Trump Intervensi! Israel Stop Bom Gaza Usai Hamas Gencatan Senjata

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyambut hangat respons yang disampaikan Hamas terhadap usulan gencatan senjata dan pertukaran tahanan. Trump menafsirkan pernyataan terbaru dari Hamas ini sebagai indikasi kesiapan mereka untuk menyambut perdamaian jangka panjang di kawasan.

Melalui platform Truth Social miliknya, Trump menegaskan, “Israel harus segera menghentikan pengeboman di Gaza agar para sandera bisa diselamatkan dengan aman dan cepat!” Pernyataan ini, yang dikutip pada Sabtu (4/10), bukan sekadar desakan untuk keamanan di Gaza, melainkan juga sebuah upaya fundamental demi perdamaian yang telah lama diidamkan di Timur Tengah, menurut Trump.

Gedung Putih sebelumnya merilis video yang menampilkan Trump merekam pesan tentang Gaza, meski waktu publikasinya belum diumumkan secara gamblang. Di sisi lain, Hamas telah menyatakan persetujuan atas rencana Trump, termasuk pembebasan semua sandera Israel, penyerahan jenazah, serta penyerahan kendali Gaza kepada otoritas teknokrat Palestina yang independen.

Namun, Hamas juga mengemukakan isu-isu penting lainnya terkait masa depan Gaza dan hak-hak rakyat Palestina, yang menurut mereka harus diputuskan melalui posisi nasional bersama sesuai hukum dan resolusi internasional. Sumber Palestina mengatakan kepada Anadolu bahwa Hamas telah menyerahkan tanggapan resmi mereka kepada para mediator, seraya meminta penjelasan lebih lanjut atas beberapa poin dalam rencana tersebut. Proses ini melibatkan konsultasi internal dan dengan berbagai faksi Palestina serta mediator sebelum mencapai sikap resmi.

Kelompok pejuang kemerdekaan Palestina itu juga mengapresiasi upaya dari Arab, dunia Islam, dan komunitas internasional, termasuk Trump, yang menyerukan diakhirinya perang di Gaza, pertukaran tahanan, bantuan kemanusiaan segera, penolakan pendudukan, dan penolakan pengusiran rakyat Palestina.

Usulan komprehensif dari Trump ini sebelumnya diberi tenggat waktu hingga Minggu pukul 18.00 waktu Washington (2200 GMT) agar Hamas dapat menyepakatinya. Rencana tersebut bertujuan menjadikan Gaza sebagai zona bebas senjata, dengan pembentukan pemerintahan transisi yang diawasi oleh badan internasional baru di bawah kepemimpinan Trump. Secara spesifik, rencana ini mencakup pembebasan semua sandera Israel dalam 72 jam setelah persetujuan, yang akan ditukar dengan ratusan tahanan Palestina. Selain itu, seruan untuk penghentian permusuhan, pelucutan senjata kelompok bersenjata di Gaza, dan penarikan bertahap pasukan Israel juga menjadi inti dari usulan tersebut, dengan pemerintahan sementara yang dijalankan oleh otoritas teknokrat di bawah pengawasan Amerika Serikat.

Konteks kondisi di Gaza sangat memprihatinkan. Wilayah kantong Palestina yang dihuni hampir 2,4 juta orang ini telah berada di bawah blokade Israel selama hampir 18 tahun. Sejak Maret, blokade semakin diperketat dengan penutupan perbatasan dan larangan bantuan makanan serta obat-obatan, memicu krisis kelaparan yang meluas. Laporan media dan lembaga HAM juga menunjukkan bahwa sekitar 11.100 warga Palestina masih ditahan di penjara Israel, banyak di antaranya menghadapi penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis. Sementara itu, Israel menyatakan 48 sandera masih ditahan di Gaza, dengan 20 di antaranya diyakini masih hidup.

Sejak Oktober 2023, konflik yang disebut sebagai perang genosida Israel telah menewaskan hampir 66.300 warga Palestina, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan berbagai lembaga hak asasi manusia telah memperingatkan bahwa Gaza nyaris tidak layak huni, dengan kelaparan dan penyakit yang menyebar luas di tengah pengungsian besar-besaran. Situasi ini menggarisbawahi urgensi dan pentingnya setiap inisiatif perdamaian yang diusulkan.

Ringkasan

Donald Trump menyambut baik respons Hamas terhadap usulan gencatan senjata dan pertukaran tahanan, menafsirkan ini sebagai kesiapan mereka untuk perdamaian jangka panjang. Ia mendesak Israel untuk segera menghentikan pengeboman di Gaza demi keselamatan para sandera dan perdamaian di Timur Tengah. Hamas telah menyatakan persetujuan atas rencana Trump, termasuk pembebasan sandera, penyerahan jenazah, dan penyerahan kendali Gaza kepada otoritas teknokrat Palestina.

Usulan Trump mencakup Gaza sebagai zona bebas senjata, pemerintahan transisi di bawah pengawasan badan internasional, pembebasan sandera dalam 72 jam, dan penghentian permusuhan. Kondisi di Gaza sangat memprihatinkan dengan blokade Israel selama 18 tahun, krisis kelaparan, dan ribuan warga Palestina yang ditahan di penjara Israel. Konflik telah menyebabkan puluhan ribu warga Palestina tewas, dan PBB memperingatkan bahwa Gaza nyaris tidak layak huni.