Serangan Jantung Saat Olahraga: Penyebab, Gejala, & Cara Mencegah!

Ifonti.com JAKARTA – Pusat kebugaran menjadi destinasi utama bagi banyak orang untuk mencapai dan mempertahankan kondisi fisik yang prima serta kesehatan optimal. Namun, di balik semangat pengejaran keunggulan fisik, muncul sebuah paradoks yang memprihatinkan: kasus serangan jantung yang terjadi di lingkungan yang seharusnya menjadi simbol kesehatan dan vitalitas ini.

Serangan jantung, sebagai masalah kesehatan global yang utama, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, gaya hidup, dan ketersediaan perawatan medis. Meskipun kejadian serangan jantung akibat olahraga tergolong jarang, risikonya sangat berbahaya. Ironisnya, secara keseluruhan, olahraga tetap merupakan komponen vital untuk menjaga kesehatan jantung.

Kondisi ini dikenal juga sebagai infark miokard (MI) akibat aktivitas fisik, yang dapat muncul selama atau segera setelah melakukan aktivitas fisik berat. Insiden ini terjadi ketika pasokan darah ke otot jantung berkurang drastis. Akibatnya, arteri yang tersumbat dapat menyebabkan kerusakan fatal atau bahkan kematian sel-sel otot jantung, sebuah kejadian yang menuntut perhatian serius.

Menurut Tanmai Yermal (Jain), Konsultan Kardiologi dari Rumah Sakit Manipal, Kharadi, Pune, individu yang memiliki riwayat faktor risiko seperti merokok, tekanan darah tinggi, diabetes, atau penyakit jantung disarankan untuk lebih berhati-hati saat berolahraga. Penting sekali untuk menghindari berolahraga berlebihan atau memaksakan diri terlalu cepat. Aktivitas fisik yang dilakukan tanpa pertimbangan dapat memberikan tekanan ekstrem pada jantung, memicu serangan jantung. Ini bisa terjadi akibat aktivitas berat dalam durasi lama, mengangkat beban yang terlalu berat, berlari tanpa henti, atau melakukan terlalu banyak repetisi.

Mengapa jantung Anda mungkin lelah saat berolahraga

Meskipun rutinitas olahraga telah terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan kesehatan jantung, data menunjukkan peningkatan signifikan persentase serangan jantung selama olahraga pada pria berusia di atas 45 tahun. Fenomena ini mengindikasikan bahwa olahraga berlebihan berpotensi meningkatkan risiko masalah jantung.

Jantung dapat bermasalah jika seseorang telah memiliki masalah jantung yang sebelumnya tidak terdiagnosis, seperti penyumbatan arteri ringan, atau jika detak jantung tiba-tiba meningkat secara drastis, mengalami dehidrasi parah, atau memaksakan diri melampaui batas kemampuan tubuh secara umum.

Dr. Satish Sawant, Konsultan Kardiologi dari Rumah Sakit Manipal, Baner, Pune, menekankan pentingnya mendengarkan respons tubuh. Jika muncul gejala seperti nyeri dada, kesulitan bernapas, merasa pusing, atau pening, itu adalah sinyal jelas untuk segera beristirahat. Selain itu, sangat dianjurkan untuk mengetahui riwayat masalah jantung dalam keluarga atau kondisi seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol. Apabila ada kekhawatiran, konsultasikan dengan dokter sebelum memulai program latihan baru. Selalu lakukan pemanasan sebelum memulai latihan dan pendinginan setelahnya, serta pastikan tubuh terhidrasi dengan baik dengan mengonsumsi banyak air.

Cara melindungi jantung Anda di pusat kebugaran

  1. Jika Anda memiliki faktor risiko, lakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh sebelum memulai rutinitas olahraga.
  2. Mulai latihan secara bertahap dan tingkatkan intensitas secara perlahan agar tubuh dapat beradaptasi.
  3. Gunakan monitor detak jantung untuk memantau intensitas latihan dan mencegah berolahraga berlebihan.
  4. Pelajari dan terapkan bentuk tubuh yang tepat saat melakukan setiap jenis latihan untuk meminimalkan risiko cedera dan tekanan pada jantung.
  5. Sediakan waktu yang cukup untuk beristirahat setelah latihan, memberikan kesempatan bagi tubuh untuk pulih.
  6. Hindari konsumsi suplemen pil atau bubuk yang tidak jelas, yang dapat memacu jantung secara tidak wajar. Pertimbangkan juga untuk mempelajari teknik CPR sebagai tindakan berjaga-jaga.

Ringkasan

Serangan jantung saat olahraga, meskipun jarang, merupakan risiko serius yang perlu diperhatikan, terutama bagi individu dengan faktor risiko seperti riwayat merokok, tekanan darah tinggi, atau diabetes. Olahraga berlebihan tanpa pertimbangan dapat memicu serangan jantung akibat tekanan ekstrem pada jantung, seperti aktivitas berat dalam durasi lama atau mengangkat beban terlalu berat. Peningkatan signifikan serangan jantung pada pria di atas 45 tahun selama olahraga mengindikasikan potensi bahaya dari olahraga berlebihan.

Penting untuk mendengarkan respons tubuh dan segera beristirahat jika merasakan gejala seperti nyeri dada, kesulitan bernapas, atau pusing. Lakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh sebelum memulai rutinitas olahraga, mulai secara bertahap, dan gunakan monitor detak jantung. Pemanasan, pendinginan, hidrasi yang cukup, serta menghindari suplemen yang tidak jelas sangat penting untuk melindungi kesehatan jantung saat berolahraga.