
Ifonti.com JAKARTA. Bursa saham Amerika Serikat (AS) berhasil ditutup menguat pada perdagangan Jumat (31/10/2025). Kenaikan ini terutama didorong oleh lonjakan saham raksasa ritel daring, Amazon, setelah perusahaan tersebut merilis proyeksi penjualan yang jauh melampaui ekspektasi pasar. Kendati demikian, euforia pasar sedikit tertahan oleh kekhawatiran yang berkembang bahwa bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), akan menunjukkan sikap yang lebih berhati-hati dalam memutuskan pemangkasan suku bunga.
Pada penutupan perdagangan, indeks Dow Jones Industrial Average naik 40,75 poin atau 0,09% menjadi 47.562,87. Sementara itu, S&P 500 menguat 17,86 poin atau 0,26% ke level 6.840,20, dan Nasdaq Composite melesat 143,81 poin atau 0,61% mencapai 23.724,96. Ketiga indeks utama Wall Street tersebut secara kompak mencatatkan penguatan mingguan, sekaligus memperpanjang tren kenaikan bulanan terpanjang mereka dalam beberapa tahun terakhir.
Wall Street Menguat, Terangkat Proyeksi Kinerja Apple dan Amazon yang Optimistis
Secara bulanan, S&P 500 menunjukkan kinerja impresif dengan kenaikan 2,27% pada Oktober, memperpanjang reli positifnya selama enam bulan berturut-turut—sebuah pencapaian terpanjang sejak Agustus 2021. Tak kalah menawan, Nasdaq melonjak 4,7% pada bulan yang sama, melanjutkan tren penguatan selama tujuh bulan, sedangkan Dow Jones turut naik 2,5% untuk bulan keenam beruntun. Performa kuat ini menggarisbawahi optimisme investor di tengah berbagai dinamika pasar.
Sepanjang pekan ini, S&P 500 berhasil naik 0,7%, Nasdaq menguat signifikan 2,24%, dan Dow Jones bertambah 0,75%. Kinerja perusahaan juga menjadi sorotan utama, di mana dari 315 perusahaan dalam indeks S&P 500 yang telah melaporkan kinerja kuartal III, sebanyak 83,2% di antaranya melampaui perkiraan analis, angka yang jauh di atas rata-rata historis sekitar 67%. Angka ini mencerminkan resiliensi korporat yang kuat.
Saham Amazon menjadi bintang utama perdagangan, melonjak 9,6% dan menembus rekor tertinggi baru setelah memproyeksikan penjualan kuartal keempat yang optimistis, jauh di atas perkiraan analis. Lonjakan tajam ini turut mendorong sektor consumer discretionary naik 4%, mencatat lonjakan harian terbesar sejak Mei. Antusiasme investor terhadap prospek Amazon jelas terlihat dari pergerakan harga sahamnya.
Namun, tidak semua raksasa teknologi merasakan hal yang sama. Saham Apple justru turun 0,4% meskipun memprediksi penjualan iPhone pada kuartal liburan akan melampaui ekspektasi pasar. Optimisme tersebut sayangnya teredam oleh peringatan CEO Tim Cook mengenai potensi gangguan pasokan, yang memicu kehati-hatian di kalangan investor terhadap prospek Apple.
Wall Street Tergelincir Kamis (30/10): Saham Meta & Microsoft Anjlok, The Fed Hawkish
Dari sisi kebijakan moneter, pernyataan sejumlah pejabat The Fed kembali menekan harapan pelaku pasar terhadap pemangkasan suku bunga. Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic dengan tegas menyatakan bahwa pemotongan suku bunga pada Desember belum menjadi keputusan pasti. Senada, Presiden The Fed Cleveland Beth Hammack mengaku menolak keputusan pemangkasan suku bunga karena tingkat inflasi yang masih tinggi, mengindikasikan sikap hawkish dari bank sentral.
Data terbaru dari CME Group FedWatch semakin memperkuat sinyal kehati-hatian The Fed. Probabilitas pemangkasan suku bunga pada Desember tercatat menurun menjadi 65%, dari sebelumnya 72,8% sehari sebelumnya dan bahkan 91,7% sepekan lalu. Penurunan probabilitas ini mencerminkan perubahan sentimen pasar yang mulai menyesuaikan diri dengan retorika pejabat The Fed.
“Pola hari ini mirip dengan kemarin: laporan laba lebih baik dari perkiraan, tetapi diimbangi komentar hawkish dari The Fed,” ujar James Ragan, Co-CIO D.A. Davidson, menggambarkan dilema pasar saat ini. Sementara itu, manajer portofolio Jake Seltz dari Allspring menilai investor terlalu cepat berharap terhadap penurunan suku bunga, menunjukkan perlunya ekspektasi yang lebih realistis.
Sektor ritel bahan makanan bergerak melemah di tengah kekhawatiran penurunan penjualan pada November, terutama jika bantuan pangan federal (SNAP) terganggu akibat potensi penutupan pemerintahan. Meskipun dua hakim federal telah memerintahkan agar pemerintah tetap menyalurkan dana darurat untuk program tersebut, saham Kroger turun 2,8%, Conagra Brands turun 1,3%, dan Walmart melemah 1%, mencerminkan sensitivitas pasar terhadap isu-isu kebijakan.
Wall Street Melemah Pasca Laporan Laba Emiten Teknologi Beragam dan Komentar The Fed
Keterbatasan data ekonomi akibat penutupan pemerintahan membuat pelaku pasar lebih fokus pada laporan laba emiten sebagai indikator utama. “Pemerintah tidak memberi data yang biasa kami andalkan, jadi kini investor menjadikan kinerja perusahaan sebagai panduan arah ekonomi,” ujar Kim Forrest, CIO Bokeh Capital, menyoroti peran sentral laporan keuangan korporat dalam pengambilan keputusan investasi.
Di antara pergerakan saham lainnya, Warner Bros Discovery melonjak 8,7% setelah laporan Reuters menyebut Netflix tengah mempertimbangkan akuisisi bisnis studio dan layanan streaming perusahaan tersebut. Tak ketinggalan, Netflix sendiri naik 2,7% usai mengumumkan rencana stock split 10 banding 1, sebuah langkah yang seringkali meningkatkan likuiditas dan daya tarik saham bagi investor.
Selain itu, Western Digital melesat 8,7% setelah memproyeksikan laba di atas ekspektasi pasar, menandakan prospek positif bagi perusahaan penyimpanan data ini. Sementara itu, First Solar terbang 14,3% usai melaporkan penjualan kuartal III yang melampaui prediksi, menunjukkan kinerja kuat di sektor energi terbarukan yang semakin diminati.
Wall Street Naik Dekati Rekor, Didukung Valuasi Nvidia dan Pemangkasan Bunga The Fed
Secara keseluruhan, saham yang menguat di bursa New York lebih banyak dibandingkan yang melemah, dengan rasio 1,28 banding 1, mengindikasikan sentimen positif yang cukup merata. Di Nasdaq, rasio saham naik dan turun tercatat 1,42 banding 1, menunjukkan dominasi saham-saham yang mencatatkan penguatan. Volume perdagangan di bursa AS mencapai 21,03 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata 20 hari terakhir yang sebesar 21,13 miliar saham.