SMRA: Pendapatan Recurring Naik? Analis Ungkap Rekomendasi & Prospek!

Ifonti.com JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) diproyeksikan bakal mampu mempertahankan pertumbuhan pendapatan berulang atau recurring income tahun ini, sebuah sinyal positif bagi investor di tengah dinamika pasar. Analisis dari Steven Gunawan dari KB Valbury Sekuritas menyoroti bagaimana pilar pendapatan stabil ini, yang mayoritas disokong oleh segmen mal, akan menjadi penopang kinerja perseroan.

Steven memprediksi pendapatan berulang SMRA akan tumbuh 4,6% menjadi Rp 3,3 triliun pada tahun 2025. Angka ini diproyeksikan berkontribusi signifikan sebesar 36,8% terhadap total pendapatan perseroan. Pendorong utama di balik optimisme ini adalah rencana pembukaan Summarecon Mall Bekasi Tahap 2 pada kuartal IV-2025, yang diharapkan akan meningkatkan capaian dari segmen mal secara substansial. Kontribusi yang meningkat dari pendapatan berulang ini sangat krusial, karena memberikan stabilitas laba yang dibutuhkan SMRA di tengah potensi tekanan makroekonomi.

Meskipun prospek recurring income cerah, laporan keuangan SMRA per semester I-2025 menunjukkan pendapatan total sebesar Rp 4,6 triliun, menurun 19,3% secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka ini baru mencapai 51,7% dari target tahun fiskal 2025. Steven mencermati, penurunan ini sebagian besar dipengaruhi oleh segmen pengembangan properti, yang menyumbang 64,8% terhadap pendapatan SMRA. Segmen ini mengalami koreksi 28,9% yoy menjadi Rp 3 triliun pada semester I-2025.

Simak Rekomendasi Saham Summarecon Agung (SMRA) yang Ditopang Peluncuran Proyek

Penurunan pada segmen pengembangan properti ini, menurut Steven, disebabkan oleh tingginya basis tahun lalu yang diuntungkan dari percepatan serah terima proyek berkat adanya pembebasan PPN. Untuk tahun 2025, ia memproyeksikan pendapatan dari pengembangan properti akan turun 25,4% menjadi Rp 5,6 triliun. Lebih lanjut, penjualan rumah dan ruko diperkirakan melemah 25,0% menjadi Rp 5,1 triliun, sementara penjualan apartemen dan perkantoran juga masing-masing berpotensi terkoreksi 22,8% dan 43,0%.

Secara keseluruhan, Steven menaksir total pendapatan SMRA akan terkoreksi 16,6% yoy menjadi Rp 8,9 triliun pada tahun ini. Penurunan pendapatan ini juga diproyeksikan menyeret laba bersih perseroan turun 26,8% menjadi Rp 1,0 triliun. Beberapa risiko utama yang perlu diwaspadai SMRA meliputi potensi melemahnya permintaan pasar, kenaikan biaya material konstruksi, serta peningkatan tingkat kompetisi di sektor properti.

Pefindo Beri Peringkat idA+ untuk Summarecon Agung (SMRA), Prospek Stabil

Meski demikian, Steven juga melihat adanya peluang positif yang dapat menopang sektor properti, termasuk SMRA. Potensi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dapat menjadi katalis yang mendorong gairah pasar kembali. Dengan mempertimbangkan dinamika ini, Steven merekomendasikan beli saham SMRA dengan target harga Rp 520 per saham.

Summarecon Agung (SMRA) Catat Marketing Sales Rp 2,2 Triliun per Semester I 2025

Ringkasan

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) diproyeksikan akan mempertahankan pertumbuhan pendapatan berulang (recurring income) terutama dari segmen mal. Analis memprediksi pertumbuhan 4,6% menjadi Rp 3,3 triliun pada tahun 2025, didorong oleh pembukaan Summarecon Mall Bekasi Tahap 2 yang diharapkan meningkatkan kontribusi segmen mal secara signifikan.

Meskipun demikian, pendapatan total SMRA pada semester I-2025 mengalami penurunan 19,3% yoy menjadi Rp 4,6 triliun, terutama disebabkan oleh penurunan pada segmen pengembangan properti. Analis merekomendasikan beli saham SMRA dengan target harga Rp 520 per saham, dengan mempertimbangkan potensi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia sebagai katalis positif bagi sektor properti.