Ifonti.com JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali menunjukkan pelemahan pada penutupan perdagangan Rabu, 3 September 2025. Pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi oleh sentimen domestik dan global yang saling berinteraksi.
Di pasar spot, rupiah ditutup pada level Rp 16.416 per dolar Amerika Serikat (AS), melemah tipis 0,01% dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp 16.414 per dolar AS. Sementara itu, di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah tercatat pada Rp 16.424 per dolar AS, mengalami pelemahan 0,04% dari posisi sebelumnya di Rp 16.418 per dolar AS. Pergerakan yang relatif kompak di kedua pasar ini mencerminkan tekanan yang dialami rupiah.
Rupiah Jisdor Melemah 0,04% ke Rp 16.424 per Dolar AS (3 September 2025)
Analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa pelemahan rupiah sejalan dengan tren pelemahan mata uang Asia lainnya. Hal ini disebabkan oleh aksi jual obligasi global yang dipicu kekhawatiran mengenai utang pemerintah dan perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Namun, sentimen positif (“risk on”) di pasar ekuitas domestik turut membatasi pelemahan rupiah yang lebih dalam. Lukman memperingatkan potensi pelemahan lebih lanjut jika aksi jual obligasi pemerintah di negara-negara utama dunia terus berlanjut. “Apabila pelepasan obligasi pemerintah di negara-negara utama dunia berlanjut, maka rupiah diperkirakan berpotensi kembali melemah,” tegasnya kepada Kontan.
Berbeda dengan Lukman, Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo, menilai pergerakan rupiah saat ini masih cenderung sideways, tanpa menunjukkan penguatan atau pelemahan signifikan. Sutopo memproyeksikan pergerakan rupiah pada hari berikutnya cenderung stabil atau mengalami penguatan terbatas. “Proyeksi ini didasarkan pada analisis sentimen dan fundamental terkini, yang menunjukkan momentum positif dari resolusi politik domestik dan intervensi berkelanjutan oleh Bank Indonesia,” jelas Sutopo kepada KONTAN. Meski demikian, ia mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap rilis data ekonomi AS yang berpotensi memicu pergerakan signifikan pada dolar AS.
Sentimen positif dari dalam negeri diperkirakan akan menahan pelemahan rupiah yang signifikan. Akan tetapi, potensi penguatan juga terbatas karena sentimen global yang cenderung mendukung penguatan dolar AS. Sutopo memperkirakan support rupiah berada di kisaran Rp 16.300-Rp 16.500, sementara Lukman memproyeksikan resistance rupiah di rentang Rp 16.400-Rp 16.550.
Simak Kurs Transaksi BI Rabu (3/9): Rupiah Terhadap Mata Uang Dunia
Ringkasan
Pada penutupan perdagangan Rabu, 3 September 2025, nilai tukar rupiah melemah tipis terhadap dolar AS. Di pasar spot, rupiah ditutup pada Rp 16.416 per dolar AS, sementara di Jisdor BI tercatat Rp 16.424 per dolar AS. Pelemahan ini dipengaruhi oleh aksi jual obligasi global dan pelemahan mata uang Asia lainnya, meskipun sentimen positif di pasar ekuitas domestik membatasi pelemahan yang lebih dalam.
Terdapat perbedaan proyeksi mengenai pergerakan rupiah selanjutnya. Lukman Leong memperingatkan potensi pelemahan lebih lanjut jika aksi jual obligasi global berlanjut, sedangkan Sutopo Widodo memproyeksikan pergerakan rupiah cenderung stabil atau menguat terbatas, didukung oleh sentimen positif domestik dan intervensi BI. Keduanya sepakat bahwa sentimen global dan data ekonomi AS perlu diwaspadai.