Simak Rekomendasi Teknikal Mirae Sekuritas Saham CDIA, TOBA & RATU, Senin (20/10)


KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Awal pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka perdagangan dengan performa yang menggembirakan. Pada Senin (20/10/2025) pukul 09.21 WIB, IHSG tercatat menguat signifikan sebesar 66,62 poin atau 0,84%, mencapai level 7.982,28.

Menurut analis dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia, IHSG saat ini tengah berada dalam fase konsolidasi. Untuk perdagangan hari Senin (20/10/2025), pergerakan indeks diproyeksikan akan berlangsung dalam rentang antara 7.873 hingga 8.053, sebuah area yang menarik untuk dicermati oleh para investor.

Pada penutupan perdagangan 17 Oktober 2025, IHSG sempat tergelincir tipis di angka 7.915,66, mencatat pelemahan 2,57%. Indeks bergerak dalam rentang 8.140,60 hingga 7.854,31, gagal menembus level Resistance 1 di 8.012 (+1,21%) dan Resistance 2 di 8.053 (+1,74%). Koreksi ini kemudian menguji Support 2 di 7.873 (-0,53%), yang menjadi level krusial utama yang harus dipertahankan.

Volume perdagangan IHSG mencapai 388.902.870 saham, jauh di atas rata-rata 264.094.790, menunjukkan adanya tekanan jual yang substansial di pasar. Selama IHSG belum mampu bertahan di atas level psikologis 8.000, risiko pelemahan dalam jangka menengah masih akan membayangi. Dari sisi momentum, indikator MACD berada di -19,02 berbanding Signal -7,02, mengindikasikan tren negatif yang masih dominan. Namun, dengan RSI 36,30, MFI 37,08, W%R -62,30, dan CMO -27,40 yang mendekati area oversold, ada secercah harapan potensi rebound jika volume jual mulai mereda. Nilai Z-Score 1,67 juga mencerminkan volatilitas yang sedikit di atas rata-rata dengan kecenderungan pelemahan moderat.

Analisis tren menengah (Periode 138, r-squared 0,905, Slope 14,25) menunjukkan bahwa IHSG masih berada dalam pola naik, meskipun momentumnya mulai berkurang. Rasio PVR dan VVR yang sama-sama 1,00 mengindikasikan tidak ada divergensi volume yang signifikan. Area Support 1 di 7.922 (-0,08%) dan Support 2 di 7.873 (-0,53%) menjadi zona kunci; jika mampu bertahan, rebound menuju 8.012–8.053 berpotensi terjadi. Namun, penembusan di bawah level tersebut dapat membuka risiko koreksi yang lebih dalam menuju 7.750–7.700.

Selain memberikan rekomendasi teknikal untuk IHSG, Tasrul dari Mirae Asset Sekuritas juga menyajikan rekomendasi teknikal untuk beberapa saham pilihan yang patut dicermati. Berikut adalah rincian analisis saham tersebut:

1. PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA)
Saham CDIA ditutup melemah di harga 1.780 pada 17 Oktober 2025, turun 8,72%. Pergerakannya berada di kisaran 1.955–1.750, dan yang menjadi perhatian adalah penembusan kanal uptrend jangka pendek. Volume perdagangan tercatat 492.211.500 saham, sedikit di bawah rata-rata 502.016.625, mengindikasikan distribusi yang masih mendominasi. Harga kini bergerak di bawah Support 1 di 1.755 (-1,40%) dan mendekati Support 2 di 1.685 (-5,34%) yang merupakan level cut loss krusial. Sementara itu, Resistance 1 di 1.870 (+5,06%) dan Resistance 2 di 1.910 (+7,30%) menjadi batas atas pergerakan korektif.

Secara teknikal, tren 30 hari menunjukkan pelemahan (r-squared 0,707, Correlation 0,788). Beta 1,604 menandakan volatilitas tinggi, Z-Score 1,05 menunjukkan tekanan moderat, dan Slope 26,77 mengindikasikan momentum naik yang mulai kehilangan kekuatan. Rasio PVR 6,60 dan VVR 3,82 semakin menegaskan bahwa tekanan jual masih sangat dominan di pasar saham CDIA. Dari sisi momentum, MACD 57,11 berbanding Signal 35,53, MFI 0,81, RSI 0,33, W%R -85,71, dan CMO -99,34 menunjukkan kondisi oversold yang ekstrem, menandakan potensi pembalikan arah. Aktivitas asing juga negatif, dengan rata-rata beli asing 37.141.087 jauh di bawah rata-rata jual asing 81.688.560, mengindikasikan tekanan jual dari investor asing masih kuat. Selama harga saham CDIA belum mampu menembus level 1.870, arah jangka pendek cenderung tetap melemah menuju 1.685.

