Saham BBNI Ada di Posisi 3 Top Gainers LQ45, Kinerjanya Positif atau Negatif?

Ifonti.com  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mengakhiri sesi perdagangan Selasa (5/8/2025) di zona positif. Kinerja pasar modal domestik ini menunjukkan ketahanan di tengah dinamika ekonomi.

Melansir data terkini dari RTI, IHSG tercatat menguat signifikan sebesar 50,54 poin atau 0,68%, menempatkan posisinya di level 7.515,18. Kenaikan ini didukung oleh pergerakan positif di berbagai sektor.

Pada transaksi hari tersebut, delapan sektor berhasil menunjukkan performa cemerlang dan menjadi penopang utama pergerakan indeks. Sebaliknya, hanya tiga indeks sektoral yang mengalami tekanan dan mencatatkan penurunan.

Sektor barang konsumen siklikal memimpin penguatan sektoral dengan lonjakan sebesar 3,72%. Diikuti oleh sektor keuangan yang naik 1,32%, serta sektor properti yang turut menguat 1,11%. Kontribusi sektor-sektor ini menjadi kunci bagi kenaikan IHSG.

Di antara deretan saham-saham unggulan LQ45, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencuri perhatian dengan menjadi salah satu top gainers, menduduki posisi ketiga. Saham BBNI mengukuhkan kenaikan impresif sebesar 5,24% pada penutupan perdagangan.

Berikut adalah rincian pergerakan harga saham BBNI pada perdagangan hari ini:

  • Harga pembukaan: Rp 4.010
  • Harga tertinggi: Rp 4.230
  • Harga terendah: Rp 4.040
  • Harga penutupan: Rp 4.220

Kinerja Telkom (TLKM) Lesu, Begini Rekomendasi Sahamnya

Sentimen Positif di Balik Kenaikan Saham BBNI

Kenaikan harga saham BBNI pada perdagangan kali ini tak lepas dari sentimen positif yang menyelimuti rilis laporan keuangan semester I 2025. Meskipun demikian, bank pelat merah ini melaporkan laba bersih sebesar Rp 10,1 triliun, yang menunjukkan penurunan sebesar 5,6% secara tahunan (YoY).

Kontraksi laba BBNI ini sebagian besar disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang hanya naik tipis 2,3% secara tahunan. Di sisi lain, pendapatan non-bunga juga mengalami penurunan sebesar 2,9% secara tahunan. Beban operasional perusahaan tercatat meningkat 3%, ditambah lagi dengan kenaikan biaya pencadangan sebesar 7,9%, semakin menekan profitabilitas.

Meski demikian, terdapat indikator positif dari sisi kualitas aset. Rasio non-performing loan (NPL) BBNI menunjukkan perbaikan tipis menjadi 1,9%. Sementara itu, rasio loan at risk (LAR) sedikit meningkat menjadi 10,9%, yang didorong oleh peningkatan kredit lancar yang direstrukturisasi. Di tengah tantangan tersebut, pertumbuhan kredit BBNI tetap solid dengan kenaikan 7% YoY.

Lebih lanjut, pertumbuhan kredit BBNI kini terlihat lebih merata, menjangkau segmen Kredit Usaha Kecil Menengah (UKM) di luar Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta segmen kredit menengah. Diversifikasi ini menunjukkan strategi pertumbuhan yang lebih seimbang.

Tonton: IHSG Terus Anjlok Jelang Akhir Pekan, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Jumat (1/8)

Potensi saham BBNI juga disorot oleh para analis pasar modal. Edward Lowis, Analis Sucor Sekuritas, dalam risetnya pada 25 Juli 2025, merekomendasikan “beli” untuk saham BBNI dengan target harga Rp 5.200. Senada, Victor Stefano, Analis BRI Danareksa Sekuritas, juga menyarankan “beli” saham BBNI, dengan menetapkan target harga Rp 4.800 per saham. Rekomendasi ini mencerminkan optimisme terhadap prospek kinerja BBNI ke depan.

Profil Singkat PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)

  • Nama : PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
  • Tanggal Pencatatan : 1996-11-25
  • Papan Pencatatan : Utama
  • Bidang Usaha Utama : Perbankan & kegiatan usaha penunjang lainnya
  • Sektor : Keuangan
  • Subsektor : Bank
  • Industri : Bank
  • Subindustri : Bank