VKTR Bangkit di Semester 2? Ini Penopang Kinerja Emiten Bakrie!

Emiten produsen bus listrik terkemuka, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) yang merupakan bagian dari Grup Bakrie, menyatakan optimisme tinggi terhadap perbaikan kinerja keuangannya pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini. Proyeksi positif ini muncul sebagai respons atas penurunan laba bersih yang dicatatkan perseroan selama semester pertama 2025.

Direktur VKTR, Achmad Amri Aswono Putri, mengakui adanya penurunan laba bersih signifikan sebesar Rp 10,38 miliar secara tahunan, sebagaimana terungkap dalam laporan keuangan semester I 2025. Penurunan ini utamanya disebabkan oleh rendahnya realisasi penjualan bus listrik di paruh pertama tahun ini. Meskipun demikian, Amri menegaskan bahwa prospek semester kedua jauh lebih cerah, mengingat jadwal produksi dan pengiriman sebagian besar produk justru jatuh pada periode tersebut.

Revenue akan meningkat cukup signifikan pada semester kedua, demikian juga dengan laba yang bisa kita catatkan,” ujar Amri dalam paparan publik VKTR secara virtual. Pernyataan ini menunjukkan keyakinan manajemen terhadap potensi pertumbuhan yang akan datang.

Sikap optimistis tersebut didasari oleh serangkaian pencapaian di semester pertama 2025. VKTR berhasil memenangkan tender baru dari TransJakarta untuk pengadaan 80 unit bus listrik 12 meter berjenis Completely Knocked Down (CKD). Unit-unit ini dijadwalkan akan dikirimkan pada kuartal keempat. Dengan tambahan ini, total pasokan bus listrik VKTR kepada Transjakarta akan mencapai 152 unit, yang seluruhnya telah memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40%.

Selain itu, perseroan juga telah menuntaskan pesanan forklift listrik untuk pelanggan swasta, serta pesanan bus listrik 12 meter untuk operator TransJakarta. Hingga Juni 2025, tercatat 85 unit bus listrik milik VKTR telah beroperasi, mencatatkan jarak tempuh kumulatif impresif lebih dari 10,9 juta kilometer selama 39 bulan, menegaskan keandalan produk mereka.

Untuk menopang pertumbuhan yang diproyeksikan, VKTR telah memperluas kapasitas produksinya dengan merampungkan pembangunan pabrik perakitan kendaraan listrik komersial berbasis CKD di Magelang pada awal 2025. Pabrik ini menjadi fasilitas perakitan CKD pertama di Indonesia dengan kapasitas produksi mencapai 3.000 unit bus dan truk per tahun, menandai langkah strategis dalam pengembangan industri kendaraan listrik nasional.

Amri lebih lanjut menjelaskan bahwa perusahaan akan memfokuskan strategi pada pengembangan fasilitas CKD, peningkatan kapasitas produksi, inovasi teknologi, serta penguatan kompetensi sumber daya manusia. Ini adalah pilar-pilar penting untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan di pasar kendaraan listrik yang kompetitif.

Terkait kebijakan dividen, manajemen memproyeksikan belum akan membagikan dividen untuk tahun buku 2025. Amri menyebut bahwa kebutuhan modal kerja masih menjadi prioritas utama guna mendukung ekspansi dan menjaga momentum pertumbuhan bisnis. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa keputusan final mengenai pembagian dividen akan tetap berada di tangan para pemegang saham.

Secara rinci, laporan keuangan menunjukkan bahwa VKTR membukukan laba bersih sebesar Rp 4,73 miliar pada semester I 2025. Angka ini mengalami penurunan drastis 68,69% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 15,11 miliar. Meskipun laba bersih menurun, pendapatan perseroan justru naik tipis menjadi Rp 414,03 miliar dari Rp 408 miliar secara tahunan. Namun, peningkatan ini diimbangi oleh kenaikan beban pokok penjualan dari Rp 326,02 miliar menjadi Rp 334,90 miliar. Pendapatan tersebut berasal dari segmen perdagangan komponen suku cadang sebesar Rp 410,78 miliar dan penjualan kendaraan listrik berbasis baterai Rp 6,11 miliar. Setelah dikurangi retur dan diskon penjualan Rp 2,85 miliar, VKTR mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 414,03 miliar.

Ringkasan

PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR), produsen bus listrik dari Grup Bakrie, optimis kinerja keuangannya akan membaik di semester kedua 2025, meskipun laba bersih di semester pertama mengalami penurunan sebesar Rp 10,38 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh rendahnya realisasi penjualan bus listrik, namun manajemen yakin prospek semester kedua lebih cerah seiring dengan jadwal pengiriman yang sebagian besar jatuh pada periode tersebut.

Optimisme ini didukung oleh beberapa pencapaian, termasuk memenangkan tender baru dari TransJakarta untuk pengadaan 80 unit bus listrik CKD, yang akan meningkatkan total pasokan VKTR menjadi 152 unit. VKTR juga telah menyelesaikan pesanan forklift listrik dan bus listrik untuk operator TransJakarta, dengan total 85 unit bus telah beroperasi sejauh lebih dari 10,9 juta kilometer. Guna mendukung pertumbuhan, VKTR telah merampungkan pembangunan pabrik perakitan kendaraan listrik CKD di Magelang dengan kapasitas produksi 3.000 unit per tahun.