JAKARTA – Nilai tukar rupiah kembali menunjukkan pelemahan signifikan di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (23/10/2025). Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup anjlok 0,27% ke level Rp 16.629 per dolar AS, menandai penurunan dari hari perdagangan sebelumnya. Tekanan serupa juga tercermin dari kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI), yang menempatkan rupiah di posisi Rp 16.645 per dolar AS, melemah 0,17% dibandingkan hari sebelumnya.
Menyoroti pergerakan ini, Pengamat Mata Uang, Ibrahim Assuaibi, mengungkapkan bahwa pelemahan rupiah dipicu oleh respons negatif pasar terhadap pernyataan Bank Indonesia. Pernyataan tersebut mengindikasikan adanya net outflow atau arus modal keluar asing yang berkelanjutan, memaksa BI untuk semakin mengandalkan cadangan devisa (cadev) guna menjaga stabilitas. Kurs Transaksi BI Selasa (21/10), Intip Nilai Tukar Rupiah ke Yen hingga Dolar AS. Ibrahim menjelaskan lebih lanjut, “Tekanan terhadap aliran modal asing tersebut secara langsung mengganggu stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS,” pada Kamis (23/10/2025).
Selain faktor domestik, pergerakan nilai tukar rupiah juga sangat dipengaruhi oleh dinamika eksternal, khususnya dari ekonomi AS. Penutupan pemerintahan AS yang telah memasuki hari ke-22 pada Rabu menjadi sorotan utama. Ibrahim menegaskan, “Situasi ini menandai hari terpanjang kedua dalam sejarah penutupan pemerintahan AS, dengan negosiasi antara Gedung Putih dan Kongres yang masih menemui jalan buntu dan belum menemukan titik terang.”
Memandang ke depan untuk perdagangan Jumat (24/10/2025), Ibrahim memproyeksikan bahwa pergerakan rupiah akan sangat sensitif terhadap rilis data ekonomi AS. Perhatian utama akan tertuju pada Indeks Harga Konsumen (IHK) dan pembacaan awal Indeks Manajer Pembelian (PMI) Global S&P untuk bulan Oktober, yang diharapkan dapat memberikan petunjuk arah pergerakan dolar AS. Dolar AS Tertekan, Rupiah Malah Ikut Melorot Hingga Jumat (17/10). Selain itu, Ibrahim menambahkan, “Pasar saat ini telah hampir sepenuhnya mengantisipasi penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh The Fed, menjadikannya sesuatu yang hampir pasti terjadi.”
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, untuk perdagangan Jumat (24/10/2025), Ibrahim memproyeksikan bahwa rupiah berpotensi bergerak dalam tren melemah, dengan kisaran nilai tukar antara Rp 16.620 hingga Rp 16.680 per dolar AS.
Ringkasan
Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis, dipicu oleh respons pasar terhadap pernyataan Bank Indonesia terkait arus modal keluar asing. BI diperkirakan akan semakin bergantung pada cadangan devisa untuk menjaga stabilitas rupiah. Kondisi ini diperparah dengan penutupan pemerintahan AS yang berkepanjangan, menambah tekanan eksternal pada nilai tukar.
Untuk perdagangan Jumat, pergerakan rupiah akan sangat dipengaruhi oleh rilis data ekonomi AS, terutama Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Indeks Manajer Pembelian (PMI). Pasar juga sudah mengantisipasi penurunan suku bunga oleh The Fed. Dengan faktor-faktor ini, rupiah diprediksi akan melemah dengan kisaran nilai tukar antara Rp 16.620 hingga Rp 16.680 per dolar AS.