KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pergerakan kurs rupiah menunjukkan tren pelemahan signifikan sejak awal perdagangan Rabu, (20/8/2025). Pada sesi pagi, rupiah bahkan memimpin pelemahan di antara mata uang Asia lainnya, menandai dimulainya hari dengan sentimen negatif.
Situasi ini diperparah saat mengacu pada data Trading Economics. Per pukul 12.25 WIB pada hari yang sama, rupiah tercatat berada pada level Rp 16.287 per dolar AS. Angka ini merefleksikan penurunan sebesar 0,26% dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya, menunjukkan tekanan yang berkelanjutan terhadap mata uang domestik.
Menganalisis pergerakan ini, Lukman Leong, seorang analis mata uang dari Doo Financial Futures, menyoroti antisipasi para investor terhadap pengumuman kebijakan suku bunga acuan atau BI rate. Pengumuman ini dijadwalkan akan dirilis dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada hari ini. Menurut Lukman, konsensus pasar memperkirakan bahwa Bank Indonesia akan mempertahankan tingkat suku bunga, sebuah keputusan yang seringkali dinanti-nanti pasar keuangan.
Rupiah Spot Turun 0,47% ke Rp 16.323 per Dolar AS Rabu (20/8) Pagi, Terlemah di Asia
Selain faktor kebijakan suku bunga, Lukman Leong juga mengamati bahwa rupiah secara spesifik mengalami tekanan jual akibat aksi ambil untung (profit-taking) oleh para pelaku pasar. Fenomena ini muncul setelah rupiah menikmati periode penguatan yang cukup signifikan sejak awal Agustus, mendorong investor untuk mengamankan keuntungan mereka.
Dalam konteks jangka pendek, sentimen global turut memainkan peran penting dalam menekan pergerakan rupiah. Fokus utama pasar saat ini masih tertuju pada pergerakan indeks dolar AS, yang dipengaruhi oleh perkembangan tarif perdagangan internasional serta dinamika situasi geopolitik, khususnya di Ukraina. Ketidakpastian dari faktor-faktor eksternal ini kerap memicu kekhawatiran dan memengaruhi aliran modal.
Rupiah Berpeluang Lanjut Melemah pada Perdagangan Rabu (20/8/2025), Simak Sentimennya
Dari ranah domestik, rupiah sempat mendapatkan sedikit angin segar ketika tekanan dari dolar AS mereda, memicu harapan akan adanya potensi pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia. Namun, Lukman menambahkan bahwa di sisi lain, arah kebijakan fiskal pemerintah yang cenderung ekspansif dan mendorong pengeluaran domestik, berpotensi memicu kenaikan inflasi. Dualisme sentimen ini menciptakan dilema bagi arah kebijakan moneter.
Melihat berbagai faktor pendorong dan penekan tersebut, Lukman Leong memperkirakan bahwa dalam jangka pendek, pergerakan kurs rupiah kemungkinan besar akan tetap berada dalam rentang konsolidasi. Ia memproyeksikan bahwa rupiah akan bergerak di kisaran Rp 16.000 hingga Rp 16.500 per dolar AS, mencerminkan ketidakpastian yang masih membayangi pasar keuangan.
Rupiah Spot Melemah 0,25% ke Rp 16.287 per Dolar AS Rabu (20/8/2025) Siang