The Fed Picu Pelemahan Won Korea pada Selasa (23/9), Apa Dampaknya?

JAKARTA. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) kembali melemah signifikan pada Selasa (23/9), menembus level 1.394 per dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan ini terjadi setelah di sesi sebelumnya KRW sempat menunjukkan penguatan, dan kini pasar kembali melakukan penilaian ulang terhadap sinyal-sinyal kebijakan moneter AS yang semakin jelas.

Penyebab utama pelemahan KRW adalah narasi dari para pembuat kebijakan The Federal Reserve (The Fed). Dalam pidato-pidato terbarunya, mereka secara konsisten menekankan bahwa setiap penurunan suku bunga akan dilakukan secara bertahap dan sangat bergantung pada perkembangan data ekonomi AS. Penekanan ini berhasil meredam ekspektasi pasar akan pelonggaran kebijakan yang agresif, sehingga memberikan keuntungan bagi dolar AS dan menempatkan Won Korea Selatan dalam posisi defensif.

Won Korea dan Baht Thailand Melemah Selasa (23/9) Pagi, Dolar Taiwan Menguat Tipis

Dikutip dari Tradingeconomics pada Selasa (23/9), di ranah domestik, KRW juga menghadapi tekanan. Harga produsen di Korea Selatan tercatat menurun 0,1% pada Agustus dibandingkan bulan sebelumnya, dan hanya tumbuh 0,6% secara tahunan (year-on-year/yoy). Data ini mengindikasikan adanya potensi tekanan deflasi atau setidaknya laju inflasi yang terkendali, yang dapat memengaruhi sikap Bank of Korea (BoK).

Kondisi harga produsen yang lebih rendah ini memicu spekulasi pasar bahwa Bank of Korea kemungkinan akan mempertahankan sikap hati-hati dalam kebijakan moneternya, bahkan ketika pemerintah berupaya menopang neraca eksternal dengan mengumumkan langkah-langkah baru untuk mendukung ekspor. Campur tangan pemerintah ini menunjukkan upaya untuk menstabilkan ekonomi Korea, namun efeknya mungkin belum cukup kuat untuk mengimbangi tekanan mata uang.

Kombinasi antara dinamika kebijakan global dari The Fed dan tantangan domestik yang beragam ini menggarisbawahi bahwa dukungan kebijakan lokal mungkin belum sepenuhnya mampu menangkal hambatan-hambatan dari luar. Hal ini secara akumulatif memperkuat tren pelemah mata uang domestik, menjaga Won Korea Selatan tetap di bawah tekanan.

Melihat ke depan, para pelaku pasar dan pedagang akan memantau ketat rilis data penting pada hari Jumat. Data kepercayaan konsumen dan bisnis di Korea Selatan, serta indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS yang merupakan tolok ukur inflasi favorit The Fed, akan menjadi kunci untuk mendapatkan isyarat kebijakan moneter baru dan potensi pergerakan KRW selanjutnya.