Tembus Level 8.000, IHSG Cetak Rekor Intraday Tertinggi Pekan Lalu

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencetak sejarah baru di pasar modal Indonesia. Momen bersejarah ini terjadi menjelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, tepatnya pada Jumat (15/8/2025), ketika IHSG sukses menembus level psikologis 8.000.

Pencapaian luar biasa ini tidak hanya berhenti di level IHSG saja. Berbagai indikator pasar modal lainnya juga menunjukkan kinerja impresif, termasuk rekor kapitalisasi pasar yang fantastis serta peningkatan signifikan pada aktivitas perdagangan di berbagai instrumen. Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, IHSG sempat menyentuh level tertinggi intraday 8.017,068 sebelum akhirnya ditutup pada level 7.898,375 di akhir pekan lalu. Rekor penutupan IHSG tertinggi sebelumnya adalah 7.931,251, yang tercapai sehari sebelumnya pada Kamis (14/8/2025). Tak ketinggalan, kapitalisasi pasar saham juga mencapai rekor tertinggi Rp14,315 triliun pada hari yang sama.

Menanggapi capaian gemilang ini, Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, menegaskan bahwa performa IHSG ini merupakan refleksi dari semakin kuatnya kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia. Kepercayaan ini terbentuk di tengah dinamika perekonomian global dan domestik yang penuh tantangan. “Hal ini sekaligus menjadi bentuk kontribusi nyata investor pasar modal bagi perekonomian nasional di momen HUT ke-80 Republik Indonesia (RI),” jelas Kautsar dalam keterangan resmi BEI, Jumat (15/8/2025).

Lebih lanjut, Kautsar menambahkan bahwa keberhasilan pasar modal ini tidak terlepas dari peran strategis Pemerintah Indonesia. Kebijakan pemerintah dalam menjaga fundamental ekonomi yang kuat serta memastikan kesinambungan pertumbuhan di tengah gejolak global telah membuahkan hasil. “Kebijakan strategis yang telah diinisiasi telah menciptakan sentimen positif yang kuat dan meningkatkan kepercayaan pasar,” imbuhnya.

Kinerja positif IHSG juga merupakan hasil sinergi erat antara BEI, para pelaku industri pasar modal, serta dukungan konsisten dari kebijakan dan program pemerintah yang bertujuan menciptakan iklim investasi yang kondusif. Pemerintah, melalui Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Self-Regulatory Organization (SRO) yang mencakup BEI, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), serta PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), telah berkomitmen untuk terus memperkuat infrastruktur pasar modal, memperluas basis investor, serta meningkatkan literasi dan inklusi keuangan. Upaya kolektif ini diharapkan dapat menjaga momentum positif dan memastikan pertumbuhan pasar modal memberikan manfaat nyata bagi perekonomian nasional secara berkesinambungan.

Selain capaian indeks dan kapitalisasi pasar, partisipasi publik di pasar modal juga menunjukkan tren pertumbuhan yang positif. Indikatornya terlihat dari peningkatan jumlah investor. Hingga pertengahan Agustus 2025, berdasarkan data per 14 Agustus 2025, total Single Investor Identification (SID) saham telah mencapai 7.490.594 investor. Sementara itu, total SID pasar modal secara keseluruhan bahkan menyentuh angka 17.680.869 investor.

Dari sisi pencatatan efek, BEI juga mencatatkan kinerja yang membanggakan sepanjang tahun 2025. Hingga saat ini, BEI telah berhasil mencatatkan 22 saham baru, 116 emisi obligasi, 2 Exchange-Traded Fund (ETF) baru, serta 288 seri baru Structured Warrant. Total dana yang berhasil dihimpun dari penawaran umum perdana (IPO) saham mencapai Rp10,39 triliun, dengan 6 perusahaan lainnya masih dalam antrean IPO pada tahun 2025 ini. Dengan data pencatatan tersebut, kini terdapat 954 perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Kautsar Primadi Nurahmad menggarisbawahi, “Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa minat dan partisipasi masyarakat dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia tetap terjaga, seiring upaya bersama seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat inklusi keuangan dan literasi pasar modal.” Capaian ini menegaskan posisi pasar modal sebagai salah satu pilar penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.