Pada awal perdagangan Senin (20/10/2025), saham CDIA dibuka di level Rp 1.820 per saham.
Support : Rp 1.685 – Rp 1.755
Resistance : Rp 1.870 – Rp 1.910
Rekomendasi : Trading Buy

2. PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA)
Saham TOBA ditutup melemah di harga 1.095 pada 17 Oktober 2025, turun 8,37%. Saham ini bergerak di kisaran 1.205–1.045 dan telah menembus bawah kanal uptrend jangka menengah, memicu kekhawatiran. Volume perdagangan tercatat 152.638.700 saham, sedikit di atas rata-rata 147.722.455, menegaskan bahwa tekanan jual masih sangat dominan. Selama harga belum mampu menembus Resistance 1 di 1.150 (+5,02%) dan Resistance 2 di 1.185 (+8,22%), tren pelemahan diperkirakan akan berlanjut. Level Support 1 di 1.085 (-0,91%) dan Support 2 di 1.055 (-3,65%) menjadi area pantauan utama, sekaligus level cut loss yang penting.

Tren jangka menengah (Periode 141) pada saham TOBA mulai menunjukkan pelemahan meskipun masih dalam teritori positif. Dengan r-squared 0,916 dan Correlation 0,904, tren ini masih terlihat kuat, namun Beta 1,630 mengindikasikan volatilitas yang tinggi. Z-Score 1,73 dan Slope 8,80 memperlihatkan bahwa momentum naik mulai melandai, sementara PVR 4,84 dan VVR 7,24 menegaskan bahwa tekanan jual lebih mendominasi dibandingkan akumulasi. Momentum teknikal masih menunjukkan kondisi negatif dengan MACD -25,87 berbanding Signal -10,47. MFI 35,53, RSI 25,40, W%R -74,02, dan CMO -49,19 mengindikasikan kondisi oversold, yang dapat membuka peluang untuk rebound teknikal terbatas. Aktivitas asing untuk saham TOBA relatif seimbang, dengan rata-rata beli asing 14.926.740 dan rata-rata jual asing 11.524.648. Potensi pantulan muncul jika harga bertahan di atas 1.085, namun penembusan di bawah 1.055 berisiko memperdalam koreksi.

Pada awal perdagangan Senin (20/10/2025), saham TOBA dibuka di level Rp 1.115 per saham.
Support : Rp 1.050 – Rp 1.085
Resistance : Rp 1.150 – Rp 1.185
Rekomendasi : Trading Buy

3. PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU)
Saham RATU ditutup melemah tajam di harga 7.600 pada 17 Oktober 2025, anjlok 13,79%. Saham ini bergerak di kisaran 8.800–7.525 dan telah menembus bawah kanal uptrend jangka pendek. Volume perdagangan yang mencapai 56.336.100 saham, jauh di atas rata-rata 32.252.420, menandakan distribusi yang sangat kuat. Selama harga belum mampu menembus Resistance 1 di 8.250 (+8,55%) dan Resistance 2 di 8.525 (+12,17%), tren pelemahan pada saham RATU diperkirakan akan berlanjut. Support 1 di 7.725 (-1,64%) dan Support 2 di 7.475 (-1,64%) menjadi area pertahanan krusial, sekaligus level cut loss yang perlu diperhatikan.

Tren 30 hari untuk saham RATU menunjukkan pelemahan dengan r-squared 0,678 dan Correlation 0,657. Beta 1,957 mengindikasikan volatilitas yang sangat tinggi, sementara Z-Score 0,99 mendekati rata-rata, dan Slope 138,55 menandakan momentum naik yang mulai kehilangan tenaga. Rasio PVR 7,29 dan VVR 21,07 semakin memperkuat indikasi bahwa tekanan jual jauh lebih dominan di pasar. Momentum teknikal masih berada dalam kondisi negatif, dengan MACD 2,08 berbanding Signal 103,71, RSI 29,66, MFI 8,74, W%R -82,97, dan CMO -82,53, semuanya menunjukkan kondisi oversold yang ekstrem. Aktivitas asing juga tercatat lemah, dengan rata-rata beli asing 2.239.132 yang lebih rendah dari rata-rata jual asing 1.266.650. Potensi rebound terbatas mungkin muncul jika harga bertahan di atas 7.725, namun penembusan di bawah 7.475 berisiko membawa pelemahan lebih lanjut ke kisaran 7.200–7.000.

Pada awal perdagangan Senin (20/10/2025), saham RATU dibuka di level Rp 7.675 per saham.
Support : Rp 7.475 – Rp 7.725
Resistance : Rp 8.250 – Rp 8.525
Rekomendasi : Trading Buy