Untung di Tengah Krisis: Rekomendasi Saham Barang Baku Terbaru!

JAKARTA – Sektor bahan baku dasar di pasar modal Indonesia terus menunjukkan kinerja yang sangat impresif, dengan indeksnya melaju kencang berkat dorongan kuat dari ketidakpastian global yang memicu kenaikan harga komoditas.

Sejak awal tahun hingga Kamis (18/9/2025) pukul 14.27 WIB, indeks basic materials telah membukukan lonjakan signifikan sebesar 38,71% secara year to date (YtD). Capaian gemilang ini menempatkan sektor tersebut di posisi kedua indeks dengan pertumbuhan tercepat, hanya kalah dari indeks teknologi yang melesat spektakuler 167,70% YtD.

Menurut Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer, penguatan yang terjadi pada indeks ini ditopang oleh melonjaknya harga komoditas global. Emas, timah, dan beragam mineral lainnya menjadi pendorong utama, terutama di tengah kondisi ketidakpastian global yang mendorong para investor beralih pada aset safe haven.

Selain itu, Miftah juga menyoroti peran strategis proyek hilirisasi mineral serta ekspansi kapasitas produksi yang gencar dilakukan oleh emiten-emiten besar di sektor ini. “Prospek fundamental emiten di sektor ini kami kira semakin diperkuat oleh inisiatif tersebut,” jelas Miftah kepada Kontan, Rabu (17/9/2025). Kinerja keuangan semester I-2025 yang solid dari sejumlah emiten juga turut menjadi katalis pendukung optimisme investor terhadap sektor ini.

Saham-saham yang menjadi kontributor utama penguatan sektor basic materials datang dari emiten mineral dasar, seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Hingga pukul 14.27 WIB pada Kamis (18/9), saham ANTM sudah melesat 125,57% YtD, sementara saham INCO menguat 9,12% YtD. Dari subsektor pertambangan, PT Timah Tbk (TINS) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) juga menunjukkan performa cemerlang dengan kenaikan masing-masing 4,67% dan 58,96% YtD.

Menjelang akhir tahun, Miftah memproyeksikan bahwa sektor ini masih menyimpan potensi penguatan lebih lanjut. Meskipun demikian, ia mengingatkan para investor untuk tetap memantau secara cermat volatilitas harga komoditas yang mungkin terjadi.

Secara spesifik, kinerja saham ANTM diprediksi akan sangat bergantung pada dorongan harga emas global dan kemajuan proyek hilirisasi. Sementara itu, saham INCO diproyeksikan bakal terpengaruh positif oleh semangat transisi energi global yang terus berkembang.

IHSG Menguat Sesi I Kamis (18/9), Saham Big Banks Bergerak Campuran

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, Miftah merekomendasikan hold untuk saham ANTM dengan target harga dalam 12 bulan ke depan di Rp 4.000. Sementara itu, untuk saham INCO, ia menyarankan rekomendasi trading buy dengan target harga Rp 4.300 per saham. Pergerakan saham INCO juga dapat dipantau lebih lanjut melalui grafik yang disediakan oleh TradingView.

Ringkasan

Sektor bahan baku dasar di pasar modal Indonesia menunjukkan kinerja impresif dengan lonjakan indeks sebesar 38,71% YtD, didorong oleh kenaikan harga komoditas global akibat ketidakpastian global. Emas, timah, dan mineral lainnya menjadi pendorong utama, serta didukung oleh proyek hilirisasi mineral dan ekspansi kapasitas produksi emiten. Kinerja keuangan semester I-2025 yang solid juga turut menopang optimisme investor.

Saham ANTM dan INCO menjadi kontributor utama penguatan sektor ini. Miftahul Khaer dari Kiwoom Sekuritas merekomendasikan hold untuk ANTM dengan target harga Rp 4.000, dan trading buy untuk INCO dengan target harga Rp 4.300. Prospek saham ANTM bergantung pada harga emas global dan hilirisasi, sementara INCO dipengaruhi transisi energi global, namun volatilitas harga komoditas tetap perlu dipantau.