sebelumnya, diberitakan oleh Kontan, PTRO menargetkan pencapaian pendapatan yang sangat positif pada tahun 2025 dan 2026. Direktur Petrosea, Ruddy Santoso, mengungkapkan bahwa pendapatan perusahaan diperkirakan akan melesat 43% menjadi US$ 991 juta pada 2025. Proyeksi ini berlanjut dengan kenaikan 41% lagi menjadi US$ 1,4 miliar pada tahun 2026.

Ruddy menekankan bahwa tren pertumbuhan pendapatan ini meningkat secara signifikan dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) pendapatan sebesar 8% pada periode 2019-2024. Sejalan dengan perbaikan pendapatan yang substansial, EBITDA perusahaan juga diperkirakan akan meningkat menjadi US$ 306 juta dengan marjin EBITDA sebesar 22% pada tahun 2026, naik drastis dari posisi marjin EBITDA 15% pada 2024.

Ruddy menjelaskan, pertumbuhan pendapatan dan EBITDA yang kuat pada 2025 dan 2026 didorong oleh pertumbuhan organik PTRO itu sendiri serta perluasan pangsa pasar baru, sejalan dengan keberhasilan akuisisi HBS dan Grup Hafar. Perlu digarisbawahi, performa pendapatan dan EBITDA di tahun 2026 saat ini hanya memperhitungkan backlog dari kontrak yang sudah dimenangkan PTRO, sehingga belum termasuk kontrak dan ekspansi lain yang tengah dikembangkan perusahaan.

Melalui penyelesaian akuisisi Hafar dan HBS grup, PTRO juga diperkirakan akan mencatatkan pendapatan dari luar Indonesia sebesar 2% pada tahun 2025 dan meningkat menjadi 6% pada 2026. Selain itu, kontribusi dari unit bisnis EPCI lepas pantai diproyeksikan mencapai 4% dari total pendapatan PTRO pada 2025 dan naik menjadi 6% pada 2026.

Sementara itu, kontribusi dari lini bisnis jasa pertambangan diperkirakan akan terus menguat hingga 62% pada tahun 2026, sejalan dengan pertumbuhan organik perusahaan. Ruddy menutup penjelasannya dengan menegaskan bahwa pendapatan PTRO semakin terdiversifikasi, tidak hanya bergantung pada sektor batubara, tetapi juga merambah ke sektor emas, tembaga, nikel, serta minyak dan gas bumi.

Ringkasan

Analis KISI Sekuritas menilai prospek PT Petrosea Tbk (PTRO) sangat menjanjikan, didorong oleh akuisisi strategis terhadap Hafar Grup dan Scan Blit yang memperluas cakupan usaha ke sektor konstruksi industri, migas, dan civil engineering. Transformasi PTRO dari kontraktor tambang konvensional menjadi perusahaan multi-engineering dan integrated energy services, serta sinergi dengan ekosistem Grup Prajogo Pangestu, memperkuat pipeline proyek masa depan.

Periode 2025-2026 diprediksi menjadi fase percepatan ekspansi dan normalisasi margin bagi PTRO, dengan target pendapatan yang meningkat signifikan. Investor perlu memperhatikan kecepatan realisasi sinergi dan monetisasi dari akuisisi tersebut, serta potensi tekanan arus kas jangka pendek akibat ekspansi. Valuasi saham PTRO dinilai belum overvalued dengan target harga Rp 11.600, dan berpotensi naik lebih lanjut jika proyek smelter dan downstream Grup Barito berjalan lancar.