Wall Street menguat dengan kenaikan merata Senin (22/12), reli saham teknologi

Ifonti.com  Wall Street ditutup menguat pada awal pekan perdagangan yang dipersingkat libur, Senin (22/12/2025), didorong reli lanjutan saham teknologi dalam penguatan yang relatif merata di hampir seluruh sektor indeks S&P 500.

Kenaikan saham teknologi yang dimulai sejak akhir pekan lalu dipicu proyeksi kinerja kuat Micron Technology serta rilis data inflasi yang lebih jinak dari perkiraan.

Sentimen tersebut membawa indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average berada kurang dari 1% dari rekor penutupan tertingginya yang dicetak pada 11 Desember.

Rekomendasi Saham BRI Danareksa Selasa (23/12): Buy ANTM, NCKL, AMRT, dan Sell PJHB

Saham Nvidia menjadi penopang terbesar bagi indeks S&P 500 setelah Reuters melaporkan perusahaan tersebut telah memberi tahu klien di China mengenai rencana pengiriman chip AI terkuat kedua miliknya ke China sebelum libur Tahun Baru Imlek pada pertengahan Februari.

Saham Micron Technology melonjak 4%, sementara mayoritas saham semikonduktor lainnya juga menguat, mendorong indeks PHLX Semiconductor naik 1,1%.

“Saya tidak berpikir pasar akan naik jauh lebih tinggi. Pergerakan kemungkinan akan cenderung sideways,” ujar Ken Polcari, Partner dan Chief Market Strategist Slatestone Wealth di Jupiter, Florida. Menurutnya, pasar masih berpotensi mengalami koreksi ringan sebelum kembali menguat ke kisaran saat ini.

Kinerja Indeks dan Sektor

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 227,79 poin atau 0,47% ke level 48.362,68. S&P 500 menguat 0,64% ke 6.878,49, sementara Nasdaq Composite naik 0,52% ke 23.428,83.

Secara historis, Desember merupakan periode yang kuat bagi pasar saham.

Bursa Asia-Pasifik Menguat Selasa (23/12) Pagi, Sentimen AI Angkat Wall Street

Berdasarkan Stock Trader’s Almanac, sejak 1950, fenomena Santa Claus rally tercermin dari kenaikan rata-rata S&P 500 sebesar 1,3% selama lima hari perdagangan terakhir tahun berjalan dan dua hari perdagangan pertama Januari.

Tahun ini, periode tersebut dimulai pada Rabu dan berlangsung hingga 5 Januari.

Optimisme terhadap kecerdasan buatan (AI), ketahanan ekonomi AS, serta ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter terus mengalahkan kekhawatiran terkait tarif AS.

Hal ini menempatkan tiga indeks utama AS di jalur kenaikan untuk tahun ketiga berturut-turut, dengan S&P 500 telah naik sekitar 17% sepanjang tahun berjalan.

Dari 11 sektor S&P 500, mayoritas ditutup menguat. Sektor material naik 1,4% dan energi menguat 1,1% seiring lonjakan harga komoditas.

Sektor teknologi naik 0,4%, sementara sektor keuangan melonjak 1,3% dan ditutup di level tertinggi sepanjang masa.

Kontrak Baru Hingga Ekspansi Bisnis Bengalon, Bikin Saham Darma Henwa (DEWA) Menarik

Volume Tipis Jelang Libur

Indeks volatilitas Wall Street, CBOE Volatility Index (VIX), ditutup di level terendah sejak 13 Desember 2024, yakni 14,08.

Volume perdagangan terpantau tipis dan diperkirakan semakin menurun menjelang libur Natal. Bursa saham AS akan tutup lebih awal pada Rabu pukul 13.00 waktu setempat dan libur penuh pada Kamis.

Total volume perdagangan di bursa AS tercatat 14,57 miliar saham, lebih rendah dibandingkan rata-rata 16,9 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.

Meski demikian, sejumlah data ekonomi penting masih akan dirilis pekan ini, termasuk rilis awal GDP kuartal III, indeks kepercayaan konsumen Desember, dan klaim pengangguran mingguan, yang akan menjadi indikator kesehatan ekonomi AS sekaligus petunjuk arah kebijakan moneter.

Cermati Rekomendasi Teknikal Saham JSMR, AMRT, dan IMPC untuk Selasa (23/12)

Saham Individual

Saham Tesla naik 1,6% setelah Mahkamah Agung Delaware memulihkan paket kompensasi CEO Elon Musk tahun 2018.

Warner Bros Discovery melonjak 3,5% setelah pendiri Oracle Larry Ellison sepakat memberikan jaminan pribadi atas pembiayaan ekuitas senilai US$40,4 miliar untuk penawaran akuisisi Paramount Skydance. Saham Paramount sendiri naik 4,3%.

Sementara itu, Clearwater Analytics Holdings melonjak 8,1% setelah konsorsium private equity yang dipimpin Permira dan Warburg Pincus mencapai kesepakatan akuisisi senilai sekitar US$8,4 miliar, termasuk utang.