Ifonti.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menorehkan rekor tertinggi baru pada perdagangan Rabu (13/8/2025). Pencapaian gemilang ini menandai optimisme pasar yang kuat, meskipun di tengah euforia tersebut, beberapa saham justru mengalami tekanan signifikan.
Berdasarkan data akurat dari RTI, IHSG menuntaskan sesi perdagangan dengan penguatan impresif sebesar 1,30% atau setara 101,214 poin, mengukuhkan posisinya pada level 7.892,911. Kinerja pasar yang solid ini ditopang oleh dominasi saham-saham yang menguat, dengan 346 saham ditutup positif, berbanding 280 saham yang melemah, dan 173 saham yang stagnan.
Kenaikan IHSG secara menyeluruh didorong oleh performa cemerlang sembilan indeks sektoral. Tiga sektor yang menjadi lokomotif penguatan terbesar adalah IDX-Techno yang melonjak 3,98%, diikuti oleh IDX-Health dengan kenaikan 1,56%, dan IDX-Property yang turut menguat sebesar 1,49%.
Namun, di tengah hiruk pikuk rekor IHSG tersebut, saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADRO) justru bergerak berlawanan arah. Saham emiten tambang tersebut anjlok 4,95% ke level Rp 1.055 pada penutupan perdagangan kemarin. Penurunan tajam ini menempatkan saham ADRO sebagai salah satu top losers dalam indeks LQ45.
Berikut adalah rincian pergerakan harga saham ADRO selama perdagangan:
- Harga pembukaan: Rp 1.860
- Harga tertinggi: Rp 1.895
- Harga terendah: Rp 1.830
- Harga penutupan: Rp 1.830
CUAN dan DSSA Masuk Indeks MSCI Global Standard, ADRO Turun Kelas
Sentimen Negatif yang Menekan Saham ADRO
Aksi jual yang masif terhadap saham ADRO dipicu oleh sentimen negatif dari pemberitaan terkait kasus hukum. Pasalnya, Direktur PT Adaro Indonesia periode 2018-2025, Heri Gunawan, kembali menjalani pemeriksaan oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) sebagai saksi dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina (Persero), Sub Holding, dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) selama periode 2018 hingga 2023.
Proses pemanggilan dan pemeriksaan ini telah berlangsung pada 4 Agustus 2025 lalu, di mana Heri Gunawan (HG) hadir untuk memberikan kesaksian penting.
Bersamaan dengan beredarnya kabar tersebut, Manajemen Grup Adaro segera memberikan klarifikasi resmi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait pemeriksaan yang dilakukan Kejagung terhadap Heri Gunawan. Dalam keterangannya, Manajemen PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) membenarkan bahwa HG, yang merupakan Direktur di PT Adaro Indonesia pada periode yang disebutkan, memang menghadiri pemanggilan Kejagung RI. Pemanggilan tersebut bertujuan untuk mendengarkan dan memeriksa kesaksiannya dalam penyelidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi yang berkaitan dengan tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada Pertamina, Sub Holding, dan KKKS tahun 2018-2023.
Tonton: Soal Ekspor Listrik Hijau ke Singapura, Begini Respons Alamtri Resources (ADRO)
Lebih lanjut, AADI menegaskan bahwa PT Adaro Indonesia bukanlah satu-satunya pihak yang dipanggil untuk memberikan kesaksian dalam kasus ini. “Terdapat perusahaan-perusahaan pembeli bahan bakar minyak solar lainnya yang juga turut dipanggil untuk memberikan kesaksian,” demikian pernyataan Corporate Secretary Adaro Andalan Indonesia, Ray Aryaputra, dalam keterbukaan informasi pada Selasa (12/8) malam.
Dalam kesaksiannya kepada penyidik Kejagung, Heri Gunawan menjelaskan mengenai proses pembelian bahan bakar minyak untuk kegiatan operasional grup. Ia menyampaikan bahwa pembelian tersebut melalui proses tender yang kompetitif, yang melibatkan Pertamina dan pemasok bahan bakar minyak lainnya sejak tahun 2015. Selain itu, HG juga mengklarifikasi bahwa harga pembelian minyak berpatokan pada Mean of Platts Singapore (MOPS) ditambah margin yang wajar.