Ifonti.com – JAKARTA. Di tengah antisipasi pemangkasan suku bunga global yang diperkirakan terjadi pada Desember 2025, Indo Premier Sekuritas (IPOT) menyoroti Reksadana Pasar Uang (RDPU) sebagai opsi investasi jangka pendek yang kian menarik perhatian.
RDPU membuktikan diri mampu memberikan imbal hasil (return) bersih yang lebih optimal dibandingkan rata-rata suku bunga deposito bank Himbara. Hal ini menjadikan RDPU sebagai pilihan yang ideal bagi investor dengan profil risiko konservatif, serta bagi perusahaan yang ingin mengoptimalkan pengelolaan dana kas mereka.
Dody Mardiansyah, Head of IPOT Fund & Bond, menjelaskan bahwa keunggulan utama RDPU terletak pada potensi imbal hasil bersih yang lebih tinggi dan fleksibilitas yang ditawarkannya, dibandingkan dengan deposito bank Himbara.
“Salah satu faktor penentu adalah perlakuan pajak. Bunga deposito dikenakan pajak final sebesar 20% dari bunga yang diterima. Sementara itu, return dari RDPU bebas pajak karena bukan merupakan objek pajak pendapatan,” ungkap Dody pada Selasa (2/12/2025).
Selain itu, RDPU menawarkan keunggulan dalam hal likuiditas. Investor dapat mencairkan dana kapan saja tanpa dikenakan penalti. Ini memberikan fleksibilitas tinggi dalam pengelolaan dana kas, berbeda dengan deposito yang memiliki tenor tertentu dan mengenakan penalti untuk pencairan sebelum jatuh tempo.
Dari sisi modal awal, RDPU juga lebih terjangkau. Investasi dapat dimulai hanya dengan Rp 10.000, berbanding terbalik dengan deposito yang umumnya memerlukan modal awal yang lebih besar.
Meskipun RDPU diawasi oleh OJK (dengan risiko yang terdiversifikasi), deposito dilindungi oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga maksimal Rp 2 miliar per nasabah per bank. Namun, secara keseluruhan, keunggulan RDPU dalam hal return bersih dan likuiditas menjadikannya pilihan yang lebih efisien bagi investor konservatif yang ingin memaksimalkan potensi keuntungan dari dana mereka.
Walaupun deposito bank BUMN (Himbara) menawarkan kepastian suku bunga dan jaminan dari LPS, Dody menekankan bahwa reksadana pasar uang memberikan keuntungan bersih yang lebih menarik.
“Saat ini, bunga deposito berada di kisaran 2% – 4% sebelum pajak. Sementara itu, RDPU secara historis mampu memberikan return 5% – 6% per tahun,” jelas Dody.
Perbedaan signifikan, menurut Dody, terletak pada beban pajak. Bunga deposito dikenakan pajak final sebesar 20%, yang secara signifikan mengurangi imbal hasil yang diterima investor.
Sebaliknya, return RDPU tidak dikenakan pajak karena dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan objek pajak pendapatan. Hal ini menghasilkan hasil bersih yang lebih optimal bagi investor.
Lebih lanjut, prospek pemangkasan suku bunga acuan oleh bank sentral, khususnya Federal Reserve (The Fed) pada Desember 2025, yang diperkirakan akan diikuti oleh Bank Indonesia, memberikan implikasi penting bagi kedua instrumen investasi ini.
Penurunan suku bunga cenderung menurunkan imbal hasil instrumen pasar uang, termasuk bunga deposito dan return RDPU yang berinvestasi pada instrumen berjangka pendek.
Kendati return mungkin sedikit menurun, keunggulan bebas pajak dan likuiditas tinggi pada RDPU tetap menjadikannya pilihan superior untuk penempatan dana kas (setara kas) dibandingkan deposito. RDPU juga menawarkan potensi diversifikasi di berbagai obligasi jangka pendek dan deposito di berbagai bank, sehingga risiko terpusat lebih terkelola dengan baik.
Dengan likuiditas yang tinggi, RDPU menjadi solusi yang fleksibel dan efisien bagi individu maupun korporasi yang membutuhkan tempat penyimpanan dana darurat atau dana yang akan digunakan dalam waktu dekat (di bawah satu tahun). Investor dapat mencairkan dana kapan saja tanpa dikenakan penalti, yang merupakan keunggulan signifikan dibandingkan dengan deposito yang terikat jatuh tempo.
“Di era ketidakpastian ekonomi global saat ini, likuiditas dan imbal hasil bersih yang optimal adalah kunci utama. RDPU menawarkan keseimbangan sempurna antara risiko yang relatif rendah, hasil yang kompetitif, dan fleksibilitas pencairan yang tidak dimiliki oleh deposito bank Himbara,” pungkas Dody.
Ringkasan
Reksadana Pasar Uang (RDPU) menjadi opsi investasi jangka pendek menarik di tengah antisipasi pemangkasan suku bunga global. RDPU menawarkan potensi imbal hasil bersih lebih tinggi dibandingkan rata-rata suku bunga deposito bank Himbara karena bebas pajak dan lebih fleksibel dalam pencairan dana. Investasi pada RDPU dapat dimulai dengan modal kecil, memberikan diversifikasi risiko, dan cocok untuk investor konservatif maupun perusahaan yang ingin mengelola dana kas secara efisien.
Meskipun deposito bank BUMN dilindungi LPS, RDPU unggul dalam hal likuiditas dan potensi return bersih setelah pajak. Di era ketidakpastian ekonomi, fleksibilitas dan hasil optimal adalah kunci, menjadikan RDPU pilihan efisien untuk penyimpanan dana darurat atau dana yang akan digunakan dalam waktu dekat. Keunggulan ini tetap relevan meskipun ada potensi penurunan suku bunga acuan.