Saham Automotif Naik? Rekomendasi & Prospek Investasi Terbaik

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pasar otomotif Indonesia menunjukkan sinyal positif. Penjualan mobil nasional pada Agustus 2023 mencapai 61.780 unit, menandai peningkatan dibandingkan Juli (60.878 unit) dan Juni (58.341 unit), berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dirilis PT Astra International Tbk (ASII).

Kenaikan penjualan ini berdampak positif pada kinerja saham sejumlah emiten otomotif. Saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), dan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) kompak menguat dalam sebulan terakhir, masing-masing sebesar 1,78%, 4,78%, dan 0,9%. Namun, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) mengalami pelemahan sebesar 4,78%.

Muhammad Wafi, analis dari Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), menjelaskan bahwa penguatan saham otomotif didorong oleh peningkatan penjualan mobil dan sinyal pemulihan permintaan domestik di tengah tren penurunan suku bunga. “Market menilai ada sinyal pemulihan permintaan domestik di tengah tren suku bunga yang menurun,” ujar Wafi kepada Kontan, Jumat (19/9).

Sentimen positif lainnya yang turut mendukung sektor otomotif antara lain ekspektasi stimulus pemerintah untuk konsumsi, stabilitas nilai tukar rupiah yang menjaga biaya impor komponen, serta rotasi sektor oleh investor ke saham-saham berbasis permintaan domestik akibat pelemahan komoditas. Wafi menambahkan, “Prospek otomotif masih menarik, apalagi dengan tren suku bunga rendah yang bisa mendorong pembiayaan kendaraan. Middle class consumption story Indonesia tetap jadi katalis jangka panjang.”

Meskipun demikian, tantangan tetap ada. Transisi ke kendaraan listrik, penurunan harga komoditas global yang menekan daya beli, dan persaingan yang semakin ketat dari merek baru menjadi hambatan yang perlu dihadapi. Wafi menekankan, “Kalau permintaan mobil bisa bertahan di atas 60 ribu unit per bulan dan dukungan kredit konsumsi terjaga, sektor otomotif punya ruang naik lebih panjang.”

Miftahul Khaer, analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, mengamini bahwa kenaikan harga saham otomotif sejalan dengan peningkatan penjualan mobil. Namun, ia menambahkan faktor lain seperti stabilitas daya beli pasca penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI), peningkatan pembiayaan kredit kendaraan, dan ekspektasi stimulus pemerintah sebagai pendorong tambahan. “Jadi, kalo di rekap ini dorong dari kombinasi data penjualan yang solid dan iklim makro yang lebih kondusif menjadi bahan bakar utama kenaikan saham-saham otomotif belakangan ini,” jelas Miftahul kepada Kontan, Jumat (19/9).

Miftahul memprediksi prospek saham otomotif jangka menengah dan panjang masih menjanjikan, ditopang oleh potensi pemulihan daya beli, ekspansi kendaraan listrik, dan diversifikasi produk oleh emiten besar. Ia merekomendasikan ASII karena pangsa pasar yang dominan dan diversifikasi bisnis yang kuat, dengan target harga 12 bulan ke depan di Rp 6.769 per saham. AUTO dan DRMA menarik sebagai emiten komponen yang berpotensi diuntungkan oleh pergeseran ke kendaraan listrik. IMAS juga patut diperhatikan karena agresif menjalin kerja sama dengan merek global. “Untuk saran, investor sebaiknya fokus pada emiten dengan fundamental solid dan juga punya strategi jelas dalam transisi kendaraan listrik, karena itu akan jadi katalis di periode jangka panjang,” saran Miftahul.

Senada dengan Miftahul, Wafi menilai ASII tetap menjadi pilihan utama karena diversifikasi bisnis dan posisi market leader, dengan target harga sekitar Rp 6.700. AUTO dinilai lebih spekulatif, namun berpotensi menguntungkan jika industri komponen meningkat (target harga Rp 2.700-an). IMAS menarik karena eksposur ke kendaraan listrik dan merek baru (target harga Rp 1.500), sementara DRMA memiliki momentum bagus karena ekspansi pabrik dan permintaan komponen (target harga Rp 1.500).

DRMA Chart by TradingView

Ringkasan

Penjualan mobil di Indonesia meningkat pada Agustus 2023, mencapai 61.780 unit, mendorong kenaikan saham emiten otomotif seperti Astra International (ASII), Astra Otoparts (AUTO), dan Indomobil Sukses Internasional (IMAS). Penguatan ini didorong oleh peningkatan permintaan domestik, penurunan suku bunga, dan ekspektasi stimulus pemerintah. Stabilitas nilai tukar rupiah juga berperan penting dalam menjaga biaya impor komponen.

Analis memprediksi prospek saham otomotif jangka menengah dan panjang masih positif, didukung oleh pemulihan daya beli, ekspansi kendaraan listrik, dan diversifikasi produk. ASII direkomendasikan karena pangsa pasar dan diversifikasi bisnisnya yang kuat. AUTO dan DRMA menarik sebagai emiten komponen, sementara IMAS menjanjikan karena kerjasama dengan merek global. Namun, transisi ke kendaraan listrik dan persaingan yang ketat tetap menjadi tantangan.