Wall Street Merah! Apa Kata Powell? Data Manufaktur Jadi Sorotan

Ifonti.com – Wall Street memulai pekan ini dengan nada lesu. Indeks-indeks utama di bursa saham Amerika Serikat dibuka melemah pada perdagangan Senin (1 Desember 2025), mencerminkan sikap *wait and see* para investor. Fokus utama pasar saat ini tertuju pada rilis data ekonomi terbaru dan, yang paling krusial, pidato Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell. Arah kebijakan moneter bank sentral AS di bulan Desember akan sangat dipengaruhi oleh pernyataan Powell.

Pada pembukaan perdagangan, Dow Jones Industrial Average mengalami koreksi sebesar 135,6 poin atau 0,28% ke level 47.580,85. S&P 500 juga terpantau turun 36,8 poin atau 0,54% menjadi 6.812,30. Sementara itu, indeks Nasdaq Composite mencatatkan penurunan yang lebih signifikan, yakni sebesar 193,3 poin atau 0,83% ke posisi 23.172,34.

Performa awal pekan ini merupakan kelanjutan dari kinerja beragam yang ditunjukkan Wall Street sepanjang bulan sebelumnya. S&P 500 dan Dow Jones berhasil mencatatkan kenaikan moderat, didorong oleh ekspektasi pasar terhadap potensi pemangkasan suku bunga di bulan Desember. Namun, di sisi lain, kekhawatiran akan potensi *bubble* atau gelembung pada saham-saham berbasis kecerdasan buatan (AI) masih terus membayangi. Nasdaq bahkan mengalami penurunan bulanan terbesar sejak bulan Maret.

Saat ini, perhatian pelaku pasar tertuju pada hasil survei manufaktur AS yang akan dirilis oleh S&P Global dan Institute for Supply Management (ISM). Data-data ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi ekonomi Amerika Serikat saat ini.

Daniela Hathorn, analis dari Capital.com, berpendapat bahwa data-data terbaru masih menunjukkan adanya tekanan kenaikan harga yang belum sepenuhnya sesuai dengan ekspektasi pasar. Ketidakselarasan ini, menurutnya, berpotensi memicu volatilitas pasar yang berkelanjutan hingga muncul data-data yang lebih solid.

Pidato Jerome Powell pada Senin malam menjadi agenda penting yang paling dinantikan. Investor akan mencermati setiap kata yang diucapkan Powell untuk mendapatkan petunjuk mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.

Ekspektasi terhadap pelonggaran kebijakan moneter memang semakin menguat, terutama setelah beberapa pejabat The Fed memberikan sinyal *dovish* atau cenderung melonggarkan kebijakan. Selain itu, laporan yang menyebutkan bahwa penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, menjadi kandidat utama pengganti Powell juga turut memicu optimisme pasar.

Berdasarkan data dari CME FedWatch Tool, pelaku pasar saat ini memperkirakan adanya peluang sebesar 87,6% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Desember. Angka ini meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan akhir bulan lalu.

Selain pidato Powell, investor juga menantikan laporan Personal Consumption Expenditures (PCE) untuk bulan September yang tertunda. PCE merupakan indeks inflasi pilihan The Fed dan dijadwalkan akan dirilis pada hari Jumat. Data ini akan memberikan gambaran lebih komprehensif mengenai tekanan inflasi di Amerika Serikat dan menjadi pertimbangan penting bagi The Fed dalam menentukan arah kebijakan moneternya.

Ringkasan

Wall Street memulai pekan ini dengan penurunan, mencerminkan sikap hati-hati investor menjelang rilis data ekonomi dan pidato Ketua The Fed Jerome Powell. Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq Composite mengalami koreksi pada pembukaan perdagangan. Fokus utama adalah potensi implikasi data dan pernyataan Powell terhadap kebijakan moneter di bulan Desember.

Investor menantikan hasil survei manufaktur AS dan pidato Powell untuk mencari petunjuk tentang kemungkinan pemangkasan suku bunga. Ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter meningkat, didorong oleh sinyal *dovish* pejabat The Fed dan laporan tentang potensi pengganti Powell. Pasar juga menantikan laporan PCE untuk bulan September, yang merupakan indeks inflasi pilihan The Fed.