JAKARTA – Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) kembali menegaskan kepercayaan terhadap kinerja keuangan dan operasional PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA). Lembaga pemeringkat ini secara resmi menetapkan peringkat idA+ untuk Obligasi III Tahun 2025 milik BUMA, dengan nilai maksimum mencapai Rp 1,4 triliun.
Bersamaan dengan penetapan tersebut, Pefindo juga mengukuhkan kembali peringkat idA+ bagi perseroan secara keseluruhan, termasuk Obligasi I dan Obligasi II yang masih beredar di pasar. Tidak hanya itu, peringkat idA+(sy) juga ditegaskan untuk Sukuk Ijarah I yang masih aktif. Menariknya, prospek peringkat korporasi ini dipandang stabil, menandakan pandangan positif Pefindo terhadap keberlanjutan kinerja BUMA.
Peringkat ini, menurut Pefindo, didasari oleh sejumlah fundamental kuat yang dimiliki BUMA. Ini mencakup posisi bisnis perseroan yang tangguh di sektornya, manajemen operasional yang solid, serta fleksibilitas keuangan yang baik. Aspek-aspek ini menjadi pilar utama yang menopang kepercayaan Pefindo terhadap kemampuan BUMA.
Meski demikian, Pefindo juga mencatat adanya beberapa faktor pembatas yang mempengaruhi peringkat. Faktor-faktor tersebut meliputi struktur permodalan yang moderat, paparan signifikan terhadap fluktuasi harga komoditas di pasar global, serta risiko lingkungan yang melekat pada industri pertambangan.
Menurut analis Pefindo, Kresna Wiryawan dan Adib Yasa, dalam keterangan mereka pada Kamis (25/9/2025), potensi peningkatan peringkat terbuka lebar. Kenaikan peringkat dapat terwujud jika BUMA mampu memperbesar skala usaha secara signifikan, terutama melalui diversifikasi bisnis, seraya secara konsisten memperbaiki struktur permodalannya secara berkelanjutan.
Di sisi lain, Pefindo juga menggarisbawahi skenario yang dapat memicu penurunan peringkat. Hal ini dapat terjadi apabila perseroan mengambil utang eksternal dalam jumlah besar yang melampaui proyeksi, tanpa diimbangi oleh peningkatan pendapatan dan EBITDA yang memadai. Kondisi tersebut tentunya akan memperburuk profil keuangan BUMA secara berkelanjutan. Selain itu, penurunan signifikan volume produksi dari pelanggan utama dalam jangka waktu panjang juga berpotensi menjadi pemicu penurunan peringkat, pungkas Pefindo.
Sebagai informasi lebih lanjut, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) dikenal luas sebagai perusahaan kontraktor tambang batubara yang menyediakan serangkaian jasa krusial. Layanan utamanya mencakup pengupasan lapisan tanah penutup (overburden removal), pengambilan batubara (coal getting), hingga pengangkutan batubara (coal hauling), menempatkannya sebagai pemain penting dalam rantai pasok batubara.
Tidak hanya itu, BUMA juga memiliki keunggulan sebagai pemilik tambang antrasit dengan kadar ultra-tinggi, menunjukkan diversifikasi aset yang signifikan. Jejak operasional BUMA sendiri tersebar luas, dengan tujuh lokasi tambang aktif di Indonesia, empat lokasi di Australia, serta kepemilikan saham pada empat tambang antrasit yang beroperasi di Amerika Serikat, menegaskan skala dan jangkauan internasional perusahaan.
Ringkasan
Pefindo menetapkan peringkat idA+ untuk Obligasi III Tahun 2025 milik PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) dan mengukuhkan peringkat idA+ untuk perseroan secara keseluruhan, termasuk obligasi dan sukuk ijarah yang masih beredar. Peringkat ini didasarkan pada posisi bisnis yang tangguh, manajemen operasional yang solid, dan fleksibilitas keuangan yang baik.
Faktor pembatas peringkat meliputi struktur permodalan yang moderat, paparan terhadap fluktuasi harga komoditas, dan risiko lingkungan. Peningkatan peringkat dapat terjadi jika BUMA memperbesar skala usaha melalui diversifikasi bisnis dan memperbaiki struktur permodalan, sementara penurunan peringkat bisa dipicu oleh pengambilan utang eksternal yang besar atau penurunan signifikan volume produksi dari pelanggan utama.