Ifonti.com – JAKARTA. Reksadana campuran terus mengukuhkan posisinya sebagai salah satu instrumen investasi yang sangat diminati para investor. Data terkini dari Infovesta Utama menunjukkan bahwa indeks reksadana campuran berhasil membukukan kinerja positif sebesar 2,64% per Juli 2025, menegaskan daya tariknya di tengah dinamika pasar.
Prospek reksadana campuran semakin cerah, khususnya memasuki semester kedua 2025. Reza Fahmi, Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM), mengungkapkan bahwa instrumen ini diproyeksikan sangat menjanjikan. Data industri memperkuat optimisme ini, dengan return reksadana campuran yang telah tumbuh impresif sebesar 5,65% year-to-date (YtD) per Agustus 2025, menandakan pemulihan signifikan dibandingkan semester sebelumnya. Kinerja ini didorong kuat oleh momentum rebound IHSG yang melambung lebih dari 12% YtD, memberi dorongan berarti bagi reksadana berbasis saham dan obligasi sebagai komponen inti dari reksadana campuran.
Reza Fahmi menambahkan, “Dengan ekspektasi stabilitas ekonomi domestik, serta valuasi pasar saham yang masih menarik, kami melihat reksadana campuran akan tetap menjadi pilihan strategis bagi investor moderat yang menginginkan keseimbangan optimal antara risiko dan imbal hasil.” Pernyataan ini disampaikannya kepada Kontan pada Rabu (27/8/2025).
Membuktikan potensi ini, salah satu produk reksadana campuran yang berhasil membukukan kinerja double digit adalah HPAM Flexi Indonesia Sehat Kelas A, yang dikelola secara profesional oleh Henan Putihrai Asset Management (HPAM). Reza menjelaskan bahwa kebijakan investasi produk ini sangat fleksibel, memungkinkan alokasi eksposur hingga 79% pada instrumen saham, obligasi, maupun pasar uang. Fleksibilitas ini memungkinkan HPAM untuk secara aktif menyesuaikan portofolio guna merespons dinamika dan peluang di pasar secara optimal.
Saat ini, alokasi portofolio HPAM Flexi Indonesia Sehat Kelas A menunjukkan fokus yang jelas: porsi terbesar dialokasikan pada obligasi sebesar 68%, diikuti oleh saham 20%, pasar uang 10%, dan kas 2%. HPAM secara cermat menargetkan saham-saham berfundamental kuat dan obligasi korporasi yang menawarkan yield menarik, sembari tetap menjaga tingkat likuiditas melalui penempatan pada instrumen pasar uang. Pendekatan strategis ini krusial dalam merespons volatilitas pasar dengan sigap serta menjaga stabilitas return investasi.
Reza lebih lanjut menekankan, “Strategi kami dalam mengoptimalkan return HPAM Flexi Indonesia Sehat Kelas A adalah melalui pendekatan alokasi aktif dan fleksibel.” Penekanan ini menunjukkan komitmen HPAM untuk terus beradaptasi dengan kondisi pasar demi hasil terbaik bagi investor.
Per Agustus 2025, HPAM Flexi Indonesia Sehat Kelas A telah membukukan return yang sangat mengesankan, mencapai 16,07% secara YtD, dengan return tahunan sebesar 14,46%. Melihat tren pasar dan implementasi strategi alokasi yang telah dijalankan, Reza menyatakan, “Target return hingga akhir tahun berada di kisaran 16% – 18%, dengan strategi kami menekankan pada risk-adjusted return yang berkelanjutan.” Ini mencerminkan fokus pada pertumbuhan yang sehat dan terukur.
Reza juga mengidentifikasi beberapa katalis utama yang diperkirakan akan terus mendorong kinerja reksadana campuran di masa mendatang. Salah satunya adalah potensi pemangkasan suku bunga BI yang secara inheren akan meningkatkan daya tarik pasar saham dan obligasi. Selain itu, arus dana asing yang kembali deras mengalir ke pasar saham dan Surat Berharga Negara (SBN) mengindikasikan kuatnya kepercayaan investor global terhadap stabilitas dan prospek ekonomi Indonesia.
Katalis lainnya mencakup kinerja positif dari sektor konsumsi dan infrastruktur, yang terus didorong oleh peningkatan daya beli masyarakat dan percepatan proyek-proyek pemerintah. Rotasi sektor ke saham siklikal serta perbaikan nilai tukar rupiah juga turut memperkuat sentimen positif di pasar. Terlebih lagi, de-eskalasi ketegangan global, termasuk meredanya isu perang dagang dan kejelasan arah kebijakan pasca-pemilu di berbagai negara, telah membuka ruang yang lebih besar bagi pasar berkembang seperti Indonesia untuk kembali menarik perhatian investor.
Mendukung pandangan optimistis ini, Wawan Hendrayana, Vice President Infovesta Utama, turut menegaskan bahwa prospek reksadana campuran tetap sangat positif. Ia berpendapat bahwa potensi penurunan suku bunga BI akan menjadi pendorong signifikan bagi pasar saham. Menurut Wawan, menjelang akhir tahun, masih ada kemungkinan pemangkasan suku bunga BI lebih lanjut, diperkirakan sebesar 0,25% atau 25 bps dalam satu kali pemotongan. Kondisi ini juga diprediksi akan menciptakan iklim yang kondusif bagi pasar obligasi.
Sebagai penutup, Wawan Hendrayana memproyeksikan bahwa return reksadana campuran untuk periode full year 2025 dapat berkisar antara 5% hingga 7%. Proyeksi ini menggarisbawahi potensi reksadana campuran sebagai pilihan investasi yang menjanjikan bagi investor yang mencari keseimbangan dan pertumbuhan di tengah berbagai katalis positif pasar.