
Ifonti.com JAKARTA. Rupiah spot ditutup melemah 0,07% ke level Rp 16.688 per dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir perdagangan Rabu (10/12/2025). Pelemahan rupiah diprediksi akan berlanjut pada perdagangan Kamis (11/12/2025).
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menyebut, pergerakan rupiah akan dipengaruhi oleh sentimen pemangkasan suku bunga Federal Reserve.
“Walau hampir dipastikan memangkas suku bunga, namun investor mencermati seberapa hawkish nada dari pernyataan The Fed,” ujar Lukman kepada Kontan, Rabu (10/12/2025).
Asal tahu saja, hasil pertemuan FOMC para Rabu (10/12/2025) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke kisaran 3,50%-3,75%.
Wall Street Menguat Pasca The Fed Memangkas Suku Bunga
Lukman bilang, Jika The Fed memberi sinyal ruang pelonggaran 2026 akan lebih sempit atau lebih lambat dari ekspektasi pasar, maka dolar kemungkinan akan kembali menguat secara signifikan, dan rupiah bisa terkoreksi lebih dalam.
Dari sisi eksternal, Pengamat Ekonomi, Mata Uang & Komoditas Ibrahim Assuaibi menyebut pergerakan rupiah hari ini akan dipengaruhi oleh sentimen Bank Indonesia (BI) yang menyampaikan sejumlah risiko untuk diwaspadai dampaknya terhadap ekonomi global ke depan.
Hal ini terutama terkait dengan perilaku agresif lembaga keuangan non-bank. BI menyebutkan ada sejumlah risiko utama yang menghantui prospek ekonomi global di masa mendatang.
Harga Saham COIN Melesat 2.929% Sejak IPO, Keluarga Prabowo Jadi Salah Satu Investor
“Salah satu yang menjadi sorotan utama yaitu kerentanan pasar keuangan akibat perilaku institusi non-bank,” tandasnya.
Ibrahim memproyeksi mata uang rupiah pada Kamis (11/12/2025) akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.680 – Rp 16.720 per dolar AS.
Sementara Lukman memproyeksi rupiah hari ini akan bergerak di rentang Rp 16.600 – Rp 16.700 per dolar AS.