Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, baru-baru ini mengisyaratkan adanya pemangkasan suku bunga acuan yang “besar” oleh bank sentral AS, The Fed, pada pekan ini. Langkah ini menandai kebijakan moneter signifikan pertama The Fed dalam sembilan bulan terakhir, mencerminkan adanya pergeseran strategis dalam menghadapi kondisi ekonomi yang fluktuatif.
Dalam perjalanan menuju Washington pada Senin (16/9), Trump secara terbuka menyatakan keyakinannya, “Saya pikir [The Fed] bakal memangkas besar [suku bunga],” sebagaimana dikutip oleh Bloomberg. Ia menambahkan, “Ini adalah pemangkasan [suku bunga] yang tepat,” menekankan urgensi dan pentingnya langkah tersebut bagi stabilitas dan pertumbuhan perekonomian AS.
Ekspektasi pasar mengarah pada keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga pada 17 September mendatang. Keputusan krusial ini didorong oleh berbagai faktor ekonomi, termasuk perlambatan pasar tenaga kerja yang terasa, kenaikan inflasi yang persisten di atas target, serta tekanan berkelanjutan dari Presiden Trump untuk menurunkan biaya pinjaman demi mendorong aktivitas ekonomi.
Berdasarkan hasil survei Bloomberg, mayoritas analis memprediksi bahwa Ketua The Fed, Jerome Powell, akan melakukan pemangkasan sebesar 25 basis poin. Tekanan dari Trump terhadap Powell untuk segera mengambil tindakan ini bukanlah hal baru; ia telah berulang kali menyuarakan desakannya agar The Fed melonggarkan kebijakan moneternya secara lebih agresif.
Laporan ekonomi terkini secara gamblang menyoroti adanya perlambatan mendalam di pasar tenaga kerja, sebuah kondisi yang berpotensi serius mengancam daya beli konsumen dan secara langsung menghambat laju pertumbuhan ekonomi AS. Situasi ini menambah urgensi bagi The Fed untuk bertindak proaktif dalam menjaga momentum ekonomi.
Di sisi lain, tingkat inflasi masih bertahan di atas target kebijakan bank sentral sebesar 2 persen. Ada kekhawatiran yang berkembang bahwa inflasi dapat semakin meningkat jika kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Trump terus berlanjut. Menghadapi dinamika ekonomi yang kompleks ini, banyak instansi menunjukkan kehati-hatian ekstrem dalam mengambil keputusan ekonomi yang cepat dan berpotensi berdampak luas.
Meskipun Jerome Powell masih akan menjabat hingga Mei 2026, Presiden Trump dikabarkan sedang aktif menyeleksi calon pengganti potensial untuk posisi Ketua The Fed. Beberapa nama kandidat kuat yang telah disebut Trump antara lain penasihat ekonomi presiden Kevin Hassett, Gubernur The Fed Christopher Waller, dan mantan gubernur The Fed Kevin Warss, menunjukkan bahwa pengaruh Trump terhadap arah kebijakan moneter AS mungkin akan berlanjut dalam jangka panjang, bahkan melampaui masa jabatannya saat ini.