KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Emiten perhotelan terkemuka, PT Red Planet Indonesia Tbk (PSKT), telah mengumumkan keputusan penting terkait salah satu aset utamanya. Hotel Pusako Bukittinggi, yang merupakan bagian dari jaringan PSKT, akan menjalani penutupan sementara operasional mulai 1 Januari 2026. Langkah strategis ini diambil demi memastikan standar kualitas layanan dan keselamatan tamu tetap terjaga melalui proses renovasi menyeluruh terhadap fasilitas hotel.
Corporate Secretary PSKT, Seandy Khusen, menjelaskan bahwa proses renovasi hotel tersebut direncanakan akan segera dimulai. Jangka waktu pengerjaannya akan ditentukan lebih lanjut setelah selesainya kajian teknis mendalam. Penutupan ini mencerminkan komitmen perusahaan untuk menghadirkan fasilitas yang lebih modern dan relevan dengan ekspektasi pasar yang terus berkembang.
Lebih lanjut, Seandy juga menyoroti aspek ketenagakerjaan yang terdampak oleh penutupan sementara operasional Hotel Pusako Bukittinggi. “Sehubungan dengan penghentian sementara ini, PSKT sedang melakukan kajian terhadap kebutuhan tenaga kerja di unit tersebut,” ungkap Seandy dalam keterbukatan informasi pada Rabu (12/11). Ia tidak menutup kemungkinan adanya penyesuaian jumlah karyawan, yang akan disesuaikan dengan kebutuhan operasional serta ketentuan hukum ketenagakerjaan yang berlaku. PSKT berjanji untuk melakukan evaluasi dan komunikasi transparan dengan karyawan yang terdampak, menawarkan opsi seperti penempatan ulang, perumahan sementara, atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dengan pemberian hak normatif yang sesuai.
Keputusan krusial ini telah melalui proses persetujuan internal yang matang, sebagaimana tercatat dalam risalah rapat direksi pada 10 November 2025 dan disetujui secara terpisah melalui keputusan sirkuler pengganti rapat dewan komisaris pada 11 November 2025. Dari segi kontribusi finansial, Hotel Pusako Bukittinggi berdasarkan laporan konsolidasi kuartal III-2025 menyumbang sekitar 7% dari total pendapatan dan 2% terhadap total aset PSKT. Oleh karena itu, dampak penutupan sementara ini terhadap kinerja PSKT secara konsolidasi diperkirakan tidak akan material.
Meski Hotel Pusako Bukittinggi dihentikan sementara kegiatannya, Seandy menegaskan bahwa seluruh operasional hotel lain dalam jaringan Red Planet Indonesia tetap berjalan normal. Ini memastikan bahwa kehadiran PSKT di sektor perhotelan tetap solid dan melayani pelanggan di berbagai lokasi lain.
Namun demikian, laporan keuangan PSKT pada kuartal III-2025 menunjukkan tantangan yang perlu dicermati. Pendapatan perusahaan tercatat menurun 4,16% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 37,69 miliar per akhir September 2025. Penurunan ini didorong oleh mayoritas pos pendapatan yang mengalami koreksi, antara lain pendapatan kamar turun 3,60% YoY menjadi Rp 33,43 miliar, makanan dan minuman anjlok 36,20% YoY menjadi Rp 1,59 miliar, sewa ruang berkurang 5,35% YoY menjadi Rp 587,28 juta, dan pembatalan menurun 30,28% YoY menjadi Rp 254,73 juta.
Di sisi lain, terdapat beberapa pos pendapatan yang berhasil mencetak pertumbuhan positif. Pendapatan service management melesat signifikan 281,46% YoY mencapai Rp 822,37 juta, diikuti penjualan lain-lain yang naik 5,44% YoY menjadi Rp 1,01 miliar. Kendati demikian, peningkatan beban usaha, khususnya beban umum dan administrasi yang naik 10,29% YoY menjadi Rp 26,46 miliar, turut memperberat kondisi finansial. Akibatnya, PSKT mencatatkan rugi operasi sebesar Rp 7,81 miliar, meningkat dari rugi Rp 5,08 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Tren penurunan kinerja berlanjut dengan pendapatan bunga PSKT yang anjlok 43,06% YoY menjadi Rp 19,10 juta, serta rugi selisih kurs-bersih yang membengkak luar biasa hingga 400,28% YoY menjadi Rp 9,05 juta. Meski beban keuangan sedikit menurun 36,74% YoY menjadi Rp 672,47 juta, akumulasi tantangan ini membuat rugi sebelum pajak tercatat sebesar Rp 8,15 miliar, naik signifikan dari posisi rugi Rp 5,75 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Setelah memperhitungkan beban pajak tangguhan yang turun 1,54% YoY menjadi Rp 192,71 juta, rugi periode berjalan PSKT per kuartal III-2025 melonjak menjadi Rp 7,96 miliar. Angka ini merefleksikan peningkatan 43,23% YoY dari posisi rugi Rp 5,55 miliar pada periode yang sama tahun lalu, menandai periode penuh tantangan bagi emiten perhotelan ini.