Ifonti.com – JAKARTA. Kabar baik bagi para pelaku pasar! Rupiah berhasil mengakhiri perdagangan pekan ini dengan torehan positif terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari Jumat, 21 November 2025.
Menurut data yang dirilis Bloomberg, nilai tukar rupiah spot ditutup pada level Rp 16.716 per dolar AS. Angka ini menunjukkan penguatan sebesar 0,12% dibandingkan posisi sebelumnya yang berada di Rp 16.736 per dolar AS. Sebuah sinyal menggembirakan di tengah dinamika pasar global.
Penguatan rupiah ini juga tercermin pada kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Index (Jisdor). Bank Indonesia (BI) menetapkan Jisdor pada level Rp 16.719 per dolar AS, menguat 0,14% dibandingkan hari sebelumnya yang berada di Rp 16.742 per dolar AS. Konsistensi penguatan ini memberikan indikasi stabilitas yang lebih baik bagi mata uang Garuda.
Tren positif ini sejalan dengan pergerakan sebagian besar mata uang Asia yang juga menunjukkan penguatan terhadap dolar AS. Sentimen regional turut memberikan kontribusi terhadap performa rupiah.
Di antara mata uang Asia, Peso Filipina mencatatkan penguatan paling signifikan. Hal ini didorong oleh derasnya arus modal asing yang masuk ke pasar saham Filipina, serta ekspektasi pasar terhadap potensi penurunan suku bunga oleh Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) dalam waktu dekat. Kebijakan moneter yang akomodatif di Filipina tampaknya menjadi daya tarik tersendiri bagi investor.
Sementara itu, Yuan China juga mengalami penguatan, baik di pasar onshore maupun offshore. Penguatan ini terjadi setelah People’s Bank of China (PBoC) menetapkan midpoint harian yang lebih kuat dari perkiraan pasar. Langkah ini menunjukkan komitmen otoritas China untuk menjaga stabilitas mata uang mereka.
Lebih lanjut, sentimen positif bagi rupiah juga datang dari pernyataan Gubernur Bank Sentral India, Sanjay Malhotra, pada Kamis (20/11). Malhotra menyatakan bahwa tercapainya kesepakatan perdagangan yang “baik” antara India dan AS berpotensi mengurangi tekanan eksternal pada mata uang di kawasan, termasuk rupiah. Prospek kerjasama ekonomi yang lebih erat antara dua negara ekonomi raksasa ini memberikan harapan bagi stabilitas regional secara keseluruhan.
Ringkasan
Rupiah mengakhiri perdagangan pekan ini dengan penguatan terhadap dolar AS, ditutup pada Rp 16.716 per dolar AS, menguat 0,12%. Penguatan ini juga tercermin pada kurs Jisdor yang ditetapkan BI pada Rp 16.719 per dolar AS, naik 0,14% dibandingkan hari sebelumnya. Tren positif ini sejalan dengan penguatan sebagian besar mata uang Asia terhadap dolar AS.
Peso Filipina mencatatkan penguatan paling signifikan di Asia, didorong arus modal asing dan ekspektasi penurunan suku bunga. Yuan China juga menguat setelah penetapan midpoint harian yang lebih kuat oleh PBoC. Sentimen positif juga datang dari harapan kesepakatan dagang antara India dan AS yang diperkirakan dapat mengurangi tekanan eksternal pada mata uang di kawasan.