Rupiah Terkoreksi Awal Pekan: Peluang dan Prediksi Selasa, 29 Oktober

Ifonti.com – JAKARTA. Nilai tukar rupiah menunjukkan pergerakan yang variatif namun cenderung melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin (27/10/2025). Mengutip data Bloomberg, rupiah di pasar spot tergelincir 0,11% dari penutupan perdagangan sebelumnya, berada di posisi Rp 16.621 per dolar AS. Sementara itu, data Jisdor Bank Indonesia (BI) justru mencatat penguatan tipis 0,01%, menempatkan rupiah di level Rp 16.628 per dolar AS dibandingkan penutupan sebelumnya.

Analis Mata Uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa pelemahan rupiah ini tak lepas dari sentimen risk-off di pasar ekuitas domestik. Kekhawatiran akan perubahan perhitungan bobot pada saham-saham Indonesia di Morgan Stanley Capital International (MSCI) memicu aksi jual (sell-off), yang turut menekan kinerja mata uang Garuda.

Untuk perdagangan Selasa (28/10/2025), Lukman memperkirakan rupiah masih berpotensi menghadapi tekanan dari sentimen risk-off domestik ini. Kendati demikian, perkembangan positif di tingkat global terkait hubungan dagang antara China dan AS dapat memberikan sedikit angin segar. Ia memproyeksikan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 16.550 hingga Rp 16.700 per dolar AS.

IHSG Anjlok 1,87% ke 8,117 pada Senin (27/10/2025), BRPT, SCMA, AMMN Top Losers LQ45

Lebih lanjut, pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, menyoroti pengaruh signifikan dari pernyataan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, terhadap pergerakan rupiah. Bessent mengungkapkan bahwa para pejabat AS dan Tiongkok telah menyusun kerangka kerja substansial untuk kesepakatan perdagangan. Kerangka ini diharapkan membuka jalan bagi Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping untuk membahas kerja sama perdagangan lebih lanjut minggu ini.

Ibrahim menambahkan, Bessent menyatakan bahwa kerangka kerja ini dirancang untuk menghindari pengenaan tarif AS sebesar 100% atas barang-barang Tiongkok dan akan mencakup penangguhan kontrol ekspor logam tanah jarang Tiongkok. Optimisme juga datang dari Presiden Trump yang berharap dapat mencapai kesepakatan dengan Beijing dan mengadakan pertemuan di kedua negara. Selain dinamika perdagangan, laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) AS yang lebih rendah dari perkiraan turut memperkuat spekulasi penurunan suku bunga Federal Reserve sebesar 25 basis poin, membuat investor kini mengamati petunjuk lebih lanjut mengenai kebijakan pelonggaran moneter hingga akhir tahun.

Fokus utama pasar keuangan global minggu ini akan tertuju pada keputusan suku bunga dari beberapa bank sentral, khususnya kebijakan terbaru dari Federal Reserve (The Fed). The Fed dijadwalkan mengadakan rapat pada 28–29 Oktober 2025, dengan pengumuman keputusan yang sangat dinantikan pada Kamis dini hari.

IHSG Makin Ambles di Awal Perdagangan Sesi II Hari Ini, Apa Pemicunya?

Di sisi domestik, Ibrahim juga menggarisbawahi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagai sentimen yang memengaruhi rupiah. Sejumlah ekonom memperkirakan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2025 tumbuh sekitar 4,9%.

Angka pertumbuhan ekonomi yang melambat ini sebagian besar disebabkan oleh faktor domestik, seperti tercermin dari Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) pada September 2025 yang tercatat menurun dibanding bulan sebelumnya. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor ini, Ibrahim memproyeksikan rupiah pada perdagangan Selasa (28/10/2025) akan bergerak fluktuatif, namun diperkirakan ditutup melemah di kisaran Rp 16.620 hingga Rp 16.650 per dolar AS.

Ringkasan

Pada awal pekan, nilai tukar rupiah menunjukkan pelemahan terhadap dolar AS dipengaruhi oleh sentimen risk-off di pasar ekuitas domestik dan kekhawatiran perubahan bobot saham Indonesia di MSCI. Optimisme hubungan dagang AS-Tiongkok memberikan sedikit harapan, namun kekhawatiran pertumbuhan ekonomi domestik yang melambat turut membebani. Untuk perdagangan Selasa, rupiah diperkirakan masih akan fluktuatif dengan potensi tekanan.

Pasar global juga menantikan keputusan suku bunga The Fed yang dijadwalkan pada 28-29 Oktober 2025. Selain itu, pernyataan Menteri Keuangan AS mengenai kerangka kerja kesepakatan dagang AS-Tiongkok memberikan sentimen positif. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2025 yang melambat turut menjadi perhatian, dengan perkiraan rupiah bergerak di kisaran Rp 16.620 hingga Rp 16.650 per dolar AS pada perdagangan Selasa.