
Ifonti.com JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan kembali menunjukkan tren pelemahan pada perdagangan Senin, 17 November 2025. Proyeksi ini muncul di tengah sejumlah sinyal teknikal dan sentimen makroekonomi yang perlu dicermati investor.
Oktavianus Audi, VP Equity Retail Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, menyoroti bahwa IHSG berpotensi bergerak secara variatif namun dengan kecenderungan melemah. Analisis teknikalnya menunjukkan indikator MACD yang melandai dan berpotensi membentuk death cross, sejalan dengan penurunan pada indikator RSI. Sinyal-sinyal ini mengindikasikan tekanan jual yang mungkin berlanjut di pasar.
Beberapa sentimen kunci diprediksi akan memengaruhi pergerakan IHSG di awal pekan. Salah satunya adalah antisipasi pelaku pasar terhadap rilis keputusan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Diperkirakan, BI akan kembali memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps), membawanya ke level 4,5%. Audi menambahkan, jika ekspektasi ini terpenuhi, pasar berpotensi merespons positif karena adanya potensi penurunan cost of fund, yang dapat mendorong aktivitas ekonomi dan investasi.
Proyek Danantara Bakal Jadi Ancaman Bagi Emiten Poultry, Simak Rekomendasi Analis
Selain itu, perhatian investor juga tertuju pada rilis risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) di Amerika Serikat. Momen ini menjadi krusial, terutama setelah mendekati penyelesaian isu shutdown pemerintahan AS dan data tenaga kerja AS yang menunjukkan tekanan. Perkembangan ini dapat memicu The Fed untuk mengadopsi sikap yang lebih dovish, yang berpotensi memberikan dampak pada pasar global, termasuk Indonesia.
Senada, Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, memproyeksikan bahwa IHSG masih rentan terhadap koreksi dalam fase konsolidasinya. Ia menetapkan level support IHSG di 8.338 dan level resistance di 8.442. Pergerakan kurs rupiah terhadap dolar AS yang diperkirakan menguat, serta potensi koreksi harga emas, juga akan turut memengaruhi arah IHSG pada perdagangan Senin.
Herditya menekankan, investor akan terus memantau secara seksama efek lanjutan dari government shutdown di AS dan kebijakan moneter yang diambil oleh The Fed. Perkembangan global ini akan menjadi faktor penentu bagi sentimen pasar domestik.
Dalam menghadapi kondisi pasar yang dinamis ini, beberapa saham direkomendasikan untuk dicermati investor. MNC Sekuritas merekomendasikan PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) dengan target harga di kisaran Rp 710—Rp 760 per saham, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) dengan target harga Rp 1.570—Rp 1.690 per saham, dan PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) dengan target harga Rp 454—478 per saham.
WINS Chart by TradingView
Di sisi lain, Oktavianus Audi dari Kiwoom Sekuritas memprediksi IHSG akan bergerak dalam rentang support 8.305 dan resistance 8.450. Ia menyematkan rekomendasi speculative buy untuk saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan level support di Rp 2.870 per saham dan resistance di Rp 3.280 per saham. Rekomendasi speculative buy juga diberikan untuk saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dengan support di Rp 3.620 per saham dan resistance di Rp 4.120 per saham.