IHSG Terbang Tinggi! Data Ekonomi Kuat Dorong Kenaikan 1,49%

JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (23/10/2025) sore berhasil ditutup menguat signifikan. Kinerja positif ini didorong oleh serangkaian sentimen baik dari kebijakan maupun data ekonomi dalam negeri yang menunjukkan soliditas. IHSG mencatatkan kenaikan impresif sebesar 121,80 poin atau setara 1,49 persen, menempatkan posisinya di level 8.274,35. Tak kalah, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 juga turut melonjak 21,80 poin atau 2,70 persen ke level 828,10, mengindikasikan kekuatan pasar yang meluas.

Melihat performa hari ini, analis memproyeksikan potensi kelanjutan kenaikan bagi IHSG. Kepala Riset Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, dalam kajiannya di Jakarta, menyatakan bahwa IHSG diperkirakan berpeluang melanjutkan penguatan untuk menguji level psikologis 8.300. Meskipun demikian, investor tetap diimbau untuk mewaspadai potensi pullback jangka pendek akibat aksi ambil untung atau profit taking menjelang akhir pekan, sebuah dinamika yang lazim terjadi di pasar.

Sentimen positif dari dalam negeri utamanya datang dari rencana strategis Danantara Indonesia. Perusahaan ini berencana membentuk entitas pengelola aset baru melalui penggabungan anak usaha BBRI, BMRI, dan BBNI yang bergerak di bidang manajemen aset. Jika rencana korporasi ini terwujud, penggabungan tersebut diperkirakan akan memiliki dana kelolaan yang sangat substansial, mencapai sekitar 8 miliar dolar AS. Aksi korporasi berskala besar ini diperkirakan rampung pada kuartal I-2026, meskipun hingga kini prosesnya masih dalam tahap pembahasan awal dan belum mencapai keputusan final.

Selain sentimen korporasi, data ekonomi makro Indonesia juga turut menjadi penopang utama. Bank Indonesia (BI) melaporkan pertumbuhan kredit perbankan yang kokoh sebesar 7,70 persen year on year (yoy) pada September 2025, meningkat dari 7,56 persen pada Agustus. Pertumbuhan ini secara spesifik didorong oleh kenaikan signifikan pada kredit investasi sebesar 15,18 persen (yoy), serta diikuti oleh peningkatan kredit modal kerja sebesar 3,37 persen (yoy) dan kredit konsumsi sebesar 7,42 persen (yoy). Angka-angka ini mencerminkan aktivitas ekonomi domestik yang aktif dan ekspansif.

Selaras dengan pertumbuhan kredit, uang beredar dalam arti luas (M2) juga menunjukkan tren kenaikan yang positif. Pada September 2025, M2 tumbuh 8 persen (yoy) mencapai Rp 9.771,3 triliun, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Agustus 2025 yang sebesar 7,6 persen (yoy). Stabilitas kebijakan moneter juga terlihat dari hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 21–22 Oktober 2025, yang memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate di level 4,75 persen, dengan deposit facility sebesar 3,75 persen dan lending facility sebesar 5,50 persen, memberikan kepastian bagi pasar.

Di sisi lain, pasar global juga menampilkan sejumlah data yang dinantikan investor. Dari mancanegara, perhatian tertuju pada rilis data retail sales Inggris untuk September yang diperkirakan turun 0,2 persen month to month (mtm) setelah tumbuh 0,5 persen (mtm) pada Agustus. Sementara itu, Jerman akan merilis HCOB Manufacturing PMI Flash Oktober 2025 yang diproyeksikan stabil di level 49,5. Dari Amerika Serikat, investor menantikan publikasi data inflasi September 2025, data S&P Global Composite PMI Flash Oktober 2025, serta Michigan Consumer Sentiment Index final Oktober 2025.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG dibuka menguat dan berhasil mempertahankan posisinya di zona hijau hingga penutupan sesi pertama, dan terus kokoh di wilayah positif hingga akhir perdagangan. Kinerja pasar yang tangguh ini juga tercermin dari Indeks Sektoral IDX-IC, di mana seluruh sebelas sektor mengalami penguatan. Sektor properti menjadi pemimpin dengan kenaikan impresif 3,70 persen, disusul oleh sektor transportasi dan logistik yang menguat 2,13 persen, serta sektor barang konsumsi primer yang naik 2 persen, menunjukkan penguatan yang merata di berbagai lini ekonomi.

Dalam daftar saham-saham yang mengalami penguatan terbesar hari ini, nama-nama seperti CITY, ZATA, CLAY, FAST, dan TEBE menonjol. Sebaliknya, saham-saham yang melemah paling dalam yaitu DWGL, WAPO, SSTM, AKSI, dan STAA. Aktivitas perdagangan saham tercatat sangat tinggi dengan sebanyak 2.400.872 kali transaksi, melibatkan volume 31,26 miliar lembar saham senilai Rp 21,02 triliun. Secara keseluruhan, 405 saham menguat, 254 saham melemah, dan 152 saham stagnan, mencerminkan dinamika pasar yang aktif.

Apabila dibandingkan dengan bursa saham di Asia sore ini, pergerakan cenderung variatif. Indeks Nikkei melemah 640,79 poin atau 1,30 persen ke 48.667,00, sementara indeks Shanghai berhasil menguat 8,65 poin atau 0,22 persen ke 3.922,41. Indeks Hang Seng juga menunjukkan kinerja positif dengan kenaikan 186,21 poin atau 0,72 persen ke 25.967,98, dan indeks Straits Times menguat 18,99 poin atau 0,43 persen ke 4.412,91. Kondisi beragam ini menyoroti posisi IHSG yang mampu tampil solid di tengah sentimen regional yang bercampur.

Ringkasan

Pada Kamis, 23 Oktober 2025, IHSG ditutup menguat signifikan sebesar 1,49% atau 121,80 poin, mencapai level 8.274,35. Kenaikan ini didorong oleh sentimen positif dari dalam negeri, termasuk rencana penggabungan anak usaha BBRI, BMRI, dan BBNI di bidang manajemen aset, serta data ekonomi makro yang solid, seperti pertumbuhan kredit perbankan sebesar 7,70% (yoy) pada September 2025.

Analis memproyeksikan potensi kelanjutan kenaikan IHSG untuk menguji level psikologis 8.300. Investor diimbau untuk mewaspadai potensi pullback jangka pendek akibat aksi ambil untung menjelang akhir pekan. Secara keseluruhan, kinerja pasar saham hari ini sangat aktif dengan mayoritas saham mengalami penguatan, dan mencerminkan dinamika pasar yang positif di tengah pergerakan bursa saham Asia yang variatif.