Prediksi Rupiah 29 Oktober 2025: Sentimen Pasar & Arah Pergerakan

Ifonti.com JAKARTA – Nilai tukar rupiah menunjukkan penguatan signifikan hari ini, menorehkan kinerja positif seiring dengan pelemahan dolar Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data terkini dari Bloomberg pada Selasa (28/10), rupiah berhasil ditutup menguat sebesar 0,08%, mencapai level Rp 16.608 per dolar AS. Angka ini menandai peningkatan dari posisi perdagangan sebelumnya, menggambarkan sentimen positif di pasar.

Penguatan rupiah juga tercermin dari kurs Jisdor Bank Indonesia (BI). Data BI menunjukkan rupiah mengakhiri perdagangan di level Rp 16.622 per dolar AS, menguat tipis 0,03% dibandingkan perdagangan kemarin.

Mengulas lebih dalam, Pengamat Mata Uang, Ibrahim Assuaibi, menyoroti bahwa kenaikan nilai rupiah ini didukung kuat oleh meningkatnya keyakinan pasar. Para pelaku pasar sangat percaya bahwa Federal Reserve (The Fed) akan segera melakukan pemangkasan suku bunga acuan, setidaknya sebesar 25 basis poin.

Ibrahim menjelaskan dalam keterangannya pada Selasa (28/10), “Spekulasi mengenai potensi penurunan suku bunga ini semakin kuat setelah dirilisnya data inflasi konsumen yang melemah dari minggu lalu, yang mengindikasikan bahwa laju inflasi sedikit melambat pada bulan September.”

Untuk proyeksi perdagangan hari Rabu (29/10) mendatang, Ibrahim mencermati bahwa pergerakan mata uang Garuda masih akan sangat dipengaruhi oleh ekspektasi pasar terkait kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Pertemuan penting antara Presiden Donald Trump dan Xi Jinping yang dijadwalkan pada hari Kamis di Korea Selatan menjadi fokus utama.

Selain itu, rupiah juga berpotensi menghadapi gejolak dari ketidakpastian yang lebih luas mengenai kondisi ekonomi AS di masa depan. Faktor-faktor seperti mendinginnya pasar tenaga kerja dan penutupan pemerintah yang sedang berlangsung dapat turut memengaruhi dinamika nilai tukar.

Menimbang berbagai faktor tersebut, Ibrahim memprediksi bahwa pada Rabu (29/10), rupiah berpeluang ditutup melemah. Ia memperkirakan pergerakan rupiah akan berada dalam rentang Rp 16.600 hingga Rp 16.630 per dolar AS.

Ringkasan

Nilai tukar rupiah mengalami penguatan signifikan terhadap dolar AS, didorong oleh sentimen positif pasar dan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Data Bloomberg dan kurs Jisdor BI menunjukkan penguatan rupiah pada tanggal 28 Oktober. Keyakinan pasar terhadap penurunan suku bunga The Fed menjadi faktor utama pendorong penguatan ini.

Untuk perdagangan 29 Oktober, pergerakan rupiah diprediksi akan dipengaruhi oleh ekspektasi kesepakatan dagang AS-Tiongkok serta ketidakpastian ekonomi AS. Pertemuan antara Presiden Trump dan Xi Jinping menjadi fokus utama. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, rupiah diperkirakan akan ditutup melemah dengan rentang pergerakan antara Rp 16.600 hingga Rp 16.630 per dolar AS.