Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah mempersiapkan sebuah destinasi baru yang ambisius di Lenteng Agung, Jakarta Selatan: Sentra Fauna dan Kuliner. Proyek ini tidak sekadar menjadi pusat perdagangan, namun dirancang sebagai ikon kota yang modern, ruang usaha representatif, sekaligus pusat edukasi fauna yang interaktif bagi seluruh warga Jakarta.
Menanggapi visi ini, Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta, Chico Hakim, menjelaskan bahwa Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung akan lebih dari sekadar lokasi transaksi jual beli. Kawasan ini envisioned sebagai ruang interaksi sosial yang dinamis, pusat pengembangan edukasi tentang fauna, serta wadah kolaborasi untuk kegiatan seni, budaya, dan komunitas lokal. “Kawasan ini akan menjadi ruang publik baru yang secara harmonis mempertemukan potensi ekonomi rakyat, kreativitas warga, dan rekreasi keluarga dalam satu harmoni,” tutur Chico seperti dikutip pada Rabu lalu.
Lebih lanjut, Chico menegaskan bahwa pembangunan sentra fauna dan kuliner ini merefleksikan semangat Jakarta Global yang bertekad mewujudkan kota modern, tertib, manusiawi, dan secara aktif mendukung para pelaku usaha lokal. Komitmen ini selaras dengan upaya Pemprov DKI Jakarta untuk memberikan fasilitas yang lebih terstruktur dan berdaya saing tinggi bagi para pelaku UMKM. Hal ini ditekankan oleh Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) Provinsi DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo.
Menurut Ratu, Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung akan bertransformasi menjadi ruang usaha baru yang lebih menarik, modern, dan nyaman. “Di sini, para pelaku usaha, termasuk mereka yang sebelumnya berjualan di kawasan Pasar Barito dan khususnya yang terdaftar resmi sebagai anggota PPUKM, akan memperoleh tempat yang jauh lebih layak serta kesempatan yang lebih luas untuk berkembang,” ujarnya pada kesempatan terpisah.
Pembangunan sentra ini juga merupakan bagian integral dari rencana pengembangan Taman Bendera Pusaka, sebuah proyek besar yang akan mengintegrasikan Taman Ayodya, Taman Langsat, dan Taman Leuser sebagai ruang hijau bersejarah di Jakarta Selatan. Para pedagang dari Pasar Barito yang terkena dampak relokasi akan menjadi bagian tak terpisahkan dari ekosistem baru di Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung, memastikan keberlanjutan kegiatan ekonomi mereka di lokasi yang lebih tertata dan representatif.
Fasilitas di Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung sangat komprehensif, mencakup 125 unit kios dengan berbagai spesialisasi. Kios-kios ini terdiri dari 22 unit kios umum, 70 unit area amfiteater, 74 unit kios khusus burung dan pakan hewan, serta 29 unit kios untuk parsel dan kuliner tambahan. Seluruh area akan terbagi menjadi lima zona tematik yang berbeda.
Selain itu, kawasan ini juga akan dilengkapi dengan area pertunjukan seni dan budaya, lahan parkir yang luas, toilet bersih, serta musala. Desainnya mengusung konsep ramah lingkungan dan ramah keluarga, didukung oleh sistem sirkulasi udara dan sanitasi yang optimal. Keunggulan lain adalah aksesibilitasnya yang prima, mudah dijangkau melalui Stasiun Commuter Line Lenteng Agung, Transjakarta, dan layanan Jak Lingko, menjadikannya destinasi yang strategis dan mudah dikunjungi oleh masyarakat.
Ringkasan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang mengembangkan Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung, yang dirancang sebagai ikon kota modern, pusat edukasi fauna interaktif, dan ruang usaha representatif. Kawasan ini diharapkan menjadi ruang interaksi sosial yang dinamis, pusat pengembangan edukasi tentang fauna, serta wadah kolaborasi untuk kegiatan seni, budaya, dan komunitas lokal.
Sentra ini akan menjadi ruang usaha baru yang lebih menarik dan nyaman bagi pelaku UMKM, termasuk pedagang dari Pasar Barito. Fasilitasnya komprehensif, mencakup 125 unit kios, area pertunjukan seni dan budaya, lahan parkir luas, toilet bersih, dan musala. Lokasinya strategis dan mudah diakses melalui Stasiun Commuter Line Lenteng Agung, Transjakarta, dan layanan Jak Lingko.