Trader Veteran Peter Brandt: Bitcoin Akan Tembus US$200.000 pada Kuartal III-2029

Ifonti.com  Trader kawakan Peter Brandt menilai Bitcoin masih membutuhkan waktu beberapa tahun untuk mencapai level US$200.000, bertolak belakang dengan prediksi sejumlah eksekutif kripto yang melihat target itu bisa tercapai pada akhir tahun ini.

Dalam unggahan di X pada Kamis (20/11/2025), Brandt mengatakan bahwa ia tetap menjadi “bull jangka panjang Bitcoin”, namun memperkirakan reli besar berikutnya baru akan membawa harga ke kisaran US$200.000 pada kuartal III-2029.

Bull market Bitcoin berikutnya seharusnya membawa kita ke sekitar US$200.000. Itu kemungkinan terjadi sekitar Q3 2029,” ujar Brandt.

Hartadinata Abadi (HRTA) Pasok Emas Batangan ke BCA Syariah

Berbeda dari proyeksi agresif para tokoh kripto

Pandangan Brandt sangat kontras dengan prediksi optimistis yang datang dari para tokoh industri kripto.

Co-founder BitMEX Arthur Hayes dan Chairman BitMine Tom Lee, misalnya, sempat memperkirakan harga Bitcoin akan mencapai setidaknya US$200.000 pada akhir 2025, dan kembali menegaskan keyakinan tersebut pada Oktober lalu.

Pandangan Brandt juga berseberangan dengan proyeksi jauh lebih bullish dari CEO Coinbase Brian Armstrong dan CEO ARK Invest Cathie Wood, yang memprediksi Bitcoin bisa menembus US$1 juta pada 2030, hanya satu kuartal setelah timeline Brandt, namun dengan level harga yang lima kali lebih tinggi.

BNP Paribas Asset Management Soroti Peluang Investasi 2026 untuk Pertumbuhan Ekonomi

Koreksi terbaru dianggap sehat

Harga Bitcoin kini berada dalam tren turun sejak mencetak rekor tertinggi baru di US$125.100 pada 5 Oktober, sebelum merosot hingga US$88.000 pada Rabu (19/11).

Setelah sempat rebound, harga kembali turun ke sekitar US$86.870 saat artikel ini dibuat.

Meski begitu, Brandt menilai tekanan jual yang terjadi justru positif.

“Dumping ini adalah hal terbaik yang bisa terjadi pada Bitcoin,” ujarnya.

Beberapa analis kripto lain juga menyebut fase reset seperti ini secara historis sering menjadi landasan reli yang lebih besar di masa mendatang.

Rupiah Dibuka Menguat Tipis ke Rp 16.735 Per Dolar AS Hari Ini (21/11)

Pola mirip pasar kedelai 1970-an

Pada Oktober lalu, Brandt juga sempat membandingkan pola chart Bitcoin dengan pasar kedelai pada 1970-an, yang sempat mencetak puncak harga sebelum anjlok 50% akibat banjir suplai global.

“Pada 1970-an, harga kedelai membentuk puncak serupa, lalu turun 50%,” kata Brandt.

Di sisi lain, Charles Edwards, pendiri Capriole Investments, mencatat Bitcoin saat ini mengalami tekanan jual institusional terbesar dalam sejarah, jika dibandingkan dengan volume perdagangan di Coinbase.