
Ifonti.com Gejolak dan ketakutan masih menyelimuti pasar kripto seiring pelemahan harga yang terus meluas. Namun, di balik awan mendung sentimen negatif ini, para analis melihat sebuah pertanda positif yang bisa memicu pembalikan tak terduga.
Fenomena ini, menurut perusahaan riset on-chain terkemuka Santiment, bukanlah hal baru. Peningkatan rasa takut di kalangan trader justru sering menjadi indikator kuat terjadinya pergeseran kepemilikan aset dari investor jangka pendek, yang dikenal sebagai “weak hands,” kepada investor jangka panjang yang berkeyakinan teguh atau “strong hands.” Peralihan strategis ini secara historis kerap mendahului lonjakan harga yang mengejutkan di kemudian hari.
JSI Sinergi Mas Tuntaskan Akuisisi Leyand (LAPD) , Nilainya Rp 20,23 Miliar
Berdasarkan laporan dari Cointelegraph pada Kamis (13/11/2025), analisis Santiment menunjukkan gambaran sentimen yang bervariasi di seluruh aset kripto utama. Untuk Bitcoin (BTC), diskusi di media sosial saat ini memperlihatkan pembagian yang merata antara pandangan bullish dan bearish.
Kontras dengan Bitcoin, komentar mengenai Ether (ETH) justru menampilkan sentimen positif sekitar 50% lebih tinggi dibandingkan negatif. Menariknya, kedua aset ini, baik BTC maupun ETH, sedang berada pada level keterlibatan diskusi yang lebih rendah dari biasanya, mengindikasikan periode konsolidasi atau kehati-hatian.
Namun, untuk XRP, optimisme di media sosial berada di bawah 50%, menjadikannya salah satu momen “terpenuh ketakutan” bagi aset tersebut sepanjang tahun 2025, menurut Santiment.
GOTO dan Grab Dikabarkan Sedang Negosiasi Tawarkan Golden Share kepada Danantara
Rasa Takut Bisa Jadi Peluang
Gelombang ketakutan yang melanda pasar kripto saat ini tidak terlepas dari beragam faktor makroekonomi global. Salah satu pendorong utamanya adalah pergeseran minat investor yang kini lebih condong ke aset-aset sensitif terhadap kebijakan ekonomi dan likuiditas, terutama pasca-berakhirnya penutupan sementara (shutdown) pemerintah Amerika Serikat.
Indikator sentimen krusial, Indeks Crypto Fear & Greed, yang dirancang untuk mengukur kondisi psikologis pasar secara menyeluruh, mencatatkan skor yang sangat rendah: 15 dari 100 pada Kamis (13/11). Angka ini menempatkan pasar dalam kategori “ketakutan ekstrem,” level terendah yang pernah dicapai sejak Februari lalu, menggarisbawahi dalamnya kepanikan investor.
Joe Consorti, Kepala Pertumbuhan Bitcoin di Horizon, turut mengamini kondisi ini. Mengutip data Glassnode, Consorti mengungkapkan bahwa tingkat ketakutan pasar saat ini memiliki kemiripan dengan situasi pada tahun 2022, periode di mana harga Bitcoin sempat merosot hingga sekitar US$18.000.
Begini Strategi Folago (IRSX) Perluas Sayap Bisnis ke Digital Entertainment
Kendati demikian, Santiment kembali menegaskan bahwa suasana suram yang menyelimuti para trader ini justru bisa diinterpretasikan sebagai “kabar baik bagi mereka yang sabar.”
Menurut analisis mereka, ketika sentimen publik mencapai titik terendah dan cenderung negatif terhadap aset-aset kripto besar seperti Bitcoin dan Ether, hal ini sering menandakan bahwa pasar sedang mendekati fase kapitulasi.
“Ketika investor ritel menjual dalam kepanikan, para pemain besar atau institusi justru memanfaatkan momentum ini untuk mulai memborong aset-aset yang harganya jatuh, yang pada akhirnya akan mendorong harga naik kembali,” tulis Santiment dengan keyakinan. “Ini bukan lagi pertanyaan ‘apakah’ hal itu akan terjadi, melainkan ‘kapan’.”
Jatuh Tempo 18 November 2025, Oki Pulp and Paper (OPPM) Siap Lunasi 2 Seri Obligasi
HODLer Kembali Serok Aset
Pandangan optimis serupa juga disuarakan oleh Samson Mow, pendiri perusahaan infrastruktur Bitcoin Jan3, yang melihat kondisi pasar saat ini sebagai fase yang diperlukan.
Menurut Mow, tekanan jual yang terjadi belakangan ini didominasi oleh investor baru yang mengakuisisi Bitcoin dalam kurun waktu 12 hingga 18 bulan terakhir. Para investor ini, yang mungkin belum memiliki keyakinan jangka panjang, memilih untuk merealisasikan keuntungan mereka karena kekhawatiran bahwa siklus harga telah mencapai puncaknya.
“Mereka bukanlah pembeli Bitcoin yang didasari prinsip jangka panjang, melainkan spekulan yang reaktif terhadap setiap berita dan fluktuasi pasar,” jelas Mow, membedakan karakter investor.
Simak Rekomendasi Teknikal Mirae Sekuritas untuk BBYB, GGRM & CBRE, Kamis (13/11)
Namun, Mow optimis bahwa gelombang penjualan dari kelompok ini mulai menipis. Aset-aset yang dilepas kini telah berpindah tangan kepada investor dengan keyakinan kuat, atau yang dikenal sebagai “HODLers with conviction,” yang memang memiliki pandangan jangka panjang terhadap nilai kripto.
“Ini adalah skenario terbaik yang bisa kita harapkan,” tegas Mow dengan penuh keyakinan. “Tahun 2026 akan menjadi tahun yang luar biasa bagi kripto. Siapkan diri Anda.”
Sebagai informasi penutup, mengutip data dari Coinmarketcap pada pukul 10.05 WIB, harga Bitcoin saat ini berada di level US$102.047, setelah terkoreksi sebesar 1,13% dalam 24 jam terakhir.