TINS Terbang Tinggi: Analis Ungkap Faktor Pendorong Kenaikan Saham Timah

Ifonti.com JAKARTA. Lonjakan harga saham PT Timah Tbk (TINS), emiten yang tergabung dalam Holding BUMN Pertambangan MIND ID, menjadi sorotan utama. Manajemen TINS pun memberikan tanggapan atas fenomena yang menarik perhatian investor ini.

Dalam tiga bulan terakhir, performa saham TINS memang mencengangkan. Harga sahamnya meroket hingga 205,94%, mencapai level Rp 3.090 per saham pada Kamis, 20 November 2025. Bahkan, sejak awal tahun, saham TINS telah melambung tinggi dengan kenaikan 188,79% secara *year-to-date* (ytd).

Kenaikan harga yang begitu signifikan ini sempat memicu intervensi dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada awal Oktober 2025, BEI memutuskan untuk menghentikan sementara perdagangan saham TINS. Tak hanya itu, BEI juga memasukkan TINS ke Papan Pemantauan Khusus (PPK) dan memberlakukan mekanisme perdagangan *full call auction* (FCA). Langkah ini disinyalir menjadi penghalang bagi TINS untuk masuk ke dalam indeks MSCI Small Cap pada evaluasi November 2025.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Tbk, Fina Eliani, menjelaskan bahwa penguatan harga timah global yang tinggi dan stabil menjadi faktor kunci yang mendorong kenaikan harga saham TINS.

“Hal ini membuat saham Timah (TINS) menjadi lebih menarik bagi investor,” ungkap Fina dalam paparan publik yang diadakan pada Kamis, 20 November 2025.

Dalam materi paparan publik tersebut, terungkap bahwa harga timah di London Metal Exchange (LME) pada Oktober 2025 mengalami peningkatan sebesar 11,99%, mencapai US$ 32.491,39 per metrik ton dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Selain faktor global, Fina juga menyoroti sentimen positif dari langkah pemerintah dalam menertibkan tambang ilegal di sekitar wilayah operasi TINS. Penertiban ini diharapkan dapat membantu TINS memaksimalkan kapasitas produksi pada sisa tahun 2025.

Sebagai informasi tambahan, hingga kuartal III-2025, produksi bijih timah TINS mengalami penurunan sebesar 20% *year on year* (yoy) menjadi 12.197 ton Sn. Senada dengan itu, produksi logam timah TINS juga berkurang 25% yoy menjadi 10.855 metrik ton. Penjualan logam timah TINS pun tercatat menyusut 30% yoy menjadi 9.469 metrik ton.

Ringkasan

Saham PT Timah Tbk (TINS) mengalami lonjakan signifikan, mencapai kenaikan 205,94% dalam tiga bulan terakhir. Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat melakukan intervensi dengan menghentikan sementara perdagangan saham dan memasukkan TINS ke Papan Pemantauan Khusus (PPK). Kenaikan ini bersamaan dengan peningkatan harga timah global di London Metal Exchange (LME).

Direktur Keuangan PT Timah Tbk, Fina Eliani, menjelaskan bahwa penguatan harga timah global menjadi faktor utama pendorong kenaikan saham. Selain itu, sentimen positif dari penertiban tambang ilegal oleh pemerintah turut berkontribusi. Meskipun demikian, hingga kuartal III-2025, produksi bijih dan logam timah TINS mengalami penurunan secara tahunan (yoy).