Rekomendasi Saham Pilihan untuk Senin (6/10), IHSG Menguat 0,23% di Pekan Ini

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan kekuatan pada penutupan perdagangan Jumat (3/10/2025), mengakhiri pekan dengan penguatan 47,22 poin atau 0,59% menuju level 8.118,30. Capaian ini sekaligus menandai kenaikan mingguan sebesar 0,23% bagi IHSG, setelah sempat bergerak dalam fase konsolidasi.

Menurut analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, pergerakan IHSG selama sepekan terakhir cenderung berada dalam fase konsolidasi, meski diwarnai dengan tekanan jual. Herditya mengidentifikasi empat sentimen utama yang memengaruhi dinamika pasar saham domestik ini.

Pertama, sentimen shutdown pemerintahan Amerika Serikat yang, menariknya, cenderung diabaikan oleh para investor. Hal ini terjadi karena ekspektasi pasar yang kuat terhadap potensi pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserves/The Fed) di masa mendatang.

Kedua, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Fenomena ini justru disebabkan oleh kekhawatiran bahwa shutdown AS akan mengganggu aktivitas perekonomian dan tata kelola fiskal di negara tersebut, yang secara tidak langsung memberikan dorongan positif bagi rupiah.

Ketiga, rilis data manufaktur China yang masih menunjukkan kontraksi. Kondisi ini terus memunculkan kekhawatiran akan dampak negatifnya terhadap perekonomian China dan secara lebih luas, global.

Keempat, data ekonomi domestik yang menunjukkan hasil positif. Ini meliputi rilis neraca dagang Indonesia yang tetap surplus, serta adanya kenaikan inflasi pada September 2025. “Faktor-faktor ini turut menjadi pertimbangan bagi investor,” imbuh Herditya kepada Kontan, Jumat (3/10).

Sementara itu, Senior Technical Analyst Sinarmas Sekuritas, Eddy Wijaya, menyoroti sentimen lain yang juga turut mewarnai pergerakan IHSG. Eddy menyebutkan rilis data Purchasing Managers’ Index (PMI) September yang berada di level 50.4, sebuah penurunan dibandingkan angka 51.5 pada Agustus.

Selain itu, nilai tukar rupiah yang sempat melemah hingga menyentuh kisaran Rp 16.700 juga menjadi perhatian serius. Pelemahan ini memicu outflow dari investor asing, yang berupaya menghindari risiko mata uang atau currency risk. “Situasi ini menunjukkan kehati-hatian investor dalam menghadapi volatilitas,” jelas Eddy kepada Kontan, Jumat (3/10).

Untuk proyeksi perdagangan saham pada Senin (6/10/2025), Eddy Wijaya memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang 7.995 hingga 8.169. Penentu utama arah pasar saham, menurutnya, adalah rilis data Non-Farm Payrolls (NFP) dari Amerika Serikat.

Data NFP merupakan acuan krusial bagi The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunga. Pada rapat FOMC September, opsi pemangkasan suku bunga hingga 50 basis poin sempat dipertimbangkan setelah data NFP Agustus menunjukkan pelemahan signifikan. “Apabila data NFP terbaru kembali mencerminkan pelemahan pasar tenaga kerja, ini akan menjadi sentimen positif bagi IHSG,” tegas Eddy.

Pelemahan pasar tenaga kerja AS akan meningkatkan peluang pemangkasan suku bunga The Fed bulan ini, yang berpotensi memperkuat nilai tukar rupiah. Pada gilirannya, ini akan membuka ruang bagi Bank Indonesia untuk turut menurunkan suku bunga acuannya pada Oktober, memberikan dorongan positif bagi ekonomi domestik.

Menjelang sesi perdagangan saham awal pekan, Eddy juga membagikan beberapa rekomendasi saham menarik untuk dicermati oleh para investor:

1. PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)

  • Entry: Rp 3.050-Rp 3.150
  • Target harga 1: Rp 3.260
  • Target harga 2: Rp 3.330
  • Stop loss: Rp 2.940

2. PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU)

  • Entry: Rp 6.525-Rp 6.875
  • Target harga 1: Rp 7.100
  • Target harga 2: Rp 7.400
  • Stop loss: Rp 6.300

3. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA)

  • Entry: Rp 390-Rp 402
  • Target harga 1: Rp 418
  • Target harga 2: Rp 428
  • Stop loss: Rp376