Ifonti.com JAKARTA. Prospek cerah mulai terlihat di sektor perbankan Indonesia. BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS), dalam riset terbaru yang diterbitkan Kamis (14/8/2025) oleh Victor Stefano dan Naura Reyhan Muchlis, melihat perbaikan likuiditas perbankan di semester kedua tahun 2025. Ini menjadi sentimen positif bagi saham-saham perbankan yang sebelumnya tertekan oleh tren koreksi.
BRIDS memprediksi pengetatan likuiditas telah mencapai titik terendah pada kuartal II-2025 dan akan membaik secara bertahap hingga akhir tahun. Perbaikan ini didorong oleh beberapa faktor kunci: pertumbuhan kredit yang melambat, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang lebih tinggi, dan pelonggaran rasio loan-to-deposit ratio (LDR). Pertumbuhan kredit yang lebih rendah mencerminkan sikap lebih hati-hati dari perbankan dalam menyalurkan kredit, merespon kekhawatiran akan kualitas aset. Hal ini, pada akhirnya, membatasi kebutuhan likuiditas.
Menariknya, meskipun imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) turun, suku bunga deposito 1 bulan tetap stabil. Akibatnya, selisih keduanya semakin menyempit, mencapai titik terendah dalam dua tahun terakhir pada Agustus 2025. BRIDS menilai hal ini sebagai sinyal positif. Deposan yang sebelumnya beralih ke surat berharga kemungkinan akan kembali ke deposito karena berkurangnya insentif dari SBN. Konsekuensinya, bank dapat mengurangi ketergantungan pada sumber pendanaan yang lebih mahal, menurunkan biaya dana (Cost of Fund/CoF) dalam beberapa bulan ke depan. Penurunan suku bunga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga diperkirakan akan semakin menekan CoF, mengingat suku bunga deposito bank secara historis selalu di bawah tingkat bunga LPS.
Meski demikian, BRIDS masih mempertahankan rekomendasi neutral untuk sektor perbankan secara keseluruhan. Kehati-hatian ini didasarkan pada potensi dampak signifikan terhadap laba jangka menengah, mengingat prospek kualitas aset masih menjadi perhatian. Namun, BRIDS memberikan rekomendasi buy untuk saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan target harga Rp 11.900 per saham.
BRIDS melihat peluang jangka pendek yang menarik di sektor perbankan. Likuiditas telah mencapai titik terendah, valuasi telah terkoreksi hingga 2,1x PBV (-0,7SD dari rata-rata 5 tahun), dan program pemerintah semakin jelas, ditambah dengan penurunan kepemilikan dana asing. Kondisi ini diyakini akan menguntungkan bank-bank yang sebelumnya underperform, seperti BBCA, BBRI, dan BMRI.
Meskipun demikian, BRIDS mengingatkan adanya risiko terhadap pandangan jangka pendek mereka. Risiko tersebut meliputi pengetatan likuiditas yang lebih tajam dari perkiraan, memburuknya kualitas aset lebih cepat dari yang diantisipasi, dan potensi intervensi pemerintah. Saham Bank Mandiri (BMRI) Ditutup Melemah 0,81% pada Perdagangan Rabu 13 Agustus 2025 Saham Bank Besar Kompak Menghijau pada Selasa (12/8), Ini Sentimen Pendorongnya
Ringkasan
Riset BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) memprediksi perbaikan likuiditas perbankan Indonesia di semester kedua 2025, ditandai dengan pengetatan likuiditas yang mencapai titik terendah di kuartal II-2025. Perbaikan ini didorong oleh pertumbuhan kredit yang melambat, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang lebih tinggi, dan pelonggaran rasio loan-to-deposit ratio (LDR). Meskipun rekomendasi sektor perbankan secara keseluruhan neutral, BRIDS merekomendasikan buy untuk saham BBCA.
BRIDS melihat peluang jangka pendek yang menarik di sektor perbankan karena likuiditas yang membaik, valuasi yang telah terkoreksi, dan program pemerintah yang semakin jelas. Namun, BRIDS juga mengingatkan adanya risiko seperti pengetatan likuiditas yang lebih tajam, memburuknya kualitas aset, dan potensi intervensi pemerintah. Target harga BBCA oleh BRIDS adalah Rp 11.900 per saham.